serberita: Ekonomi
Showing posts with label Ekonomi. Show all posts
Showing posts with label Ekonomi. Show all posts

Monday

Caldera Lembur Festival Wisata yang Nyaman dan Ramah untuk Keluarga

Anak-anak berwisata sambil belajar di Caldera Lembur Festival, Sukabumi. (Foto: Fauzan)

wartaindustri.id | SUKABUMI -
Untuk warga Sukabumi dan sekitarnya tidak usah jauh-jauh liburan.  Cikup ke Caldera Indonesia Sukabumi, banyak wahana baru dan memiliki wisata yang cocok dikunjungi keluarga, terutama yang membawa anak.

 

Di sana, ada wisata yang ramah anak serta menawarkan edukasi sampai pemandangan alam, sehingga anak-anak dapat bermain, belajar, dan mencoba hal-hal baru.

 

Di antaranya bersepeda, becak anak, target shooting, flying fox, short rafting, melukis, put-put golf, panahan, dan penyewaan hammock.

 

Kemudian bagi yang mau dan suka selfi, disediakan beberap spot selfi seperti sarang burung, spot selfi rakit, dan spot selfi jaring laba-laba.

 

Tiketnya terbilang murah, hanya Rp5 ribu. Bahkan yang termahal pun hanya Rp25 ribu.

 

Pengelola Wisata Caldera Indonesia, Thamrin Hidayat, mengatakan sengaja Caldera Indonesia mengadakan Caldera Lembur Festival  yang cocok  untuk keluarga dengan berbagai wahana bermain dan spot selfi murah.

 

“Tapi tetap menjaga kualitas. Pada musim liburan pun kualitasnya sama seperti hari-hari biasa,” katanya, saat ditemui wartaindustri.id di Kampung Lebakwangi, Desa Cijambe, Kecamatan Cikidang,  Kabupaten Sukabumi,  Minggu (16/5/2021).

 

Selain itu, tuturnya, pengunjung dimanjakan dengan panganan kuliner beragam cita rasa dengan harga yang cukup murah tapi tidak murahan.

 

Ia berharap dengan hadirnya Cadera Lembur Festival, menjadi jawaban masyarakat Cikidang pada khususnya dan masyarakat Sukabumi pada umumnya, agar tak perlu lagi jauh-jauh berlibur keluar Provinsi.

 

“Karena semuanya telah tersedia di sini. Dekat, aman, nyaman, dan terjangkau dengan harga yang ekonomis. Yang tak kalah pentingnya adalah ramah bagi keluarga, pungkasnya. (fauzan)

Penutupan Lokasi Wisata di Pandeglang Menuai Protes

Pedagang di kawasan wisata Pantai Carita Pandeglang protes. (Foto: Ayom)

wartaindustri.id | PANDEGLANG
Penutupan lokasi wisata di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten menuai protes penggiat wisata dan pedagang di sekitar lokasi wisata tersebut. Termasuk di kawasan wisata Pantai Carita, Pandeglang, Minggu (16/5/2021).

 

Penutupan kawasan wisata tersebut berdasarkan Instruksi Gubernur Banten yang tertuang dalam surat Nomor: 556/901/-DISPAR/2021 Tentang Penutupan Sementara Destinasi Wisata Dampak Libur Hari Raya Idul Fitri Tahun 2021 di Provinsi Banten.

 

Penutupan tersebut guna menghindari lonjakan Covid-19 seusai libur Lebaran klaster pariwisata,  terhitung mulai tanggal 15 Mei 2021 sampai 30 Mei 2021.

 

Namun di beberapa kawasan wisata seperti Pantai Carita Pandeglang, masyarakat tidak menerima instruksi penutupan kawasan wisata tersebut.

 

Mereka menganggap penutupan tempat wisata itu sangat merugikan masyarakat sekitar kawasan wisata. Pasalnya masa liburan seperti libur Hari Raya Lebaran menjadi saat para pedagang marema, yang akan berimbas pada perekonomian masyarakat sekitar.

 

"Libur seperti libur Hari Raya Idul Fitri ini biasanya menjadi ladang perekonomian bagi masyarakat yang berada di wilayah wisata Pantai Carita ini,” kata salah seorang penggiat pariwisata di kawasan Pantai Carita, Agus.

 

Menurutnya, selain dapat menghidupkan ekonomi warga dengan berjualan, juga berharap agar wisatawan terbiasa kembali liburan di pantai setelah beberapa tahun yang lalu kawasan pantai ini dihantam tsunami.

 

Agus menambahkan, pemerintah harus memikirkan kembali dampak penutupan tersebut bagi  masyarakat, khususnya masalah perekonomiannya.

 

“Jangan lupa, pendapatan asli daerah (PAD) Pandeglang juga banyak disumbang dari sektor pariwisata,” tambah Agus. (Ayom)

Berkah Rezeki Tahunan Tukang Urung Kupat dan Filosofi Kupat "Ngaku Lepat"

Pedagang urung kupat di sepanjang Jalan Kornel Singawinata, Purwakarta (Foto: W-02)

wartaindustri.id | PURWAKARTA –
Beberapa hari menjelang Lebaran, pedagang urung kupat tumplek blek di sejumlah pasar yang ada di Kabupaten Purwakarta. Harga urung kupat dijual Rp1.000 per urung kupat.


"Mulai hari ini saya jualan urung kupat.  Yang dibawa dari rumah  pucuk daun kelapa, kemudian dianyam sambil jualan," ujar Abidin asal Desa Selaawi, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Senin (10/5/2021).


Menurut Abidin, harga urung kupat tidak menentu, sekarang dijual per urung kupat hanya seribu rupiah.


Mungkin saja besok pagi dijual per ikat isinya sepuluh urung kupat seharga Rp15 ribu,” imbuhnya.


Pedagang urung kupat di sepanjang Jalan Kornel Singawinata, Purwakarta datang dari berbagai daerah.


Berdagang sambil nganyam urung kupat. (Foto: W-02)

Ujang Suherman dari Gulampok Kecamatan Pondoksalam, Sumarna dari Taringgul Kecamatan Wanayasa, dan banyak lagi. Mereka beradu keberuntungan dalam mengais rezeki tahunan di bulan penuh berkah.


Sedikit kisah soal kupat atau ketupat Lebaran ini.


Ketupat kali pertama diperkenalkan pada abad ke-15.  Menurut Yusuf & Toet dalam bukunya Indonesia Has Stories: Unique, Habits and Cultures in Indonesia, ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga antara abad ke-15 dan ke-16, pada masa syiar Islamnya di Demak, Jawa Tengah.


Sunan Kalijaga juga mengenalkan tradisi Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.


Artikel ilmiah berjudul “Ketupat as Traditional Food of Indonesian Culture pada tahun 2018, menyebutkan, seorang antropolog Indonesia menafsirkan ketupat sebagai salah satu simbol solidaritas sosial atau hubungan timbal balik (memberi dan menerima).


Sebab, ketupat yang sudah selesai dimasak biasanya akan dibagikan ke tetangga, keluarga, atau saudara. Perilaku memberi ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara satu orang dengan lainnya.


Bahan utama ketupat adalah nasi dan daun kelapa yang masih muda (janur), yang punya makna spesial. Nasi dianggap sebagai lambang nafsu, sedangkan janur merupakan singkatan dari jatining nur (cahaya sejati) dalam bahasa Jawa, yang berarti hati nurani.


Nasi yang dililit dengan janur memiliki arti; kalau manusia harus mampu menahan hawa nafsu dunia dengan hati nurani mereka.


Selain itu, cara pembuatan ketupat juga punya filosofi tersendiri.


Anyaman janur menunjukkan kesalahan manusia, lalu bentuk segi empat dari ketupat menyimbolkan kemenangan umat Muslim setelah menjalani puasa selama satu bulan.


Beberapa ketupat juga dibuat menggunakan santan sebagai pengganti air. Dalam bahasa Jawa, santan disebut sebagai santen, yang punya arti pangapunten atau permintaan maaf.


Oleh karena itu, penggunaan santan ini juga menjadi simbol permintaan maaf.


Ketupat punya banyak nama berbeda di berbagai daerah, dengan berbagai makna. Orang Sunda menyebutnya sebagai 'kupat', yang memiliki arti kalau manusia tak diperbolehkan untuk ngupat -- membicarakan hal buruk ke orang lain.


Selain itu, ketupat juga didefinisikan sebagai singkatan dari 'ngaku lepat', yang mengandung pesan kalau seseorang harus meminta maaf saat mereka melakukan kesalahan.


Ketupat digunakan pula sebagai simbol pengakuan pada Tuhan dan sesama manusia. (Warin 02)

Jelang Lebaran, Pasar Rebo Macet dan Harga-harga Mulai Naik

Kemacetan lalu lintas di depan Pasar Rebo. (Foto: W-02)

wartaindustri.id | PURWAKARTA -
 
 Beberapa hari menjelang Lebaran, Pasar Rebo Purwakarta mulai macet dan harga-harga kebutuhan pokok mulai merangkak naik, Senin (10/5/2021).


Kemacetan tampak terjadi di pertigaan di depan Pasar Rebo. Selain karena banyaknya kendaraan yang parkir di pinggir jalan, juga karena arus kendaraan yang padat dari tiga arah.   


Sementara itu, harga-harga kebutuhan pokok seperti cabai, daging sapi, dan daging ayam merangkak naik.


Hari ini (Senin - red)  harga cabai per kilo Rp72 ribu, sedangkan hari-hari biasa harga cabai paling tinggi Rp49 ribu.


Untuk daging ayam Rp36 ribu per kg dan daging sapi antara Rp140 ribu - Rp150 ribu per kg, kalau sudah siang.


"Tiap hari saya ke pasar, harga daging ayam paling tinggi Rp32 ribu, bahkan bisa Rp30 ribu," ujar pedagang ayam goreng, Herlina.


Hal senada juga dikatakan Atikah, warga Griya Asri, Kelurahann Ciseureuh Purwakarta.


Menurut Atikah, puncak naiknya kebutuhan pokok itu diperkirakan hari Rabu.


"Dua hari ke depan," ujar Atikah.


Dia menambahkan,  semua bisa memaklumi tentang naiknya harga kebutuhan Lebaran tersebut.


“Ini kan rizkinya mereka setahun sekali. Apalagi hampir dua tahun pedagang pasar sepi karena banyak larangan dari pemerintah,” imbuhnya.  (Warin 02)

Tuesday

Jalistri Andalan Petani Bunga Purwakarta, Bisa Ditanami Bunga Lain dan Tahan Lama

Pohon jalistri andalan petani bunga Purwakarta di sepanjang jalan Purwakarta - Cikampek (Foto: Yn)

wartaindustri.id | PURWAKARTA -
Petani  bunga di sepanjang jalan Purwakarta - Cikampek, saat ini mengandalkan pohon jalistri  sebagai lahan kehidupannya.


Jalistri itu nama yang dikenal di Jawa Barat. Sedangkan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut mentuas.


Pemilik kios UJE Tani,  Ujang Mulyana, mengatakan bahwa jalistri mulai banyak dikenal di Jawa Barat sejak tahun 2006.


"Tahun 2006 jalistri mulai muncul, namun belum banyak  yang mengelola. Boomingnya jalistri sejak tahun 2013 sampai tahun 2019," katanya, saat ditemui di kiosnya, Selasa (4/5/2021).


Namun demikian, sampai sekarang peminat jalistri masih tetap bertahan.


"Untuk petani di sini, masih mengandalkan dari penjualan jalistri," tambah Ujang.


Lebih lanjut Ujang mengatakan, pohon jalistri kalau tidak dijadikan bunga tidak ada manfaatnya. Dijual pun tidak laku, dulu pohon jalistri hanya digunakan untuk kayu bakar. Itu pun kurang baik.


“Pohon jalistri kalau dipake kayu bakar untuk menanak nasi, hasilnya tidak baik, nasinya lembek,” jelas Ujang.


Tapi sekarang lain ceritanya. Pohon jalistri banyak dicari karena dimanfaatkan untuk menanam bunga. Itulah keunikan pohon jalistri, bisa ditanami bunga lain. Dan bisa berumur panjang, sampai delapan tahun.


Jenis bunga yang biasa ditanam di pohon jalistri adalah bunga anting puteri, jasmine, puteri salju, dan puteri ayu.


Hampir semua yang membuka kios di sepanjang jalan Purwakarta - Cikampek, sekaligus menjadi petani jalistri.


Bahan bakunya mereka beli dari Kampung Kuta, Desa Mulyasejati, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang.


Pohon dibeli dari petani, yang paling pendek dengan ketinggian antara 1-2 meter, harganya sekitar Rp25.000  - Rp30.000.


Alhamdulillah, adanya pohon jalistri, banyak manfaatnya, bukan hanya dirasakan oleh petani, juga yang lainnya ada perputaran keuangan di lingkungan masyrakat sekitar,” kata Ujang.


Selain pohon jalistri, ada lagi pohon lame yang biasa dipergunakan sebagai pohon hidup. Hanya kalau pohon lame tidak bisa ditanami bunga lain, jadi daunnya juga adalah lame. (Yn/Warin 02)

Jelang Lebaran, Bulog Siapkan 2 Ton Daging Beku untuk Warga Purwakarta

Ilustrasi: Daging sapi beku dari Bulog. (Foto: Net)

wartaindustri.id | PURWAKARTA –
Bulog Sub Divisi Regional (Sub Divre) Subang telah menyiapkan 2 ton daging sapi dan kerbau beku untuk kebutuhan warga Purwakarta menjelang Lebaran 2021.


"Khusus untuk Purwakarta kita sudah siapkan daging sapi dan kerbau beku sebanyak 2 ton," ujar Wakil Kepala Bulog Sub Divre Subang Umar Said, di sela-sela launching operasi pasar murah di Kelurahan Tegalmunjul, Kecamatan Purwakarta, seperti dilansir Bisnis.com, Selasa (4/5/2021).


Harga daging sapi beku tersebut, dibanderol Rp90.000 per kg. Sedangkan harga daging kerbau beku Rp75.000 per kg.


Jika minat masyarakat tinggi, lanjut Umar, maka pihaknya bisa menambah pasokan untuk daging beku tersebut.


Selain daging, pihaknya juga menyediakan bahan pokok penting lainnya seperti beras medium, beras premium, gula pasir, minyak sayur dan terigu. Bahan-bahan pokok tersebut, stoknya cukup banyak sehingga masyarakat tak perlu khawatir.


Mengenai beras, lanjut Umar, untuk stok cadangan pangan daerah, jumlahnya mencapai 12.000 ton. Stok tersebut cukup melimpah sehingga masyarakat tak perlu khawatir soal beras.


Untuk harga beras medium, Bulog menjual Rp8.300 per kg, beras premium Rp11.500 per kg.


Biasanya, beras dari Bulog ini dipergunakan untuk momentum tertentu seperti ada bencana ataupun stabilisasi harga menjelang bulan Puasa dan Lebaran.


Umar Said pun mengatakan menjelang Lebaran ini pemerintah daerah sudah berkoordinasi dengan Bulog terkait dengan pemenuhan sejumlah kebutuhan bahan pokok penting. (bis/w 03)

Monday

Lebaran Sebentar Lagi, Pedagang Parcel di Karawang Masih Sepi Pembeli

Penjual parcel di Karawang, masih sepi pembeli. (Foto: MDS)

wartaindustri.id | KARAWANG -
  Tidak terasa Hari Raya Idul Fitri 1442 H/2021 M tinggal menghitung hari. Pedagang parcel pun marak menjajakan dagangannya di sekitar jalan Niaga Karawang.

 

Meski begitu, dari pantauan wartaindustri.id banyaknya jumlah pelapak cukup kontras dengan pengunjung yang datang.

 

Salah seorang pedagang parcel, Memet (69), mengaku selama Ramadan tahun ini menjadi momentum yang cukup sulit, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

 

"Meskipun tahun ini masih sepi. Tapi tidak seperti tahun kemarin di awal musim pandemi Covid-19.  Lumayan, sekarang ada kenaikan dari tahun kemarin," katanya, saat ditemui di tempat jualannya, Senin (3/5/2021).

 

Lelaki asal Sukabumi itu menyebut, omzet penjualannya menurun dibandingkan dengan Ramadan sebelum adanya pandemi Covid-19.

 

"Untuk omzet belum saya hitung, ya intinya biasanya satu minggu sebelum Lebaran sudah hampir habis. Kalau sekarang masih banyak," terangnya.

 

Sementara soal harga, dia membeberkan untuk ukuran yang paling kecil Rp60 ribu, hingga yang paling besar bisa mencapai dua juta rupiah.

 

Dia berharap pandemi Covid-19 yang berkepanjangan segera berakhir. Dan barang dagangannya bisa cepat segera habis.

 

"Harapannya Covid-19 segera berakhir, dagangan saya pun cepat habis," pungkasnya. (MDS/Warin)

Saturday

Antisipasi Lebaran, Bank BJB Siapkan Uang Tunai Rp15,1 Triliun

Ilustrasi(Foto:Net)

wartaindustri.id | BANDUNG –
Untuk mengantisipasi tren kebutuhan uang yang meningkat pada saat Ramadan, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri1442 Hijriah/2021Masehi (Lebaran), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB menyiapkan uang tunai sebesar Rp15,1 triliun.


Uang tunai tersebut dipersiapkan untuk pemenuhan kebutuhan operasional dan ketersediaan dana ATM di seluruh jaringan kantor Bank BJB di 14 provinsi di Indonesia.


"Dari jumlah tersebut, sebesar Rp9,3 triliun akan dialokasikan bagi pemenuhan kebutuhan operasional. Sementara sebesar Rp5,8 triliun dialokasikan untuk ketersediaan dana di ATM," kata Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB Widi Hartoto, di Bandung, Kamis.


Widi Hartoto mengatakan, jumlah dana yang disalurkan telah disesuaikan dengan proyeksi kebutuhan kebutuhan selama Ramadan dan Idul Fitri.


Diperkirakan, volume transaksi melalui ATM Bank BJB maupun pengambilan uang tunai di jaringan kantor Bank BJB akan meningkat di periode tersebut.


"Kami telah mempersiapkan dana likuiditas yang dapat dicairkan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai masyarakat selama sepanjang Ramadan dan pada saat Idulfitri 2021. Dana tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat," kata Widi.


Widi memaparkan penyediaan dana likuiditas ini juga bertujuan untuk menunjang kebutuhan keuangan daerah, termasuk sebagai stimulus di tengah situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.


Oleh karenanya, Bank BJB tetap menerima layanan penukaran uang (termasuk penukaran Uang Peringatan Khusus 75 Tahun Republik Indonesia) selama bulan Ramadan di seluruh jaringan kantor Bank BJB sepanjang kuota penukaran masih tersedia.


Pelayanan penukaran dilaksanakan dengan memperhatikan standar protokol kesehatan COVID-19 secara ketat.


Meskipun Bank BJB telah mengantisipasi peningkatan kebutuhan uang tunai di masyarakat, Bank BJB tetap mengimbau masyarakat untuk mengoptimalkan transaksi digital melalui channel-channel yang telah tersedia.


Nasabah bank BJB bisa dengan mudah menggunakan layanan non operasional kantor dengan e-channel seperti bjb ATM, bjb EDC, bjb DigiCash, bjb Digi (bjb Mobile, bjb NET, bjb SMS).


Seluruh layanan e-channel ini menyediakan sarana yang memungkinkan nasabah bertransaksi untuk berbagai keperluan tanpa harus melakukan kontak fisik, atau bahkan beranjak dari tempat.


Layanan perbankan yang dapat diakses lewat e-channel Bank BJB meliputi pengecekan saldo, transfer uang, pembayaran air, telepon, kartu kredit, televisi berlangganan, internet, isi ulang pulsa dan lainnya.


"Layanan ini memberikan kenyamanan dan keamanan kepada nasabah untuk melakukan transaksi di masa pandemi Covid-19,” ujar Widi.


Dia juga mengimbau kepada nasabah yang menggunakan layanan e-channel untuk senantiasa waspada terhadap modus-modus penipuan dan jangan pernah memberikan data-data seperti nomor PIN, CVV dan OTP kepada siapa pun


Lebih lanjut Widi mengimbau agar masyarakat berhati-hati terkait segala upaya penipuan yang mengatasnamakan Bank BJB.


"Seluruh bentuk informasi seputar promo, produk dan layanan, program maupun informasi lainnya akan diinformasikan secara resmi pada channel komunikasi resmi Bank BJB," katanya. (Ant/W)

Monday

Dua Pekan Jelang Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok di Karawang Mulai Naik

Ilustrasi: Pedagang di Pasar Johar Karawang. (Foto: Net)

wartaindustri.id | KARAWANG –
Dua pekan menjekang Lebaran, harga-harga sejumlah kebutuhan pokok di Karawang mengalami kenaikan sejak beberapa hari terakhir.


Sesuai dengan pantauan di beberapa pasar tradisional sekitar Karawang, Senin (26/4/2021), harga bawang merah mencapai Rp28.200 per kilogram atau naik dari harga sebelumnya Rp27.800 per kilogram.


Kemudian harga bawang putih, kini mengalami kenaikan dari Rp25.700 menjadi Rp26.400 per kilogram.

 

Lalu harga beras medium naik dari Rp9.200 menjadi Rp9.300 perkilogram. Sedang untuk beras premium kini dijual Rp10.600 per kilogram atau naik dari harga sebelumnya Rp10.500 per kilogram.


Begitu juga dengan daging ayam, pada Senin ini harganya naik menjadi Rp32.600 dari harga sebelumnya Rp32.400 per kilogram.


Selanjutnya daging sapi kini dijual Rp124.400 per kilogram. Harga daging itu naik dibandingkan beberapa hari sebelumnya Rp123.000 per kilogram.


Sejumlah pedagang mengakui kenaikan harga itu terjadi sejak sekitar sepekan lalu. Akibat kenaikan itu, para pedagang merasakan dampaknya.


"Dengan kenaikan harga itu, ya pembeli mengurangi pembelian. Seperti sebelumnya membeli 4-5 kilogram daging, tapi gara-gara kenaikan harga, mereka hanya membeli 2-3 kilogram," ungkap Dasep, seorang penjual daging di pasar tradisional Karawang. (Antara)

Wednesday

Dukung Pemulihan Ekonomi, Bupati Bekasi Resmikan Koperasi Karyawan


wartaindustri.id | KABUPATEN BEKASI –
Untuk mendukung pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19, Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja meresmikan Koperasi Karyawan Surya Abadi milik PT Fajar Surya Wisesa di Jalan Imam Bonjol, Kampung Poncol, Kecamatan Cikarang Barat, Rabu (7/4/2021).


“Keberadaan koperasi karyawan dibutuhkan guna membantu perbaikan taraf hidup karyawan di masa pandemi Covid-19,” kata Eka saat meresmikan koperasi di Cikarang Barat.


Eka berharap, pandemi bisa cepat berlalu dan recovery ekonomi di Kabupaten Bekasi bisa berjalan dengan baik.


Menurut Eka, optimalisasi koperasi dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di daerahnya menjadi salah satu upaya pemulihan ekonomi yang terus digencarkan pemerintah daerah.


"Intinya bagaimana koperasi ini bisa berdampak secara ekonomi untuk masyarakat Kabupaten Bekasi," katanya.


Ketua Koperasi Karyawan Surya Abadi, Jamin Pribadi, mengatakan koperasi yang dipimpinnya bergerak di bidang usaha ritel dan simpan pinjam untuk karyawan.


"Kita canangkan bahwa program kerja kita harus bermanfaat bagi masyarakat dan bisa menyerap tenaga kerja yang ada di Kabupaten Bekasi," katanya.


Jamin menyebut dengan berdirinya toko, wisma, serta usaha katering melalui badan hukum koperasi ini, pihaknya mampu menyerap sampai 21 tenaga kerja.


Ke depan, katanya, koperasi yang saat ini sudah beranggotakan 1.700 orang ini akan fokus kepada aset agar terus berkembang serta bermanfaat untuk masyarakat.


"Jangan sampai kita percuma punya uang banyak tapi usahanya tidak ada manfaat bagi masyarakat," ujarnya. (ant)

Airlangga Hartarto: “Pengusaha Wajib Bayar THR Jelang Lebaran”

Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (foto: Net)

wartaindustri.id | JAKARTA –
Tak ada alasan bagi pengusaha untuk tidak membayar Tunjangan Hari Raya (THR) kepada para pekerja menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H.


Pasalnya, menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pemerintah sudah memberikan banyak stimulus untuk meringankan beban usaha selama pandemi Covid-19.


“Salah satunya untuk mendorong konsumsi jelang Lebaran. Sudah waktunya pihak swasta memberikan THR karena berbagai kegiatan sudah diberikan,” kata Airlangga Hartarto usai sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/4/2021).


Pemberian THR ke pekerja, ujar Airlangga, menjadi salah satu mesin penggerak konsumsi masyarakat. Dengan pencairan THR, dia memperkirakan akan terdapat tambahan dana beredar ke pasar sebesar Rp215 triliun.


Airlangga menjelaskan selama setahun terakhir, pemerintah sudah jor-joran memberikan stimulus terhadap dunia usaha. Dia mencontohkan beberapa stimulus seperti insentif pengurangan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) pada awal tahun ini.


Dengan stimulus PPnBM dari pemerintah, ujar dia, penjualan kendaraan bermotor pada Maret 2021 naik hingga 143 persen.


Selain itu, pemerintah juga telah menanggung Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk pembelian properti, yang mengakibatkan penjualan rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) naik 10 persen, penjualan rumah untuk masyarakat menengah naik 20 persen, dan untuk masyarakat berpenghasilan tinggi naik 10 persen.


“Pemerintah mendorong agar perusahaan-perusahaan itu bisa membayar THR karena pemerintah sudah memberikan fasilitas,” ujar Airlangga.


Pembayaran THR menjadi salah satu harapan pemerintah dalam mendongkrak pemulihan ekonomi, selain beberapa kebijakan lain seperti penyaluran bansos, dan pemberian subsidi belanja daring.


Pemerintah menilai konsumsi masyarakat harus terus ditingkatkan, sembari bekerja keras dalam menurunkan tingkat penularan Covid-19.


“Bapak Presiden juga menyampaikan bahwa kita harus menjaga momentum pertumbuhan dimana dengan pertumbuhan ekonomi dan penanganan pandemi Covid-19 harus berjalan seiring,” ujar Airlangga. (ant)

Tuesday

Pasar Induk Cibitung yang Sarat Sampah dan Pungli

Sampah di Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi (Foto: BBB)

wartaindustri.id | BEKASI —
Konsep zero waste (tanpa sampah) yang diberlakukan Pemerintah Kabupaten Bekasi terhadap Pasar Induk Cibitung dinilai gagal. Hingga saat ini, puluhan ton sampah terlihat masih menumpuk di sekitaran pasar.

 

Tumpukan sampah itu menimbulkan bau kurang sedap sehingga mengganggu aktivitas pedagang dan pengunjung  Pasar Induk Cibitung.

 

Berdasarkan catatan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Induk Cibitung, volume sampah di sana mencapai lebih 70 ton setiap harinya. Rata-rata jenis sampah basah dari para pedagang.

 

Berbeda dengan sampah di pasar tradisional lainnya, sampah di Pasar Induk Cibitung terlihat sudah menjadi lumpur karena buah-buahan dan sayuran yang membusuk. Hal itu menimbulkan aroma tak sedap hingga tercium ke luar area pasar yang berlokasi di Jalan Teuku Umar, Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi, tersebut. 

 

Keresahan pedagang pun semakin menjadi-jadi manakala terjadi pungutan liar alias pungli di kawasan Pasar Induk Cibitung.

 

"Ada empat jenis pungli di sini (Pasar Induk Cibitung_red), yaitu pungli kebersihan, perparkiran, keamanan, dan penjualan kios bodong," ungkap salah seorang pedagang Pasar Induk Cibitung, Jojo kepada wartawan, Selasa (6/4/2021).

 

Jojo menjelaskan, pungli kebersihan terjadi di luar nilai retribusi pasar yang ditetapkan Perda Kabupaten Bekasi nomor 1 tahun 2017 tentang retribusi daerah. 

 

"Para pedagang dipungut uang kebersihan sebesar Rp7.000 setiap harinya oleh oknum yang mengatasnamakan Rukun Warga Pedagang Pasar Induk Cibitung," kata Jojo. 

 

Bila ditotal, pungli dari kebersihan setiap bulannya bisa mencapai 300 juta lebih.


Selain kebersihan, parkir kendaraan bermotor dan keamanan juga terkena sasaran pungli.

 

"Kedua jenis pungli tersebut mencapai 20 juta setiap harinya dan itu di luar retribusi yang diberlakukan Pemda," beber Jojo.

 

Lalu, alih-alih menjadikan Pasar Induk Cibitung lebih baik dari sebelumnya, malah menjadi sasaran pungli.

 

"Modusnya dengan alasan revitalisasi Pasar Induk Cibitung yang dikerjasamakan oleh Pemkab Bekasi kepada PT Citra Prasasti Konsorindo," kata Jojo.

 

Pasca kerja sama tersebut, pedagang ditekan untuk segera membayar uang pembelian kios sebesar yang ditetapkan PT Citra Prasasti Konsorindo.

 

"Jika tidak segera membayar, pedagang diancam tidak memiliki kios," jelas Jojo.

 

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Pedagang Pasar Induk Cibitung, Juhaeri, melontarkan keberatannya dengan harga kios yang tinggi.

 

“Kami keberatan dengan uang muka kios baru yang harganya mencekik,” kata Juhaeri saat berunjuk rasa ke DPRD Kabupaten Bekasi, Jumat (12/3/2021).

 

Terlebih, lanjutnya, kios yang ditawarkan belum memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan belum mendapat persetujuan dari Dinas Lingkungan Hidup.

 

Di hadapan anggota DPRD yang menerimanya, Nyumarno dan Sunandar, tokoh pedagang Pasar Induk Cibitung, mengeluhkan biaya uang muka sebesar 10% atau Rp 12,6 juta untuk mendapatkan nomor kios/los ukuran 2×3 meter persegi yang dibanderol dengan harga Rp 126 juta.

 

Selanjutnya, pedagang diwajibkan membayar 30% selama berada di penampungan. Dan, sisa pembayaran 60% dapat dilunasi atau dicicil setelah kios/los yang baru telah ditempati.

 

“Skema pembayaran yang sama juga diterapkan untuk kios ukuran 3×4 meter persegi yakni seharga Rp 270 juta,” bebernya seraya berharap agar pungli di Pasar Induk Cibitung segera ditertibkan.

 

Terpisah, anggota Badan Anggaran DPRD Kabupaten Bekasi, Budiyanto mengatakan bahwa dana APBD Kabupaten Bekasi cukup untuk merevitalisasi Pasar Induk Cibitung. 

 

"APBD kita cukup, kalau hanya 190 miliar tidak masalah, karena ada senilai hampir 1 triliun dana APBD Kabupaten Bekasi yang belum terserap tahun 2020 dan bisa dimanfaatkan untuk merevitalisasi Pasar Induk Cibitung," terang Budiyanto.

 

Dia mengingatkan Bupati Bekasi dan dinas yang terkait bahwa pedagang maunya revitalisasi ini menggunakan dana APBD dan tidak diswastakan. 

 

"Sehingga tidak dimanfaatkan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab," tegasnya. (BBB/ DA)

Ad Placement


Copyright © serberita

Teknologi