serberita: Wisata dan Kuliner
Showing posts with label Wisata dan Kuliner. Show all posts
Showing posts with label Wisata dan Kuliner. Show all posts

Monday

Caldera Lembur Festival Wisata yang Nyaman dan Ramah untuk Keluarga

Anak-anak berwisata sambil belajar di Caldera Lembur Festival, Sukabumi. (Foto: Fauzan)

wartaindustri.id | SUKABUMI -
Untuk warga Sukabumi dan sekitarnya tidak usah jauh-jauh liburan.  Cikup ke Caldera Indonesia Sukabumi, banyak wahana baru dan memiliki wisata yang cocok dikunjungi keluarga, terutama yang membawa anak.

 

Di sana, ada wisata yang ramah anak serta menawarkan edukasi sampai pemandangan alam, sehingga anak-anak dapat bermain, belajar, dan mencoba hal-hal baru.

 

Di antaranya bersepeda, becak anak, target shooting, flying fox, short rafting, melukis, put-put golf, panahan, dan penyewaan hammock.

 

Kemudian bagi yang mau dan suka selfi, disediakan beberap spot selfi seperti sarang burung, spot selfi rakit, dan spot selfi jaring laba-laba.

 

Tiketnya terbilang murah, hanya Rp5 ribu. Bahkan yang termahal pun hanya Rp25 ribu.

 

Pengelola Wisata Caldera Indonesia, Thamrin Hidayat, mengatakan sengaja Caldera Indonesia mengadakan Caldera Lembur Festival  yang cocok  untuk keluarga dengan berbagai wahana bermain dan spot selfi murah.

 

“Tapi tetap menjaga kualitas. Pada musim liburan pun kualitasnya sama seperti hari-hari biasa,” katanya, saat ditemui wartaindustri.id di Kampung Lebakwangi, Desa Cijambe, Kecamatan Cikidang,  Kabupaten Sukabumi,  Minggu (16/5/2021).

 

Selain itu, tuturnya, pengunjung dimanjakan dengan panganan kuliner beragam cita rasa dengan harga yang cukup murah tapi tidak murahan.

 

Ia berharap dengan hadirnya Cadera Lembur Festival, menjadi jawaban masyarakat Cikidang pada khususnya dan masyarakat Sukabumi pada umumnya, agar tak perlu lagi jauh-jauh berlibur keluar Provinsi.

 

“Karena semuanya telah tersedia di sini. Dekat, aman, nyaman, dan terjangkau dengan harga yang ekonomis. Yang tak kalah pentingnya adalah ramah bagi keluarga, pungkasnya. (fauzan)

Penutupan Lokasi Wisata di Pandeglang Menuai Protes

Pedagang di kawasan wisata Pantai Carita Pandeglang protes. (Foto: Ayom)

wartaindustri.id | PANDEGLANG
Penutupan lokasi wisata di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten menuai protes penggiat wisata dan pedagang di sekitar lokasi wisata tersebut. Termasuk di kawasan wisata Pantai Carita, Pandeglang, Minggu (16/5/2021).

 

Penutupan kawasan wisata tersebut berdasarkan Instruksi Gubernur Banten yang tertuang dalam surat Nomor: 556/901/-DISPAR/2021 Tentang Penutupan Sementara Destinasi Wisata Dampak Libur Hari Raya Idul Fitri Tahun 2021 di Provinsi Banten.

 

Penutupan tersebut guna menghindari lonjakan Covid-19 seusai libur Lebaran klaster pariwisata,  terhitung mulai tanggal 15 Mei 2021 sampai 30 Mei 2021.

 

Namun di beberapa kawasan wisata seperti Pantai Carita Pandeglang, masyarakat tidak menerima instruksi penutupan kawasan wisata tersebut.

 

Mereka menganggap penutupan tempat wisata itu sangat merugikan masyarakat sekitar kawasan wisata. Pasalnya masa liburan seperti libur Hari Raya Lebaran menjadi saat para pedagang marema, yang akan berimbas pada perekonomian masyarakat sekitar.

 

"Libur seperti libur Hari Raya Idul Fitri ini biasanya menjadi ladang perekonomian bagi masyarakat yang berada di wilayah wisata Pantai Carita ini,” kata salah seorang penggiat pariwisata di kawasan Pantai Carita, Agus.

 

Menurutnya, selain dapat menghidupkan ekonomi warga dengan berjualan, juga berharap agar wisatawan terbiasa kembali liburan di pantai setelah beberapa tahun yang lalu kawasan pantai ini dihantam tsunami.

 

Agus menambahkan, pemerintah harus memikirkan kembali dampak penutupan tersebut bagi  masyarakat, khususnya masalah perekonomiannya.

 

“Jangan lupa, pendapatan asli daerah (PAD) Pandeglang juga banyak disumbang dari sektor pariwisata,” tambah Agus. (Ayom)

Sunday

Mulai Besok Tempat Wisata di Purwakarta Ditutup

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika dan rombongan saat memantau salah satu tempat wisata di Purwakarta. (Foto: Hms)

wartaindustri.id | PURWAKARTA -
Hari ini tempat-tempat wisata di Kabupaten Purwakarta merupakan hari terakhir dibuka pasca-Lebaran.  Pasalnya,  mulai besok, dari 17 Mei sampai 22 Mei 2021 seluruh tempat wisata akan ditutup sementara, dan akan dibuka lagi pada tanggal 23 Mei 2021.

 

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, mengatakan itu saat memantau beberapa tempat wisata  bersama Kapolres Purwakarta, Dandim 0619 Purwakarta, dan rombongan Gugus Tugas Covid-19 Purwakarta, Minggu (16/05/2021).

 

"Hari ini merupakan hari terakhir tempat-tempat wisata di Purwakarta buka pasca-Lebaran. Karena mulai besok tanggal 17 Mei sampai 22 Mei 2021 seluruh tempat wisata akan ditutup dan akan buka lagi pada tanggal 23 Mei 2021," katanya, selepas meninjau beberapa tempat wisata di Wanayasa.

 

Menurutnya, hari ini (Minggu – red) terlihat ada peningkatan jumlah wisatawan dari hari sebelumnya. Oleh karenanya, untuk menyiasati penumpukan pengunjung, pihaknya membuat sistem buka tutup bagi pengunjung di semua tempat wisata.

 

Bupati yang akrab disapa Ambu Anne ini, mengucapkan  terima kasih kepada semua pengelola tempat wisata yang telah menerapkan protokol kesehatan di tempatnya masing-masing.

 

Semoga ikhtiar ini bisa menjadi kebaikan untuk kita semua, terutama agar kita terhindar dari penyebaran Covid-19,” pungkasnya.

(Warin 02)

Saturday

Hari Ketiga Lebaran, Wanayasa Kembali Macet Sejak Siang

Awal kemacetan di Wanayasa pk. 14.00 WIB, baru macet searah dari Timur ke Barat. (Foto: W-03)

wartaindustri.id | PURWAKARTA –
Hari ketiga Lebaran, Sabtu (15/5/2021) Jalan Wanayasa kembali macet oleh kendaraan yang pulang piknik dari daerah Subang dan Bandung.


Jalan Wanayasa yang menghubungkan Pasar Rebo di Kabupaten Purwakarta dengan Sagalaherang dan Jalancagak di Kabupaten Subang tersebut, selama ini menjadi jalan "liliwatan" untuk para wisatawan yang akan piknik ke Ciater (Subang), Tangkubanparahu, Lembang (Bandung Barat), dan sekitarnya.

 

Kebanyakan para wisatawan lokal yang berasal dari Purwakarta, Karawang, Bekasi dan sekitarnya.

 

“Saya dari Cikarang, Kang,” kata Firmansyah, yang sedang beristirahat di trotoar area Situ Wanayasa.

 

Ia bersama dengan teman-temannya akan piknik ke Ciater berombongan dengan menggunakan sepeda motor.

 

Sejak subuh sudah banyak kendaraan yang melaju ke arah Subang. Tidak membuat kemacetan, karena mereka tidak berjalan beriringan. Jika pun ada, itu kebanyakan rombongan sepeda motor.

 

Sebagian dari mereka, beristirahat di Situ Wanayasa dan Alun-alun Wanayasa. Sehingga sejak pagi, kedua tempat tersebut tampak ramai.

 

Barulah pada siang hari, saat pulang piknik, mereka pulang hampir bersamaan. Itulah yang menyebabkan kemacetan di Jalan Wanayasa.

 

Pada hari ini (Sabtu – red) kemacetan dimulai sejak pukul 14.00 WIB. Lebih awal dari sehari sebelumnya (Jumat), yang dimulai pukul 15.00 WIB.

 

Awalnya, mobil tersendat dari Situ Wanayasa sampai Desa Babakan, sekitar dua kilometer. Namun titik kemacaten bertambah di daerah Galian, karena sebagian kendaraan dari arah Subang menggunakan jalan alternatif lewat Kampung Gandasoli, yang pintu keluarnya di Galian.

 

Sampai pukul 16.00 WIB kemacetan terjadi di dua arah, yang sebelumnya hanya dari arah Subang. Kini kemacetan juga terjadi dari arah sebaliknya.  Hanya tidak separah yang dari arah Subang.

 

Diperkirakan kemacetan akan berlangsung sampai selepas Isa, lebih lama dari kemarin yang berlangsung sampai selepas Magrib.

 

Diperkirakan, kemacetan serupa akan terjadi pada hari Minggu besok.

 

“Ini mah belum seberapa, Kang. Kemungkinan besok mah lebih dari ini, hari Minggu atuh. Biasana ge kitu,” kata Edi, pedagang yang biasa mangkal di Alun-alun Wanayasa. (warin 03) 

Thursday

Wisata Industri Karawang Bisa Berkembang, Syaiful Huda: “Asal Ada Inisiatif dan Terobosan Pemda”

Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda. (Foto: MDS)

wartaindustri.id| KARAWANG –
Agar wisata industri di Kabupaten Karawang bisa berkembang, perlu ada inisiatif dan terobosan-terobosan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang.


Demikian dikatakan Ketua Komisi X DPR RI, H. Syaifu Huda,  dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di  Hotel Mercure, Rabu (29/4/2021).


Karawang memiliki kawasan industri yang sangat besar, dan ini sangat potensial untuk dijadikan sebuah wisata industri. Untuk mewujudkan itu, perlu ada inisiatif dan terobosan-terobosan dari pemerintah daerah,” katanya.


Tambah Syaiful Huda, tidak mudah untuk mewujudkan konsep itu.  Kuncinya adalah inisiatif pemerintah daerah berkolaborasi dengan industri.


“Yang bisa dikembangkan apa saja sesuai dengan basis industri yang ada, tidak harus setiap hari tapi bisa seminggu sekali dibuka, hingga akhirnya anak-anak atau masyarakat umum mengetahui keberadaan wisata industrinya,” ucap Huda.


Menurutnya,  di negara-negara yang memiliki industri-industri besar oleh pemerintah dimanfaatkan menjadi wisata edukasi.


“Di negara-negara lain ketika ada korporasi besar, kawasan industri besar, di situ sekaligus ada wisata edukasi. Masyarakat bisa tahu persis, yang selama ini susah akses, jadinya masyarakat bisa belajar banyak di situ,” katanya lagi.


Dikatakan Huda, untuk mewujudkan itu semua butuh langkah-langkah inisiatif dan terobosan. Meskipun tidak gampang, tetapi dia meyakini bahwa Pemkab Karawang bisa.


Memang tidak mudah, lanjutnya, untuk mewujudkan itu membutuhkan kesabaran dan ketelatenan merangkai satu-satu jejarang baru.


“Tetapi saya meyakini karena ini menggunakan institusi pemerintah dalam hal ini Pemda, mestinya seluruh elemen, entitas yang ada di Karawang tunduk dengan apa yang menjadi bagian dari pengembangan Pemerintah Daerah,” tuturnya.


Politisi PKB dari Dapil Karawang, Purwakarta, dan Kabupaten Bekasi ini, meyakini bila konsep itu bisa terwujud,  akan menjadi  wahana ekonomi kreatif  bagi masyarakat Kabupaten Karawang. (MDS/Warin)

Friday

Wagub Jabar Resmikan Karedok sebagai Desa Wisata


wartaindustri.id SUMEDANG -
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meresmikan Desa Karedok, Kecataman Jatigede, Kabupaten Sumedang sebagai Desa Wisata, Kamis (8/4/2021).

 

"Pemda Provinsi Jabar berusaha meningkatkan ekonomi secara merata. Setiap daerah harus ada progres, antara lain dengan desa wisata," kata Pak Uu --sapaan Wagub Jabar.

 

Desa Karedok menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Salah satunya adalah upacara-upacara adat yang bisa memikat wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Mulai dari Ngabeungket, Tutup Buku Guar Bumi, sampai Mapag Sri.

 

Selain itu, Desa Karedok memiliki cerita rakyat yang dapat memikat wisatawan untuk berkunjung, yakni menyajikan kuliner karedok, mulai dari karedok leunca, karedok terong, sampai karedok kacang panjang.

 

 Menurut Pak Uu, Desa Karedok pun memiliki homestay yang nyaman buat wisatawan. Dengan begitu, ia optimistis wisatawan akan betah tinggal di Desa Karedok.

 

"Ada homestay, rumah-rumah dipakai istirahat wisatawan. Sehingga wisatawan betah datang ke situ, terutama wisatawan keluarga," ucapnya.

 

Pak Uu pun menuturkan, desa-desa di Jabar memiliki potensi wisata yang besar. Pemandangan indah dan kekayaan budaya menjadi salah satu daya tarik desa-desa di Jabar.

 

Oleh karena itu, kata Pak Uu, Pemda Provinsi Jabar menargetkan setiap kabupaten/kota di Jabar memiliki 10 desa wisata.

 

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga (Disparbudpora) Kabupaten Sumedang Hari Tri Santosa, menyebut pembentukan desa wisata merupakan implementasi pembangunan yang dilakukan lewat pendekatan bottom up.

 

Hari pun meminta Pemda Provinsi Jabar untuk meningkatkan dan memperbaiki aspek 3A, yakni

aksesibilitas, amenitas, dan atraksi (aspek 3A), di Desa Wisata Karedok.

 

"Ada kerajinan tangan dari bambu, batok kelapa, belum lagi kuliner, hingga atraksi kesenian adat yang dapat ditampilkan," ucap Hari.

 

Kepala Desa Karedok Intab Wikarya Putra berharap dengan peresmian tersebut, kesejahteraan dan perekonomian di desanya akan meningkat.

 

"Dengan adanya pembangunan desa wisata, ini adalah pemanfaatan potensi yang ada," katanya.

 

"Dengan semangat tinggi kerja keras, kuat, dan kerja ikhlas, tetap bersemangat warga Desa Karedok swadaya untuk membentuk desa wisata dan desa mandiri," imbuhnya. ((Hms Jbr/Warin)

Empat Daerah di Jabar yang Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan

Pantai Karapyak di Kabupaten Pangandaran. (Foto: Net)

wartaindustri.id | BANDUNG –
Ada empat daerah di Jawa Barat (Jabar) yang paling banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.


Keempat daerah itu adalah Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan Kabupaten Garut.


Hal itu berdasarkan data yang dirilis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jabar, seperti yang dilansir Antara, Jumat (2/4/2021).


Lebih lanjut Disparbud mengungkapkan, total ada 35.609.459 wisatawan yang telah berwisata ke berbagai objek wisata di Jabar sepanjang tahun 2020.


"Provinsi Jawa Barat kaya akan potensi wisata yang tersebar di 27 kota dan kabupaten. Pariwisata juga diharapkan menjadi tumpuan bangkitnya perekonomian di Jabar yang sempat anjlok akibat pandemi Covid-19," kata Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik.


Berikut empat daerah di Jabar yang menjadi tujuan favorit para wisatawan.


Pertama, Kabupaten Pangandaran. Kabupaten Pangandaran menjadi tujuan favorit para pelancong yang ingin menikmati keindahan pantai dan wisata alam lainnya.


Berdasarkan catatan Disparbud Jabar ada 3.939.992 wisatawan yang datang selama tahun 2020 lalu.


Adapun sejumlah objek wisata paling banyak dikunjungi yakni, Pantai Karapyak, Pantai Pangandaran, Pantai Batu Hiu, Citumang Bodyrafting, Cukang Taneuh dan Green Canyon.


Yang kedua ialah Kabupaten Bandung Barat. Wilayah yang terletak di utara Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah paling banyak dikunjungi wisatawan selama 2020.


Disparbud Jabar mencatat ada 3.440.529 wisatawan baik domestik atau mancanegara.


Sejumlah objek wisata yang sering dikunjungi dan diunggah lewat media sosial antara lain, Maribaya Natural Hotspring, The Lodge Maribaya, Dago Dream Park, Farm House, Floating Market dan The Great Asia Afrika.


Yang ketiga Kota Bandung. Kota Bandung ialah Ibu kota Jabar yang sudah dikenal sebagai salah satu daerah favorit wisatawan.


Lokasinya yang strategis memberi kemudahan bagi wisatawan yang ingin sekadar menikmati kuliner khas Kota Kembang, berbelanja, atau sebagai daerah transit menuju objek wisata.


Disparbud Jabar mencatat, Kota Bandung jadi daerah yang dikunjungi 2.431.290 wisatawan pada tahun lalu.


Yang terakhir ialah Kabupaten Garut. Daerah yang berjarak sekitar 50 kilometer dari pusat Kota Bandung, Kabupaten Garut jadi salah satu daerah yang punya daya tarik bagi wisatawan.


Adapun daerah yang dikenal dengan camilan dodol ini punya variasi objek wisata yang beragam. Dari mulai area pegunungan hingga pesisir pantai yang eksotik.


Sepanjang tahun 2020, Kabupaten Garut telah dikunjungi oleh 1.907.007 wisatawan domestik dan mancanegara.


Sejumlah destinasi wisata yang terfavorit antara lain, Kawasan Wisata Cipanas, Kawah Darajat, Pantai Santolo, Pantai Rancabuaya, dan Situ Bagendit. (ant/warin 03)

Monday

Kisah Carita, Pantai, Kulon Bestari dan Sampah

Bersih-bersih sampah di Pantai Sukajadi, Carita, Pandeglang. (Foto: Ist.)

Penulis: Hanifah Istiqomah


Sukajadi merupakan desa yang letaknya cukup strategis. Memiliki garis pantai sepanjang 2,73 km menjadikan desa ini sebagai desa wisata. Namun hal tersebut membuat desa yang berada di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang ini, menjadi desa dengan lingkungan rentan tercemar sampah.

 

Sampah rumah tangga mendominasi desa ini, karena belum adanya Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) dan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA). Selain itu banyaknya jumlah wisatawan menambah jumlah asupan sampah di desa ini.



Hanifah (kanan) sedang mengedukasi warga. (Foto: Ist.)

Banyaknya warga yang membuang sampah pada aliran sungai membuat sampah banyak terkumpul di muara laut. Kemudian bertemu dengan sampah wisatawan dan sampah laut lainnya, membuat jumlah sampah di desa ini cukup banyak.

 

Banyaknya sampah di desa tersebut membuat teman-teman Komunitas Kulon Bestari melakukan beberapa gerakan sejak bulan Januari 2021. Di antaranya Beach Clean Up, Edukasi Sekolah, Edukasi Warga (Door to Door dan Workshop) dan kegiatan lainnya. Pelaksanaan Beach Clean Up, dilakukan setiap bulan.

 

Dari data yang terkumpul terlihat  bahwa sampah yang mendominasi pada sekitaran pantai adalah 60% yakni sampah popok dan pembalut, selanjutnya adalah sampah plastik sekali pakai sebanyak 30%, dan 10%  adalah gabungan sampah lainnya.

 

Kegiatan dilakukan dengan melibatkan beberapa gabungan komunitas Kulon Bestari, KOMPAK (Kelompok Konservasi Masyarakat Pegiat Lingkungan), MAB  (Mata Air Banten), dan beberapa siswa dari SMA setempat.

 

Edukasi sekolah atau dikenal dengan BERTAUT sudah dilakukan sebanyak tiga kali. Dilakukan per setiap bulan, sampai saat ini sudah di BERTAUT 3.0 dengan jumlah total siswa yang teredukasi sebanyak 201 siswa.

 

Selain edukasi sekolah dilakukan pula edukasi kepada warga setempat. Edukasi warga terbagi dua, Door to Door dan Workshop. Total warga yang sudah teredukasi 100 warga di Dusun Pagedongan dan Dusun Kasepen.

 

Edukasi yang diberikan lebih dititik beratkan pada “menghindari pembuangan sampah di aliran air” dan “pengurangan sampah plastik”.

 

Gabungan komunitas yang perduli kebersihan Pantai Sukajadi.

Kulon Bestari bersama KOMPAK dan Komunitas Rehabilitasi Pandeglang menyelenggarakan Workshop di Dusun Pagedongan  dengan tema pengelolaan sampah secara berkelanjutan pada Jum’at (26/3/2021).

 

Pembicara pertama dari perwakilan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Banten, Lukmanulhakim.

 

Dia menanggapi permasalahan sampah Desa Sukajadi serta menyampaikan tindak lanjut dan arahan kepada peserta untuk tetap konsisten menjaga lingkungan. Disampaikan juga sedikit bagaimana cara pembentukan Bank Sampah yang dapat dikelola secara mandiri oleh pemuda setempat.

 

Pembicara selanjutnya rekan dari Komunitas Rehabilitasi Pandeglang, Fikri Al Jufri. Fikri  merupakan penggagas dan ketua komunitas tersebut, menjelaskan bagaimana mereka mengatasi permasalahan sampah di daerah sekitar mereka.

 

Fikri juga menegaskan berulang-ulang bahwa “Banten bukan menara sampah”. Oleh karenanya sejak 2017 lalu hingga kini Fikri bersama teman-temannya aktif mengatasi sampah dengan membuat ecobrick yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain.

 

“Perlu keseriusan dan keberlanjutan dalam upaya mengatasi permasalahn sampah,” ujar Fikri.


Lanjut fikri, penting dilakukannya kolaborasi yang bersinergi  antara komunitas dan stakeholder yang ada, namun bukan sekadar seremonial semata.

 

Edukasi kepada masyarakat juga harus terus dilakukan agar masyarakat mampu mempersiapkan diri untuk selanjutnya pembentukan TPS (Tempat Pembuangan Sampah), 3R (reduce, reuse dan recyle).

 

“Hal tersebut guna menjadikan masyarakat lebih mandiri dalam mengelola sampah dan menjaga lingkungan, pungkasnya. (Red)


*Hanifah Istiqomah, penulis, tinggal di Pandeglang, Banten.

Saturday

Ambu Anne Jajal Jalur Campaka-Bungursari yang Bakal Jadi Rute Baru Gowes


wartaindustri.id | PURWAKARTA –
Rencananya bakal ada rute baru bersepeda di Purwakarta, terutama buat para pecinta gowes, yakni jalur Campaka-Bungursari.


Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, bersama unsur Forkompinda dan pejabat di lingkungan Pemkab Purwakarta,  menjajal  rute tersebut dengan menggunakan sepeda, Jumat (26/3/2021).


“Tentu saja kualitas jalannya di sepanjang jalur tersebut akal ditingkatkan. Nantinya akan dijadikan rute bagi pesepeda dan diangkat menjadi lokasi pariwisata,” kata Ambu Anne, sapaan karib Bupati Purwakarta, seusai bersepeda menjajal jalur tersebut.


Wilayah Campaka – Bungursari akan menjadi rute baru bersepeda, setelah rute lainnya yakni rute Kecamatan Purwakarta dan jalur Wanayasa - Kiarapedes.  


Menurut Ambu Anne, jalur Campaka – Bungursari panjangnya sekitar 16 kilometer, sangat menarik dan representatif bagi pesepeda atau pecinta  gowes.


Jalur Campaka - Bungursari menyuguhkan pemandangan alam yang indah," imbuhnya.


Namun demikian,  pemerintah daerah masih memiliki pekerjaan rumah (PR) untuk meningkatkan kualitas jalan di jalur tersebut. Dan akan  diupayakan masuk pada Anggaran Perubahan Tahun 2022.


“Hari ini kita sudah uji coba meski beberapa titik harus ada peningkatan jalan dan kita akan usahakan di Anggaran Perubahan Tahun 2022,” ujarnya.

 

Bupati berharap, dengan  ditingkatkannya kualitas jalan di jalur  Campaka - Bungursari, jalur tersebut bisa dimanfaatkan para pecinta sepeda dan menjadi jalur alternatif.

 

"Sehingga pencinta gowes tidak hanya memanfaatkan jalur di perkotaan atau jalur Wanayasa – Kiarapedes," harapnya. (Warin 02)

Friday

Bupati Purwakarta Cek Persiapan Pengelola Bioskop Terapkan Prokes

Ambu Anne mengecek kesiapan bioskop untuk buka.

wartaindustri.id | PURWAKARTA -
Anne Ratna Mustika selaku Ketua Satgas Penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional tingkat Kabupaten Purwakarta mengecek persiapan pengelola bioskop di Sadang Terminal Square (STS) Purwakarta dalam menerapkan protokol kesehatan, Jumat  (12/3/2021).

 

Dalam kesempatan tersebut, Satgas Covid-19 melakukan assessment atau penilaian kaitan dengan permohonan yang diajukan pengelola CGV untuk membuka kembali bioskop.

 

"Memang beberapa bulan yang lalu pihak pengelola CGV sudah mengajukan surat ke Satgas Penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemilihan Ekonomi Nasional Kabupaten Purwakarta kaitan dengan ingin dibukanya kembali atau operasional dari CGV," ujar Ambu Anne, sapaan karib Bupati Purwakarta di STS Purwakarta.

 

Ia dan jajarannya, meninjau langsung persiapan yang dilakukan pihak pengelola Bioskop CGV dalam penerapan prokes Covid-19. Namun demikian, Ambu Anne menyebutkan pengecekan tersebut baru merupakan langkah awal.

 

"Jadi ini baru awal daripada pengecekan masih ada tahap-tahap harus dilalui oleh pihak pengelola," ujarnya.

 

Menurutnya, jika semua prosedur administrasi sudah selesai, kemudian dibangun komitmen penerapan protokol kesehatan Covid-19. Sebelum itu akan dipastikan kembali kesiapan sistem prokes Covid-19 di dalam bioskop CGV STS Purwakarta. Apakah sudah sesuai dengan yang pemerintah harapkan?

 

Bupati juga menyebutkan pro ke di CGV STS Purwakarta sudah sesuai akan diuji selama 14 hari setetah PPKM Mikro tahap ketiga ini berakhir.

 

"Kita akan uji coba selama 14 hari. Kita akan membuat posko terpadu nanti di sini, akan ada jajaran TNI-POLRI dan Satpol-PP yang akan terus mengawasi dalam pelaksanaannya nanti dan tentu jam operasionalnya juga," kata Ambu Anne. (Red)

Ad Placement


Copyright © serberita

Teknologi