Sunday
Thursday
Wisata Pemandian Cikoromoy Dan Batu Qur'an
Friday
Nasi Goreng Cinta
Monday
Destinasi Wisata Religi di Masjid Endan Andansih
Sunday
Sate Maranggi Makanan khas Purwakarta
Wednesday
Bupati Purwakarta Beberkan Potensi Wisata Kabupaten Purwakarta
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika (Foto: Humas)
wartaimdustri.id | PURWAKARTA – Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika,
membeberkan keanekaragaman potensi wisata Kabupaten Purwakarta, yang bisa dioptimalkan
menjadi wisata unggulan
Hal itu
diungkapkan Ambu Anne – sapaan Bupati Purwakarta setlah menjadi salah satu dari sepuluh kepala daerah yang diundang dalam Kolabor-Aksi Pengembangan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang
digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) di Jakarta, Rabu (19/5/2021) .
Potensi tersebut,
menurut mantan Mojang Purwakarta itu, antara Purwakarta memiliki
20 jenis kesenian tradisi, 4 museum digital, 2 desa wisata, pembangunan daerah Purwakarta berkarakter,
makanan tradisional, permainan rakyat, upacara tradisional, situs purbakala,
para pelaku seni, 185 pelaku ekonomi kreatif, dan 63 destinasi wisata.
"Mari bersama-sama berikhtiar dalam membangkitkan
kembali pariwisata dan perekonomian masyarakat, khususnya di Kabupaten
Purwakarta. Tetap semangat para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Saatnya
bangkit dan menang melawan Covid-19," ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Kabupaten Purwakarta mempunyai
destinasi unggulan Pariwisata diantaranya Air Mancur Sri Baduga, empat Diorama Kabupaten Purwakarta, Gunung
Parang, Graha Tirta Jatiluhur
dan Ujung Aspal Pasir Langlang Panyawangan.
"Purwakarta mempunyai prinsip pembangunan
kepariwisataan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan fisik, sosial dan
budaya masyarakat serta pembangunan kepariwisataan yang terintegrasi harus
sinergis dengan pembangunan daerah dan wilayah yang lebih luas baik
kepariwisataan jawa barat maupun secara nasional," tuturnya.
Menpanrekraf/Baparekraf mengundang sepuluh kepala daerah
untuk mendengar berbagai program serta kendala yang dihadapi di wilayah masing-masing
dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Kepala daerah yang diundang diantaranya Bupati Purwakarta,
Bupati Lampung Barat, Walikota Bandar Lampung, Bupati Sukabumi, Bupati Subang,
Walikota Dumai, Bupati Blora, Bupati Aceh Selatan, Walikota Bekasi dan Walikota
Bandung.
Tujuan pertemuan ini untuk memperkuat kolaboraksi, bahwa
audinesi adalah bagian dari tradisi untuk memperkuat kerja sama agar Pemerintah
pusat dan lemerintah daerah dapat bersinergi untuk menggeliatkan kembali sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif yang melemah akibat pandemi Covid-19.
Para Bupati dan Walikota juga berkesempatan untuk memaparkan
berbagai program unggulan pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di
daerah masing-masing. Mulai dari segi atraksi wisata yang dihadirkan, amenitas,
serta aksesibilitasnya.
"Alhamdulillah, saya bersama para bupati dan walikota
di berbagai daerah, mengikuti Rapat Koordinasi Kolabor-Aksi dengan Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Bapak Sandiaga Uno terkait pengembangan
pariwisata di daerah," kata Ambu Anne.
Menurutnya, banyak ilmu yang didapatkan saat mengikuti rapat
tersebut. Diantaranya, program untuk mendorong kemajuan pariwisata, dan
pengoptimalan potensi ekonomi kreatif di tengah masyarakat.
Sementara, Menparekraf Sandiaga Uno memberikan beberapa
arahan di antaranya, pertama; tiap
kepala daerah diharapkan dapat membuat narasi yang positif dan menunjukkan
nilai-nilai optimisme bahwa sektor pariwisata akan bangkit kembali.
Kedua, terkait desa wisata yang merupakan program unggulan
Kemenparekraf/Baparekraf ke depan, kepala daerah diharapkan dapat meningkatkan
kompetensi SDM serta mengidentifikasi berbagai potensi yang ada supaya bisa
beralih dari desa rintisan menjadi desa wisata mandiri.
"Desa wisata ini program andalan dan program unggulan,
jadi para kepala daerah fokus untuk melakukan scaling up dari desa rintisan
menjadi desa mandiri karena ini yang disebut sebagai rural tourism yang akan
menjadi prioritas ke depan, yaitu pariwisata berkualitas dan berkelanjutan dan
ini dapat memberdayakan masyarakat, jadi pariwisata bukan hanya milik kelas menengah
atas, tapi pariwisata milik semua," demikian Sandiaga Uno. (Warin/Adv)
Monday
Candi Jiwa Destinasi Wisata Sejarah di Karawang yang Penuh Misteri
![]() |
Candi Jiwa, salah satu destinasi wisata sejarah di Karawang, (Foto: W-02) |
wartaindustri.id | KARAWANG – Candi Jiwa menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Karawang bagi yang menyukai sejarah. Terletak di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang.
Situs candi yang masih menyimpan banyak misteri ini, masih dalam satu komplek percandian Batujaya yang memanjang hingga Cibuaya. Candi Jiwa atau Candi Batujaya I menjadi salah satu dari 62 titik candi yang ditemukan di area Batujaya.
Kaisin Sapin (84), warga setempat yang menjadi saksi hidup penemuan candi peninggalan Budha kuno itu, menuturkan bahwa Candi Jiwa adalah satu dari 62 candi yang berhasil ditemukan oleh Tim Penelitian Universitas Indonesia (UI) bersama Tim Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Tim Balai Arkeologi Jawa Barat, dan Balai Pelestarian Pengelolaan Purbakala (BP3) Serang.
Menurutnya, area percandian di Batujaya tersebut sekitar lima kilometer persegi. Dan dari 62 titik temuan hasil penelitian, 57 di antaranya sudah dipastikan sebagai area candi. Sedangkan lima titik lagi belum diteliti lebih lanjut.
Candi Jiwa merupakan situs pertama yang ditemukan di Batujaya. Menurut catatan sejarah, bangunan kuno ini mulai berdiri sejak Abad ke-5 atau ke-7 Masehi, bertepatan dengan masa pemerintahan Kerajaan Tarumanagara.
Pada awalnya benda-benda purbakala ditemukan oleh masyarakat sekitar dan kemudian dilaporkan ke pemerintah. Pada tahun 1984 pun mulai dilakukan penelitian untuk temuan yang ada di area persawahan tersebut. Puluhan situs ditemukan di dua desa yaitu di Tegaljaya sebanyak 11 situs dan di Segaran sebanyak 13 situs.
Candi Jiwa menjadi salah satu situs sejarah yang ditemukan di Segaran. Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Unur Jiwa. Situs-situs sejarah lainnya yang ada di sekitar Candi Jiwa antara lain Unur Danar, Unur Blandongan, dan Unur Sumur.
Penamaan Candi Jiwa berawal dari celotehan masyarakat menyebut tanah duhur, yang bererti tanah tinggi. Kemudian menyebutnya unur yang berarti gundukan tanah.
Kata “jiwa” disematkan pada unur tersebut, karena ternyata seringnya kambing masyarakat yang dibawa ke sana mati mendadak. Seolah-olah sang unur meminta jiwa kambing. Maka dinamailah Unur Jiwa.
Unur Jiwa atau Candi Jiwa memiliki banyak daya tarik dan salah satunya adalah arsitektur bangunannya. Bentuk dari bangunan sejarah ini adalah persegi dengan ukuran 19m x19m dengan ketinggian kurang lebih 4,7m. Arsitektur Candi Jiwa memiliki bentuk yang menyerupai bunga teratai (padma).
Uniknya bangunan candi ini tidak memiliki pintu maupun anak tangga. Arah bangunan candi bisa menghadap ke barat daya atau tenggara.
Berdasarkan cerita dari masyarakat setempat, Candi Jiwa berada di dalam area danau. Hal tersebut dikarenakan nama desa yaitu Segaran yang bisa diartikan sebagai telaga atau danau.
Penemuan Candi tertua ini berada di kedalaman dua meter dengan bentuk asli yang hampir sempurna dibanding candi lain yang ada di kompleks Batujaya.
Setelah pemugaran, Candi Jiwa bisa dinikmati dengan lebih baik tanpa mengubah desain aslinya. Wisatawan bisa melihat dari dekat bagaimana arsitektur pada zaman candi ini dibangun.
Selain lokasi candi, hal-hal menarik lainnya dari situs sejarah ini adalah kisah misteri yang menyelimutinya. Termasuk yang berkaitan dengan penamaannya: Candi Jiwa.
Terlepas dari kisah misteri Candi Jiwa, situs peninggalan sejarah ini sekarang bisa dinikmati sebagai objek wisata sejarah di Karawang.
Candi yang ukurannya tidak sebesar candi-candi Budha lainnya ini sering dikunjungi wisatawan, baik di hari libur maupun hari-hari biasa.
Wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Candi Jiwa bisa menikmati pemandangan dari bangunan purbakala.
Bangunan sejarah peninggalan agama Budha ini tidak begitu besar, sehingga pengunjung bisa melihat seluruh sisi bangunan dengan lebih mudah. Pengunjung juga diperbolehkan untuk berfoto-foto di sekitar area candi.
Selain dari bangunan candi, wisatawan yang datang juga akan disuguhi pemandangan indah dari sawah-sawah warga sekitar. Candi Jiwa memang berada di lokasi yang dikelilingi persawahan.
Pemandangan di sekitar kompleks candi juga cukup bagus untuk menjadi latar foto liburan di Candi Jiwa, Karawang.
Jalan menuju Candi Jiwa maupun ke kawasan percandian Batujaya cukup bagus dan mudah untuk diakses dengan kendaraan. Wisatawan bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat untuk mencapai lokasi Candi Jiwa. Setelah itu, kendaraan bisa diparkir di area yang sudah disediakan. (warin 02/warin 03)
Caldera Lembur Festival Wisata yang Nyaman dan Ramah untuk Keluarga
Anak-anak berwisata sambil belajar di Caldera Lembur Festival, Sukabumi. (Foto: Fauzan)
wartaindustri.id | SUKABUMI - Untuk warga Sukabumi dan
sekitarnya tidak usah jauh-jauh liburan.
Cikup ke Caldera Indonesia Sukabumi, banyak wahana baru dan memiliki wisata yang cocok dikunjungi
keluarga, terutama yang membawa anak.
Di sana, ada wisata yang ramah anak serta menawarkan edukasi
sampai pemandangan alam, sehingga anak-anak dapat bermain, belajar, dan mencoba
hal-hal baru.
Di antaranya bersepeda, becak anak, target shooting, flying
fox, short rafting, melukis, put-put golf, panahan, dan penyewaan hammock.
Kemudian bagi
yang mau dan suka selfi, disediakan beberap spot selfi seperti sarang
burung, spot selfi rakit, dan spot selfi jaring
laba-laba.
Tiketnya terbilang murah, hanya Rp5 ribu. Bahkan yang termahal pun hanya Rp25 ribu.
Pengelola Wisata
Caldera Indonesia, Thamrin Hidayat, mengatakan sengaja Caldera Indonesia
mengadakan Caldera Lembur Festival yang cocok
untuk keluarga dengan berbagai
wahana bermain dan spot selfi murah.
“Tapi tetap menjaga
kualitas. Pada musim liburan pun kualitasnya sama seperti hari-hari biasa,” katanya, saat ditemui wartaindustri.id di Kampung Lebakwangi,
Desa Cijambe, Kecamatan
Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Minggu (16/5/2021).
Selain itu, tuturnya,
pengunjung dimanjakan dengan panganan kuliner beragam cita rasa dengan harga yang cukup murah tapi
tidak murahan.
Ia berharap dengan
hadirnya Cadera Lembur Festival, menjadi jawaban masyarakat Cikidang pada khususnya dan
masyarakat Sukabumi pada umumnya,
agar tak perlu lagi jauh-jauh berlibur keluar Provinsi.
“Karena
semuanya telah tersedia di sini. Dekat, aman, nyaman, dan terjangkau
dengan harga yang ekonomis. Yang tak
kalah pentingnya adalah ramah bagi keluarga,” pungkasnya. (fauzan)
Penutupan Lokasi Wisata di Pandeglang Menuai Protes
Pedagang di kawasan wisata Pantai Carita Pandeglang protes. (Foto: Ayom)
wartaindustri.id | PANDEGLANG – Penutupan lokasi wisata di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten menuai protes
penggiat wisata dan pedagang di sekitar lokasi wisata tersebut. Termasuk di
kawasan wisata Pantai Carita, Pandeglang, Minggu (16/5/2021).
Penutupan kawasan
wisata tersebut berdasarkan Instruksi Gubernur Banten
yang tertuang dalam surat Nomor:
556/901/-DISPAR/2021 Tentang Penutupan
Sementara Destinasi Wisata Dampak Libur Hari Raya Idul Fitri Tahun 2021 di Provinsi Banten.
Penutupan tersebut guna menghindari lonjakan Covid-19 seusai libur Lebaran
klaster pariwisata, terhitung mulai tanggal 15 Mei 2021 sampai 30 Mei 2021.
Namun di beberapa kawasan wisata seperti Pantai Carita Pandeglang, masyarakat tidak menerima instruksi
penutupan kawasan wisata tersebut.
Mereka menganggap
penutupan tempat wisata itu
sangat merugikan masyarakat sekitar kawasan wisata. Pasalnya masa liburan seperti libur Hari Raya
Lebaran menjadi saat para pedagang marema, yang akan berimbas pada perekonomian
masyarakat sekitar.
"Libur seperti libur Hari Raya Idul Fitri ini biasanya menjadi
ladang perekonomian bagi masyarakat yang berada di wilayah wisata Pantai Carita ini,” kata salah seorang penggiat pariwisata di
kawasan Pantai Carita, Agus.
Menurutnya, selain
dapat menghidupkan ekonomi warga dengan berjualan, juga berharap agar wisatawan terbiasa
kembali liburan di pantai setelah beberapa tahun yang lalu kawasan pantai ini
dihantam tsunami.
Agus menambahkan,
pemerintah harus memikirkan
kembali dampak penutupan tersebut bagi
masyarakat, khususnya masalah perekonomiannya.
“Jangan lupa, pendapatan
asli daerah (PAD) Pandeglang
juga banyak disumbang dari sektor pariwisata,” tambah Agus. (Ayom)
Sunday
Mulai Besok Tempat Wisata di Purwakarta Ditutup
![]() |
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika dan rombongan saat memantau salah satu tempat wisata di Purwakarta. (Foto: Hms) |
wartaindustri.id | PURWAKARTA - Hari ini tempat-tempat wisata di Kabupaten Purwakarta merupakan hari terakhir dibuka pasca-Lebaran. Pasalnya, mulai besok, dari 17 Mei sampai 22 Mei 2021 seluruh tempat wisata akan ditutup sementara, dan akan dibuka lagi pada tanggal 23 Mei 2021.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, mengatakan itu saat memantau beberapa tempat wisata bersama Kapolres Purwakarta, Dandim 0619 Purwakarta, dan rombongan Gugus Tugas
Covid-19 Purwakarta, Minggu
(16/05/2021).
"Hari ini merupakan hari terakhir tempat-tempat wisata
di Purwakarta buka pasca-Lebaran.
Karena mulai besok tanggal 17 Mei sampai 22 Mei 2021 seluruh tempat wisata akan
ditutup dan akan buka lagi pada tanggal 23 Mei 2021," katanya, selepas
meninjau beberapa tempat wisata di Wanayasa.
Menurutnya, hari
ini (Minggu – red) terlihat ada peningkatan jumlah wisatawan dari hari sebelumnya. Oleh karenanya, untuk
menyiasati penumpukan pengunjung, pihaknya
membuat sistem buka tutup bagi pengunjung di semua tempat wisata.
Bupati yang akrab disapa Ambu Anne ini,
mengucapkan terima kasih kepada semua
pengelola tempat wisata yang telah menerapkan protokol kesehatan di tempatnya
masing-masing.
“Semoga
ikhtiar ini bisa menjadi kebaikan untuk kita semua, terutama agar kita terhindar
dari penyebaran Covid-19,”
pungkasnya.
(Warin 02)
Saturday
Hari Ketiga Lebaran, Wanayasa Kembali Macet Sejak Siang
![]() |
Awal kemacetan di Wanayasa pk. 14.00 WIB, baru macet searah dari Timur ke Barat. (Foto: W-03) |
wartaindustri.id | PURWAKARTA – Hari ketiga Lebaran, Sabtu (15/5/2021) Jalan Wanayasa kembali macet oleh kendaraan yang pulang piknik dari daerah Subang dan Bandung.
Jalan Wanayasa yang menghubungkan Pasar Rebo di Kabupaten Purwakarta dengan Sagalaherang dan Jalancagak di Kabupaten Subang tersebut, selama ini menjadi jalan "liliwatan" untuk para wisatawan yang akan piknik ke Ciater (Subang), Tangkubanparahu, Lembang (Bandung Barat), dan sekitarnya.
Kebanyakan para
wisatawan lokal yang berasal dari Purwakarta, Karawang, Bekasi dan sekitarnya.
“Saya dari
Cikarang, Kang,” kata Firmansyah, yang sedang beristirahat di trotoar area Situ
Wanayasa.
Ia bersama dengan
teman-temannya akan piknik ke Ciater berombongan dengan menggunakan sepeda
motor.
Sejak subuh sudah
banyak kendaraan yang melaju ke arah Subang. Tidak membuat kemacetan, karena
mereka tidak berjalan beriringan. Jika pun ada, itu kebanyakan rombongan sepeda
motor.
Sebagian dari
mereka, beristirahat di Situ Wanayasa dan Alun-alun Wanayasa. Sehingga sejak
pagi, kedua tempat tersebut tampak ramai.
Barulah pada
siang hari, saat pulang piknik, mereka pulang hampir bersamaan. Itulah yang
menyebabkan kemacetan di Jalan Wanayasa.
Pada hari ini
(Sabtu – red) kemacetan dimulai sejak pukul 14.00 WIB. Lebih awal dari sehari
sebelumnya (Jumat), yang dimulai pukul 15.00 WIB.
Awalnya, mobil
tersendat dari Situ Wanayasa sampai Desa Babakan, sekitar dua kilometer. Namun
titik kemacaten bertambah di daerah Galian, karena sebagian kendaraan dari arah
Subang menggunakan jalan alternatif lewat Kampung Gandasoli, yang pintu
keluarnya di Galian.
Sampai pukul
16.00 WIB kemacetan terjadi di dua arah, yang sebelumnya hanya dari arah Subang.
Kini kemacetan juga terjadi dari arah sebaliknya. Hanya tidak separah yang dari arah Subang.
Diperkirakan
kemacetan akan berlangsung sampai selepas Isa, lebih lama dari kemarin yang
berlangsung sampai selepas Magrib.
Diperkirakan,
kemacetan serupa akan terjadi pada hari Minggu besok.
“Ini mah belum seberapa, Kang. Kemungkinan besok mah lebih dari ini, hari Minggu atuh. Biasana ge kitu,” kata Edi, pedagang yang biasa mangkal di Alun-alun Wanayasa. (warin 03)
Thursday
Wisata Industri Karawang Bisa Berkembang, Syaiful Huda: “Asal Ada Inisiatif dan Terobosan Pemda”
![]() |
Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda. (Foto: MDS) |
wartaindustri.id| KARAWANG – Agar wisata industri di Kabupaten Karawang bisa berkembang, perlu ada inisiatif dan terobosan-terobosan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang.
Demikian dikatakan Ketua Komisi X DPR RI, H. Syaifu Huda, dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Hotel Mercure, Rabu (29/4/2021).
“Karawang memiliki kawasan industri yang sangat besar, dan ini sangat potensial untuk dijadikan sebuah wisata industri. Untuk mewujudkan itu, perlu ada inisiatif dan terobosan-terobosan dari pemerintah daerah,” katanya.
Tambah Syaiful Huda, tidak mudah untuk mewujudkan konsep itu. Kuncinya adalah inisiatif pemerintah daerah berkolaborasi dengan industri.
“Yang bisa dikembangkan apa saja sesuai dengan basis industri yang ada, tidak harus setiap hari tapi bisa seminggu sekali dibuka, hingga akhirnya anak-anak atau masyarakat umum mengetahui keberadaan wisata industrinya,” ucap Huda.
Menurutnya, di negara-negara yang memiliki industri-industri besar oleh pemerintah dimanfaatkan menjadi wisata edukasi.
“Di negara-negara lain ketika ada korporasi besar, kawasan industri besar, di situ sekaligus ada wisata edukasi. Masyarakat bisa tahu persis, yang selama ini susah akses, jadinya masyarakat bisa belajar banyak di situ,” katanya lagi.
Dikatakan Huda, untuk mewujudkan itu semua butuh langkah-langkah inisiatif dan terobosan. Meskipun tidak gampang, tetapi dia meyakini bahwa Pemkab Karawang bisa.
Memang tidak mudah, lanjutnya, untuk mewujudkan itu membutuhkan kesabaran dan ketelatenan merangkai satu-satu jejarang baru.
“Tetapi saya meyakini karena ini menggunakan institusi pemerintah dalam hal ini Pemda, mestinya seluruh elemen, entitas yang ada di Karawang tunduk dengan apa yang menjadi bagian dari pengembangan Pemerintah Daerah,” tuturnya.
Politisi PKB dari Dapil Karawang, Purwakarta, dan Kabupaten Bekasi ini, meyakini bila konsep itu bisa terwujud, akan menjadi wahana ekonomi kreatif bagi masyarakat Kabupaten Karawang. (MDS/Warin)
Friday
Wagub Jabar Resmikan Karedok sebagai Desa Wisata
wartaindustri.id SUMEDANG - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meresmikan Desa Karedok, Kecataman Jatigede, Kabupaten Sumedang sebagai Desa Wisata, Kamis (8/4/2021).
"Pemda Provinsi Jabar berusaha meningkatkan ekonomi
secara merata. Setiap daerah harus ada progres, antara lain dengan desa
wisata," kata Pak Uu --sapaan Wagub Jabar.
Desa Karedok menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Salah
satunya adalah upacara-upacara adat yang bisa memikat wisatawan, baik wisatawan
nusantara maupun mancanegara. Mulai dari Ngabeungket, Tutup Buku Guar Bumi,
sampai Mapag Sri.
Selain itu, Desa Karedok memiliki cerita rakyat yang dapat
memikat wisatawan untuk berkunjung, yakni menyajikan kuliner karedok, mulai
dari karedok leunca, karedok terong, sampai karedok kacang panjang.
"Ada homestay, rumah-rumah dipakai istirahat wisatawan.
Sehingga wisatawan betah datang ke situ, terutama wisatawan keluarga,"
ucapnya.
Pak Uu pun menuturkan, desa-desa di Jabar memiliki potensi
wisata yang besar. Pemandangan indah dan kekayaan budaya menjadi salah satu
daya tarik desa-desa di Jabar.
Oleh karena itu, kata Pak Uu, Pemda Provinsi Jabar
menargetkan setiap kabupaten/kota di Jabar memiliki 10 desa wisata.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah
Raga (Disparbudpora) Kabupaten
Sumedang Hari Tri Santosa, menyebut pembentukan desa wisata merupakan
implementasi pembangunan yang dilakukan lewat pendekatan bottom up.
Hari pun meminta Pemda Provinsi Jabar untuk meningkatkan dan
memperbaiki aspek 3A, yakni
aksesibilitas, amenitas, dan atraksi (aspek 3A), di Desa
Wisata Karedok.
"Ada kerajinan tangan dari bambu, batok kelapa, belum
lagi kuliner, hingga atraksi kesenian adat yang dapat ditampilkan," ucap
Hari.
Kepala Desa Karedok Intab Wikarya Putra berharap dengan
peresmian tersebut, kesejahteraan dan perekonomian di desanya akan meningkat.
"Dengan adanya pembangunan desa wisata, ini adalah
pemanfaatan potensi yang ada," katanya.
"Dengan semangat tinggi kerja keras, kuat, dan kerja
ikhlas, tetap bersemangat warga Desa Karedok swadaya untuk membentuk desa
wisata dan desa mandiri," imbuhnya. ((Hms Jbr/Warin)
Empat Daerah di Jabar yang Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan
![]() |
Pantai Karapyak di Kabupaten Pangandaran. (Foto: Net) |
wartaindustri.id | BANDUNG – Ada empat daerah di Jawa Barat (Jabar) yang paling banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.
Keempat daerah itu adalah Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan Kabupaten Garut.
Hal itu berdasarkan data yang dirilis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jabar, seperti yang dilansir Antara, Jumat (2/4/2021).
Lebih lanjut Disparbud mengungkapkan, total ada 35.609.459 wisatawan yang telah berwisata ke berbagai objek wisata di Jabar sepanjang tahun 2020.
"Provinsi Jawa Barat kaya akan potensi wisata yang tersebar di 27 kota dan kabupaten. Pariwisata juga diharapkan menjadi tumpuan bangkitnya perekonomian di Jabar yang sempat anjlok akibat pandemi Covid-19," kata Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik.
Berikut empat daerah di Jabar yang menjadi tujuan favorit para wisatawan.
Pertama, Kabupaten Pangandaran. Kabupaten Pangandaran menjadi tujuan favorit para pelancong yang ingin menikmati keindahan pantai dan wisata alam lainnya.
Berdasarkan catatan Disparbud Jabar ada 3.939.992 wisatawan yang datang selama tahun 2020 lalu.
Adapun sejumlah objek wisata paling banyak dikunjungi yakni, Pantai Karapyak, Pantai Pangandaran, Pantai Batu Hiu, Citumang Bodyrafting, Cukang Taneuh dan Green Canyon.
Yang kedua ialah Kabupaten Bandung Barat. Wilayah yang terletak di utara Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah paling banyak dikunjungi wisatawan selama 2020.
Disparbud Jabar mencatat ada 3.440.529 wisatawan baik domestik atau mancanegara.
Sejumlah objek wisata yang sering dikunjungi dan diunggah lewat media sosial antara lain, Maribaya Natural Hotspring, The Lodge Maribaya, Dago Dream Park, Farm House, Floating Market dan The Great Asia Afrika.
Yang ketiga Kota Bandung. Kota Bandung ialah Ibu kota Jabar yang sudah dikenal sebagai salah satu daerah favorit wisatawan.
Lokasinya yang strategis memberi kemudahan bagi wisatawan yang ingin sekadar menikmati kuliner khas Kota Kembang, berbelanja, atau sebagai daerah transit menuju objek wisata.
Disparbud Jabar mencatat, Kota Bandung jadi daerah yang dikunjungi 2.431.290 wisatawan pada tahun lalu.
Yang terakhir ialah Kabupaten Garut. Daerah yang berjarak sekitar 50 kilometer dari pusat Kota Bandung, Kabupaten Garut jadi salah satu daerah yang punya daya tarik bagi wisatawan.
Adapun daerah yang dikenal dengan camilan dodol ini punya variasi objek wisata yang beragam. Dari mulai area pegunungan hingga pesisir pantai yang eksotik.
Sepanjang tahun 2020, Kabupaten Garut telah dikunjungi oleh 1.907.007 wisatawan domestik dan mancanegara.
Sejumlah destinasi wisata yang terfavorit antara lain, Kawasan Wisata Cipanas, Kawah Darajat, Pantai Santolo, Pantai Rancabuaya, dan Situ Bagendit. (ant/warin 03)
Monday
Kisah Carita, Pantai, Kulon Bestari dan Sampah
![]() |
Bersih-bersih sampah di Pantai Sukajadi, Carita, Pandeglang. (Foto: Ist.) |
Penulis: Hanifah Istiqomah
Sukajadi merupakan desa yang letaknya cukup strategis. Memiliki garis pantai sepanjang 2,73 km menjadikan desa ini sebagai desa wisata. Namun hal tersebut membuat desa yang berada di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang ini, menjadi desa dengan lingkungan rentan tercemar sampah.
Sampah rumah
tangga mendominasi desa ini,
karena belum adanya Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) dan Tempat
Pembuangan Sampah Akhir (TPSA). Selain itu
banyaknya jumlah wisatawan menambah jumlah asupan sampah di desa
ini.
![]() |
Hanifah (kanan) sedang mengedukasi warga. (Foto: Ist.) |
Banyaknya warga yang membuang sampah pada aliran sungai membuat sampah banyak terkumpul di muara laut. Kemudian bertemu dengan sampah wisatawan dan sampah laut lainnya, membuat jumlah sampah di desa ini cukup banyak.
Banyaknya
sampah di desa tersebut
membuat teman-teman Komunitas
Kulon Bestari melakukan beberapa gerakan sejak bulan Januari 2021. Di antaranya Beach Clean Up, Edukasi Sekolah,
Edukasi Warga (Door to Door
dan Workshop) dan kegiatan lainnya. Pelaksanaan
Beach Clean Up, dilakukan setiap bulan.
Dari data
yang terkumpul terlihat bahwa sampah
yang mendominasi pada sekitaran pantai adalah 60% yakni sampah popok dan
pembalut, selanjutnya adalah sampah plastik sekali pakai sebanyak 30%, dan
10% adalah gabungan sampah lainnya.
Kegiatan
dilakukan dengan melibatkan beberapa gabungan komunitas Kulon Bestari,
KOMPAK (Kelompok Konservasi Masyarakat Pegiat Lingkungan), MAB (Mata Air Banten), dan beberapa siswa dari SMA setempat.
Edukasi
sekolah atau dikenal dengan BERTAUT sudah dilakukan sebanyak tiga kali. Dilakukan per setiap bulan, sampai saat ini sudah di
BERTAUT 3.0 dengan jumlah total siswa yang teredukasi sebanyak 201 siswa.
Selain edukasi sekolah dilakukan
pula edukasi kepada warga setempat. Edukasi warga terbagi dua, Door to Door dan Workshop. Total warga
yang sudah teredukasi 100 warga di Dusun Pagedongan dan Dusun Kasepen.
Edukasi yang
diberikan lebih dititik beratkan pada “menghindari pembuangan sampah di aliran
air” dan “pengurangan sampah plastik”.
![]() |
Gabungan komunitas yang perduli kebersihan Pantai Sukajadi. |
Kulon Bestari bersama KOMPAK dan Komunitas Rehabilitasi Pandeglang menyelenggarakan Workshop di Dusun Pagedongan dengan tema pengelolaan sampah secara berkelanjutan pada Jum’at (26/3/2021).
Pembicara
pertama dari perwakilan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (DLHK) Provinsi
Banten, Lukmanulhakim.
Dia menanggapi permasalahan sampah
Desa Sukajadi serta menyampaikan tindak lanjut dan arahan kepada peserta untuk
tetap konsisten menjaga lingkungan. Disampaikan juga sedikit bagaimana cara
pembentukan Bank Sampah yang dapat dikelola secara mandiri oleh pemuda
setempat.
Pembicara
selanjutnya rekan dari Komunitas Rehabilitasi Pandeglang, Fikri Al Jufri.
Fikri merupakan penggagas dan ketua
komunitas tersebut,
menjelaskan bagaimana mereka
mengatasi permasalahan sampah
di daerah sekitar mereka.
Fikri juga
menegaskan berulang-ulang bahwa “Banten
bukan menara sampah”. Oleh
karenanya sejak 2017 lalu hingga kini Fikri bersama teman-temannya aktif mengatasi sampah dengan membuat
ecobrick yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain.
“Perlu
keseriusan dan keberlanjutan dalam upaya mengatasi permasalahn sampah,” ujar Fikri.
Lanjut fikri, penting dilakukannya kolaborasi
yang bersinergi antara komunitas dan
stakeholder yang ada, namun bukan sekadar seremonial
semata.
Edukasi kepada masyarakat juga
harus terus dilakukan agar masyarakat mampu mempersiapkan diri untuk
selanjutnya pembentukan TPS (Tempat Pembuangan Sampah), 3R (reduce, reuse dan recyle).
“Hal tersebut guna menjadikan
masyarakat lebih mandiri dalam mengelola sampah dan menjaga lingkungan,” pungkasnya. (Red)
*Hanifah Istiqomah, penulis, tinggal di Pandeglang, Banten.
Saturday
Ambu Anne Jajal Jalur Campaka-Bungursari yang Bakal Jadi Rute Baru Gowes
wartaindustri.id | PURWAKARTA – Rencananya bakal ada rute baru bersepeda di Purwakarta, terutama buat para pecinta gowes, yakni jalur Campaka-Bungursari.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, bersama unsur Forkompinda dan pejabat di lingkungan Pemkab Purwakarta, menjajal rute tersebut dengan menggunakan sepeda, Jumat (26/3/2021).
“Tentu saja
kualitas jalannya di sepanjang jalur tersebut akal ditingkatkan. Nantinya akan
dijadikan rute bagi pesepeda dan diangkat menjadi lokasi pariwisata,” kata Ambu
Anne, sapaan karib Bupati Purwakarta, seusai bersepeda menjajal jalur tersebut.
Wilayah Campaka –
Bungursari akan menjadi rute baru bersepeda, setelah rute lainnya yakni rute Kecamatan
Purwakarta dan jalur Wanayasa - Kiarapedes.
Menurut Ambu
Anne, jalur
Campaka – Bungursari panjangnya sekitar 16 kilometer, sangat menarik dan representatif bagi
pesepeda atau pecinta gowes.
“Jalur Campaka - Bungursari menyuguhkan
pemandangan alam yang indah," imbuhnya.
Namun demikian, pemerintah daerah masih memiliki
pekerjaan rumah (PR) untuk meningkatkan kualitas jalan di jalur tersebut. Dan akan diupayakan masuk pada Anggaran Perubahan Tahun
2022.
“Hari ini kita sudah uji coba meski beberapa titik harus ada
peningkatan jalan dan kita akan usahakan di Anggaran Perubahan
Tahun 2022,” ujarnya.
Bupati berharap, dengan
ditingkatkannya kualitas jalan di jalur Campaka - Bungursari, jalur tersebut bisa dimanfaatkan para pecinta sepeda
dan menjadi jalur alternatif.
"Sehingga pencinta gowes tidak hanya memanfaatkan jalur di perkotaan atau jalur Wanayasa – Kiarapedes," harapnya. (Warin 02)
Friday
Bupati Purwakarta Cek Persiapan Pengelola Bioskop Terapkan Prokes
Ambu Anne mengecek kesiapan bioskop untuk buka.
wartaindustri.id | PURWAKARTA - Anne Ratna Mustika selaku
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional
tingkat Kabupaten Purwakarta mengecek persiapan pengelola bioskop di Sadang
Terminal Square (STS) Purwakarta dalam menerapkan protokol kesehatan, Jumat (12/3/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Satgas Covid-19 melakukan assessment atau penilaian kaitan dengan permohonan yang diajukan pengelola CGV untuk membuka kembali bioskop.
"Memang beberapa bulan yang lalu pihak pengelola CGV sudah mengajukan surat ke Satgas Penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemilihan Ekonomi Nasional Kabupaten Purwakarta kaitan dengan ingin dibukanya kembali atau operasional dari CGV," ujar Ambu Anne, sapaan karib Bupati Purwakarta di STS Purwakarta.
Ia dan jajarannya, meninjau langsung persiapan yang dilakukan pihak pengelola Bioskop CGV dalam penerapan prokes Covid-19. Namun demikian, Ambu Anne menyebutkan pengecekan tersebut baru merupakan langkah awal.
"Jadi ini baru awal daripada pengecekan masih ada tahap-tahap harus dilalui oleh pihak pengelola," ujarnya.
Menurutnya, jika semua prosedur administrasi sudah selesai, kemudian dibangun komitmen penerapan protokol kesehatan Covid-19. Sebelum itu akan dipastikan kembali kesiapan sistem prokes Covid-19 di dalam bioskop CGV STS Purwakarta. Apakah sudah sesuai dengan yang pemerintah harapkan?
Bupati juga menyebutkan pro ke di CGV STS Purwakarta sudah sesuai akan diuji selama 14 hari setetah PPKM Mikro tahap ketiga ini berakhir.
"Kita akan uji coba selama 14 hari. Kita akan membuat posko terpadu nanti di sini, akan ada jajaran TNI-POLRI dan Satpol-PP yang akan terus mengawasi dalam pelaksanaannya nanti dan tentu jam operasionalnya juga," kata Ambu Anne. (Red)
Thursday
Selfie, Solusi Cerdas Bangkitkan Wisata Kolam Renang
![]() |
Hj. Dedah di salah satu tempat selfie di kolam renangnya (Foto: Dyt) |
wartaindustri.id | PURWAKARTA - Terpuruknya dunia wisata, sebagai salah satu dampak dari pandemi Covid -19 di Kabupaten Purwakarta, ternyata tak bisa dianggap enteng. Tak sedikit destinasi wisata buatan yang syarat invetasi, seperti bisnis kolam renang, turut terdampak.
Namun tak semua pengusaha yang eksis di wisata kolam renang menyerah begitu saja. Salah satunya adalah Taman Kolam Renang Ohana, yang berlokasi di Kecamatan Plered.
Situasi pandemi malah membuatnya terpacu untuk terus membenahi wahana kolam renangnya, yang kini tampil beda.
Hj. Dedah dan suaminya, H. Hasan Retno, sang kreator kolam renang Ohana Plered, berkata blak-blakan ihwal upayanya untuk keluar dari keterpurukan bisnis kolam renang, yang terdampak Covid-19.
"Solusinya benahi wahana kita (kolam renang-red), misalnya ditambah dengan fasilitas selfie. Yah, tambah investasi sih," terang Hj. Dedah, Kamis (11/3/2021).
Soal menurunnya jumlah kunjungan wisatawan renang yang berada di Desa Babakansari, Kecamatan Plered itu, memang tak dipungkirinya.
“Tapi di tengah sepinya pengunjung, kita manfaatkan waktu untuk terus berbenah,” papar Hj. Dedah yang diamini H.Hasan.
Berkat input dari pengunjung tetapnya, yang kini sudah masuki level menengah ke atas, maka muncullah inpirasi untuk membuat wahana selfie lebih dari biasanya. Outputnya, kini keindahan dan kenyamanan wahana Kolam Renang Ohana tampak semakin segar.
Di setiap sudut kolam sudah berdiri fasilitas selfie, yang paling tidak akan membuat pengunjung betah.
Di tempat terpisah, Kabid Pariwisata Pemkab Purwakarta, Acep Yulimulya sebelumnya sempat mengeluhkan situasi dunia wisata yang terdampak pandemi Covid-19.
“Namun kita tidak boleh menyerah dengan keadaan saat pandemi ini. Semua pelaku pariwisata harus terus berinovasi,” katanya.
Sementara, pihaknya dari sisi birokrasi terus berbenah agar semua sektor pariwisata dapat menerapkan prokes sesuai dengan panduan Cleanless, Healthy,Safety, dan Environment (CHSE) dan mendapat sertifikat tersebut, yang telah dikeluarkan oleh Kemenparekraf RI.
“Untuk itu, kami bersyukur dengan banyaknya kreatifitas para pengelola wisata, baik alam terbuka dan wisata buatan yang tak gampang menyerah,” tambahnya.
Intinya, lanjut Acep, pihaknya selaku pemerintah tetap menjadi fasilitator, regulator, dan motivator dengan selalu mengingatkan agar pengusaha selalu terapkan protokol kesehatan.
“Soal perbaikan fasilitas, itu kembali kepada pengusahanya untuk memberikan kenyamanan kepada customer. Yang utama tetap semangat dan jangan mudah menyerah pada keadaan," ujar Acep Yulimulya.
Dia mengaku selalu memantau dan agar menerapkan prokes kepada anggota pengelola wisata dan restoran di Purwakarta. (Dayat Iskandar)