Tuesday
Monday
Kadinkes Purwakarta Minta Masyarakat Patuhi Prokes. Begini Katanya
Saturday
Keluarga Kecewa Atas Kinerja Satgas Covid 19 Purwakarta
Wednesday
Bendung Lonjakan Kasus Covid-19, Bupati Purwakarta Ikuti Arahan Presiden
Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta beserta unsur Forkopimda Purwakarta lainnya mengikuti arahan Presiden secara virtual. (Foto: Hms.)
wartaindustri.id | PURWAKARTA - Bupati Purwakarta Anne Ratna
Mustika didampingi Wakil Bupati Purwakarta, Aming mengikuti arahan Presiden RI
dalam Rapat Koordinasi Kepala Daerah Seluruh Indonesia secara virtual, bertempat di Aula Janaka, Senin 17
Mei 2021.
Kegiatan yang dihadiri oleh Sekda, para Asda, serta unsur
Forkopimda itu diawali dengan laporan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang
menginformasikan mengenai dampak pandemi Covid-19 yang dialami Indonesia sejak
2020 hingga penanganannya saat ini.
Mendagri mendorong
setiap kepala daerah mampu menghadapi pandemi untuk menyelamatkan masyarakat.
Karena hingga saat ini dunia belum dapat membendung lonjakan penyebaran
Covid-19.
Kabar baiknya pada tiga bulan terakhir Indonesia mampu menekan kasus Covid-19 dengan
kegiatan PSBB dan PPKM Skala Mikro yang setiap minggu digelar rakor mulai dari pusat hingga daerah.
Tito juga mendorong penanganan Covid-19 oleh kepala daerah,
yang salah satunya angka recovery harus naik.
Sementara dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi
memaparkan mengenai kondisi mudik lebaran yang mendapat perhatian khusus.
Disebutkan, ada sekirar 1,5 juta orang mudik selama 6 hingga 17 Mei.
Hasil ini turun dari perkiraan sebelumnya bahwa ada 33 persen yang mudik. Kemudian, saat
mudik dilarang angka tersebut turun jadi 17 persen dan terus turun saat ada
penyekatan sekitar 1,1 persen.
Diharapkan dengan demikian kasus aktif bisa turun lagi
dimana pada Februari sebagai puncaknya jumlah kasus sebanyak 176 ribu tapi kini
turun menjadi 90-an ribu.
"Ini yang terus ditekan sehingga membutuhkan
konsistensi, Hati-hati karena gelombang kedua dan ketiga sangat berbahaya,
seperti halnya di negara-negara tetangga yang sudah lockdown hingga Juni,"
kata Jokowi.
Kepala Negara juga menyampaikan perkembangan kasus mingguan
di Pulau Sumatera seperti di Aceh, Sumut, Sumbar, Babel, Jambi, Sumsel, dan
Lampung.
Di sana kasusnya
tinggi tapi ada penurunan. Yang trennya turun cuma Bengkulu sehingga dapat cap
hijau tapi bukan zona hijau.
Kemudian soal keterisian tempat tidur di rumah sakit
sekarang 29 persen secara
nasional. Mengenai keterisian hotel juga mendapat sorotan seperti di Provinsi
Kepri yang tingkat okupansi hotelnya naik sehingga secara ekonomi baik tapi
tetap harus dikendalikan.
Selain soal kasus Covid-19, Presiden menyampaikan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal
pertama 2020 di kisaran 2,97%.
Kemudian di kuartal kedua, turun menjadi minus 5%. Untuk kuartal pertama 2021,
masih minus 0,74%, sedangkan target kuartal kedua sekitar di atas 7%.
Seluruh gubernur, bupati, dan walikota memiliki
tanggungjawab yang sama dalam kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional, diyakini
target itu bisa tercapai yang penting tetap harus hati-hati sehingga penanganan
Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi bisa sejalan seiring.(Adv/Warin 02))
Monday
Saat Arus Mudik Lebaran 53 Orang Positif Covid-19, Kang Emil: “Kekhawatiran itu Nyata”
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat memberikan keterangan di Gedung Sate Bandung. (Foto: Net)
wartaindustri.id |
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menuturkan, saat arus mudik Lebaran 2021 terdapat 53 orang yang terdiri atas 50 pemudik dan tiga wisatawan dinyatakan
positif Covid-19 setelah dilakukan tes Covid-19 secara acak di wilayah Jabar.
"Kami menemukan dari pengetesan Covid-19 untuk wisatawan dan pemudik. Itu hasilnya ada tiga wisatawan yang positif Covid-19 dan pelaku perjalanan (pemudik, red.) ada 50 yang positif. Jadi total 53. Ini menunjukkan kekhawatiran itu nyata adanya," kata Kang Emil – sapaan Ridwan Kamil, di Gedung Sate Bandung, Senin (17/5/2021).
Kang Emil menuturkan selama pelarangan mudik Lebaran 2021 petugas gabungan di wilayah Jawa Barat telah melaksanakan tes Covid-19 kepada 6.000-an orang.
"Jadi total yang dites itu ada sekitar enam ribuan orang. Hasilnya 53 positif Covid-19. Itu hampir satu persen dari total tes yang dilakukan,” katanya.
Makanya, lanjut Kang Emil, ia mengucapkan terima kasih kepada warga jabar yang taat atau mematuhi aturan agar tidak mudik pada Lebaran tahun ini.
Pada bagian lain keterangannya, Kang Emil juga menuturkan bahwa pascalibur Lebaran 2021, tak ada lagi daerah atau kabupaten/kota di Provinsi Jabar berstatus zona merah Covid-19.
Walaupun demikian, seusai arahan Presiden Joko Widodo seluruh kepala daerah di Indonesia harus mewaspadai kenaikan kasus Covid-19 seusai Lebaran.
"Tidak ada lagi zona merah, Majalengka naik oranye. Mayoritas di Jabar itu oranye kecuali Kabupaten Sukabumi," katanya.
Menurut Kang Emil, arahan dari Presiden adalah pengendalian Covid-19. Daerah harus mewaspadai potensi kenaikan Covid-19 pascalibur Lebaran.
“Walaupun dari arahan bisa dilaporkan, sebelum sosialisasi ada potensi 89 juta yang mudik. Setelah sosialisasi turun 8,9 juta dan setelah selesai sosialisasi dan penyekatan yang masih mudik tercatat 1,5 juta (di Jabar, red.)," katanya.
Kang Emil mengatakan walaupun jumlah warga Jabar yang mudik hanya 1,1 persen namun potensi terjadi kenaikan kasus Covid-19 harus diwaspadai. Tingkat keterisian nasional 29 persen, Jabar 28 persen.
"Kita sudah baik, di bawah rata rata nasional," tambahnya. (ant/warin-03)
Tuesday
Ratusan Pemudik Manfaatkan Jalan Tikus dan Waktu Istirahat Petugas
Salah satu pos penyekatan larangan mudik Lebaran di Cianjur. (Foto: Net)
wartaindustri.id |
CIANJUR – Cara pemudik bersepeda motor menghindari pos penyekatan larangan
mudik Lebaran adalah melalui jalan tikus dan menunggu waktu-waktu penyekatan
tidak berjalan maksimal pada tengah malam hingga dini hari.
Seperti dilansir Antara, ratusan pemudik dengan sepeda motor berhasil melintas di jalur utama Cianjur, khususnya memasuki H-1 Lebaran saat pemudik jarak dekat memanfaatkan waktu istirahat petugas.
Di jalur tersebut, sejak sore hingga dini hari, ratusan pengendara sepeda motor bernopol Jakarta dengan tujuan mudik jarak dekat seperti Bandung, Garut Tasikmalaya, dan Banjar, mulai meningkat melintas.
"Kami sudah berangkat dari dini hari dari Jakarta, melalui jalan tikus dari Bogor dan bisa lolos sampai Cianjur,” kata Irman Idrus, pemudik asal Jakarta Timur saat ditemui di Cianjur, Selasa (11/5/2021).
Rencananya, tutur Irman, mereka akan melanjutkan perjalanan menjelang sholat Isya atau tarawih dimana penyekatan tidak terlalu ketat.
“Kami mau mudik ke Tasikmalaya,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, meski larangan mudik diberlakukan pemerintah, pihaknya tetap memaksakan diri untuk mudik bersama puluhan pengendara sepeda motor lainnya karena anak dan istri mereka sudah lebih dulu pulang kampung sepekan setelah masuknya bulan puasa.
"Tahun lalu tidak mudik, tahun ini memaksakan diri karena sudah rindu kampung halaman dan orang tua. Anak dan istri sudah duluan naik travel sepekan setelah puasa," katanya.
Sementara Kapolres Cianjur, AKBP Mochamad Rifai, mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan pemeriksaan di titik penyekatan selama 24 jam dengan tiga kali pergantian petugas agar penyekatan berjalan maksimal dan tidak ada pemudik yang lolos.
"Kita tingkatkan penyekatan di 12 titik yang sudah berjalan sejak tangal 6 Mei, termasuk jalur tikus di sepanjang jalur utama Puncak-Cianjur, Cianjur-Bandung dan Cianjur-Sukabumi. Kami tetap imbau anggota untuk melakukan penyekatan secara humanis," katanya. (ant/w-03)
Monday
Sekitar 15 Pemudik Terpapar Covid-19, Kang Emil: “Kasihan Keluarganya di Kampung”
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, di Cileunyi. (Foto: Net)
wartaindustri.id | BANDUNG - Gubernur
Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil mengatakan dari banyaknya
masyarakat yang keukeuh memaksa mudik, telah
dilakukan pemeriksaan Covid-19
secara acak dan hasilnya ada sekitar 15 orang yang terpapar virus corona.
Ia menuturkan, kondisi ini menunjukkan bahwa ketika masyarakat memaksa untuk pulang kampung bisa jadi mereka terpapar dan kemudian memaparkan virus corona kepada orang tua atau sanak saudara di kampungnya.
"Itu kasihan nanti orang tua yang didatangi pemudik terpapar Covid-19," ujar Kang Emil – sapaan karib Ridwan Kamil, seusai meninjau posko penyekatan mudik di Gerbang Tol Cileunyi Kabupaten Bandung, Senin (10/5/2021).
Ia menuturkan tradisi mudik dan pulang kampung bertemu orang tua pada perayaan Lebaran adalah hal yang mulia, namun sekarang di saat bersamaan ada bahaya yaitu wabah virus corona.
“Dengan kondisi ini, maka mencegah harus lebih diutamakan sehingga semua pihak harus menahan diri untuk mudik,” lanjutnya.
Pada bagian lain keterangannya, Kang Emil menyebut 99 persen warga Jabar tidak mudik Lebaran ke kampung halamannya pada momentum Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah atau Lebaran Tahun 2021.
"Jumlah pemudik tahun ini sangat kecil hanya satu persen dari total sekitar enam juta warga yang masih berniat mudik ke kampung halaman. Jadi 99 persen warga sudah sesuai dengan aturan pemerintah," kata Kang Emil.
Orang nomor satu di Provinsi Jabar ini mengatakan jumlah kendaraan yang diputar balik oleh aparat di Provinsi Jabar kembali bertambah dan hingga Senin (10/5) ini, jumlah kendaraan yang dilarang melintas untuk bepergian mudik mencapai 60 ribu.
Menurutnya, angka ini naik signifikan, dibandingkan dengan dua hari pertama yang sudah mencapai 22 ribu kendaraan.
"Jadi dari total 130 ribu kendaraan yang kita razia ada sekitar 60 ribu yang diputar balik. Jadi kalau ada bocor-bocor saya kira di bawah 60 ribu lah," katanya. (Ant/W-03)
Bupati Purwakarta Tegaskan tak akan Ada Open House Lebaran
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika. (Foto: Diskominfo)
wartaindustri.id | PURWAKARTA - Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, menegaskan tak akan ada open house pada Lebaran nanti. Ketegasan Bupati tersebut, menindaklanjuti Surat
Edaran Menteri Dalam
Negeri, Tito Karnavian yang melarang adanya open house bagi pemimpin daerah.
Dalam Surat Edaran
Mendagri nomor 800/2794/SJ tertulis bahwa gubernur, bupati/walikota
se-Indonesia untuk membatasi kegiatan buka puasa bersama dan larangan open
house pada Lebaran atau pasca-Lebaran.
"Kami mendukung kebijakan Mendagri. Insya Allah kami
tidak ada open house atau halal bihalal. Larangan ini memang bertujuan untuk
menekan angka peningkatan kasus penyebaran Covid-19 di momen Idul Fitri
2021," kata Anne, Sabtu (8/5/2021).
Meskipun tidak melakukan open house, Anne mengaku tidak
mengurangi rasa silaturahimnya terhadap warga Purwakarta.
Dia tetap meminta warganya untuk selalu menerapkan protokol
kesehatan di momen lebaran nanti. Selain itu, dia juga mengimbau kepada
warganya untuk tidak melakukan perjalanan alias mudik baik ke luar kota atau
mudik lokal.
"Saya imbau kepada warga untuk tidak mudik karena saya
telah meminta kepada camat dan lurah/kades untuk menyiapkan ruang-ruang isolasi
bagi mereka yang memang lolos dari penyekatan dan tidak memperlihatkan hasil tes
antigen," katanya. (Warin 02)
Cegah Kerumunan, Pemkot Tasikmalaya Larang Shalat Id di Masjid Agung
Masjid Agung Kota Tasikmalaya. (Foto: Net)
wartaindustri.id | KOTA TASIKMALAYA - Untuk
mencegah kerumunan dan interaksi orang yang dikhawatirkan terjadi
penularan Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot)
Tasikmalaya, memberlakukan larangan Shalat Id di Masjid Agung
Tasikmalaya saat Hari Raya Idul Fitri 1442 H.
"Masjid Agung tidak diperbolehkan melaksanakan kegiatan Shalat Id, kalau sebagian ada yang maksa tolong diimbau mereka, kalau ke masjid sekitar diperbolehkan," kata Plt Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf di Tasikmalaya, Minggu (9/5/2021).
Ia mengimbau jamaah agar melaksanakan Shalat Id di masjid maupun di lapangan terbuka di lingkungan rumahnya masing-masing, agar tidak terlalu banyak kerumunan orangnya.
"Silakan Shalat Id di masjid sekitar atau di lapang sekitar," katanya.
Ia menuturkan sesuai instruksi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) untuk daerah zona merah penyebaran wabah Covid-19 agar tidak melaksanakan Shalat Id di masjid besar di daerahnya.
Alasan Masjid Agung tidak dibuka untuk kegiatan Shalat Id, kata dia, karena khawatir akan banyak orang berdatangan dari berbagai daerah kemudian tidak bisa dicegah kerumunan orang, dan juga sulit mendisiplinkan protokol kesehatan.
"Ketika masjid penuh, meski sudah menerapkan protokol kesehatan mereka tetap akan berdesakan," katanya.
Ia menambahkan selain larangan Shalat Id di Masjid Agung, Pemkot Tasikmalaya juga menerapkan aturan tidak boleh melakukan takbir keliling saat malam Idul Fitri.
Ia berharap semua elemen masyarakat dapat bekerja sama menerapkan protokol kesehatan di momentum Hari Raya Idul Fitri agar tidak terjadi peningkatan kasus penularan COVID-19 di Kota Tasikmalaya.
"Saya minta semua jaga protokol kesehatan dengan ketat, kelemahan kita itu kan orang tidak tertib dan tidak disiplin," kata Yusuf. (Ant/W-03)
Jelang Pilkades di Purwakarta, Balon Kades Keluhkan Biaya Tes Kesehatan
RSUD Bayu Asih Purwakarta. (Foto: Net)
wartaindustri id | PURWAKARTA - Sejumlah
bakal calon (balon) kepala desa (kades) di Kabupaten Purwakarta yang akan mengikuti Pemilihan Kepala Desa
(Pilkades), mengeluhkan biaya untuk tes kesehatan yang
dianggapnya terlalu besar.
Mantan Kades
Pondokbungur, Kecamatan Pondoksalam, Abun Cs, yang akan
ikut Pilkades sebagai inkamben, membenarkan tes kesehatan yang
disyaratkan oleh Panitia
Pilkades, memberatkan balon kades.
"Tes kesehatan Pilkades sekarang, selain waktunya hanya beberapa hari, juga ada tes wawancra. Eh, biayanya mahal juga, tidak
kurang dana habis Rp1.600.000," katanya.
Senada juga dikatakan Kades Sindangpanon, Kecamatan Bojong,
Deden Pranayudha, yang juga akan ikut Pilkades sebagai
inkmaben, bahwa yang memberatkan bagi balon kades pada Pilkades sekarang adalah tes kesehatan.
Keluhan lainnya
adalah pelaksanaannya yang terlalu lama dari saat diberhentikannya kades,
karena akan ikut Pilkades. Sehingga jabatan kades oleh pejabat sementara (Pjs.)
dinilai terlalu lama.
Sekadar mengingatkan Pilkades di Kabupaten Purwakarta akan dilaksanakan 25 Agustus 2021. Jumlah
desa yang akan melaksanakan
Pilkades ada 170 desa.
Berkaitan dengn tes kesehatan yang dilaksanakan di BLU Bayu Asih, jumlah balon yang
mengikuti tes kesehatan belum diketahui jumlahnya secara pasti.
Pengurus Gardapatih Kabupaten Purwakarta, Ahmad Lukman,
mengatakan dinamika Pilkades di
Purwakarta sekarang ini cukup tinggi. Antara lain diisyaratkan dengan tes kesehatan yang begitu ketat juga
anggarannya yang mahal.
“Bila satu
desa ada balon dua orang saja, maka jumlah yang ikut tes kesehatan
340 orang. Sedangkan untuk
Kecamatan Plered, rata rata balon tiap
desa lebih dari tiga orang," katanya, Minggu (9/5/2021).
Kepala BLU Bayu Asih,
Agung Darwis, belum dapat memberikan
keterangan saat dihubungi melalui
telepon selularnya, Minggu (9/5/2021). (Warin 02)
Wednesday
Walaupun Lolos dari Pos Penyekatan, Pemudik Tetap Harus Diisolasi di Kampungnya
Ilustrasi: Suasana salah satu pos penyekatan di Purwakarta, beberapa waktu lalu. (Foto: Net)
wartaindustri.id | BANDUNG – Warga yang
keukeuh pulang kampung ke wilayah Jawa Barat (Jabar) saat liburan Lebaran,
walaupun lolos dari pos penyekatan, akan berhadapan dengan ruangan isolasi di
kampung halamannya sendiri.
Pasalnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah menyiapkan ribuan ruang isolasi di desa-desa untuk mengantisipasi pendatang dari luar daerah yang tidak mengindahkan larangan mudik Lebaran.
“Ruang-ruang isolasi itu dipersiapkan untuk mengantisipasi para pemudik yang lolos dari penjagaan petugas di berbagai titik penyekatan,” kata Kang Emil – sapaan karib Ridwan Kamil, dalam konferensi pers Satgas Penanganan Covid-19 yang disiarkan secara virtual, Rabu (5/5/2021).
Kang Emil menuturkan, di kampung-kampung di Jabar sudah ada sekitar 2.500 ruang isolasi yang tersebar di desa-desa.
“Sehingga kalau mereka ngotot kami sudah instruksikan bhabinkamtibmas, babinsa, TNI, Polri, dan kepala desa untuk langsung diisolasi selama lima hari pemudik itu," tambahnya.
Hal itu dilakukan, ujar Kang Emil, belajar dari pengalaman pada tahun lalu saat pemudik menularkan Covid-19 kepada keluarganya saat pulang kampung halaman.
Namun, dia menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri sudah menyiapkan 158 titik penyekatan dan dilakukan pula penjagaan di jalan-jalan alternatif yang biasa dikenal sebagai "jalur tikus" untuk mencegah kedatangan pemudik. (ant/w-03)
Belasan Warga Ciangkrek Sukabumi Keracunan Pindang dari Pedagang Keliling
Warga Ciangkrek yang keracunan pindang dirawat di Puskesmas Cibuntu. (Foto: Net) |
wartaindustri.id | SUKABUMI – Usai menyantap cue atau ikan pindang, sedikitnya 19 orang warga Dusun Ciangkrek, Desa Mekarasih, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, menjadi korban keracunan massal, Selasa (4/5/2021).
Kepala Desa Mekarasih, Ujang Suryadi mengatakan, hingga saat ini sudah ada 19 warga dari dusun tersebut yang mengalami keracunan.
“Seluruh korban mengalami gejala keracunan yang sama pusing, mual hingga ada yang muntah-muntah," katanya di Sukabumi, seperti dilansir Antara, Rabu (5/5/2021).
Lantas Ujang pun menuturkan kronologinya. Siangnya, warga membeli cue atau ikan pindang kepada pedagang keliling. Kemudian sore harinya dimasak.
"Mungkin untuk menu berbuka puasa. Malamnya, mulai terasa," tambahnya.
Menurutnya, warga Desa Mekarasih yang menjadi korban keracunan saat ini mendapatkan perawatan di Puskesmas Cibuntu. Namun jika ada yang kondisi kesehatannya terus menurun, maka akan dirujuk ke RSUD Palabuhanratu.
Awalnya hanya ada enam warga yang mengeluh mengalami gejala keracunan. Namun hingga Rabu dini hari jumlahnya terus bertambah, bahkan tidak menutup kemungkinan ada korban lainnya.
"Sebagian korban kondisinya sudah ada yang membaik, tidak hanya orang dewasa, warga yang diduga keracunan tersebut ada juga anak-anak bahkan balita," tambahnya.
Adapun nama-nama warga Dusun Ciangkrek yang menjadi korban keracunan setelah menyantap olahan ikan pindang tersebut, adalah Revan, Revin, Adah, Kamaludin, dan Tedi.
Selanjutnya Citra, Abdul Ajid, Rizki, Iyah, Reza, Rizwan, Aida, Diki, Anin, Saropah, Deni, Rido, Penti, dan Rizal. (ant/w-03)
Tuesday
Waspada, Virus Corona Varian Baru Sudah Masuk ke Indonesia
Siti Nadia Tarmizi. (Foto: Net)
wartaindustri.id | JAKARTA – Waspada, virus corona varian jenis baru sudah masuk ke Indonesia, dan lebih cepat menular dari virus
yang sebelumnya. Varian baru tersebut antara lain B117, B1351, dan B1617.
Hal itu dikemukakan oleh Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, dalam acara virtual "Waspada Peningkatan Klaster Baru", Selasa (4/5/2021).
Varian baru virus Covid-19 yaitu B117 asal Inggris, kemudian B1351 asal Afrika Selatan, dan varian mutasi ganda dari India B1617.
“Varian yang digolongkan dengan Varian of Concern ini diketahui memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi sekitar 36 sampai 75 persen dibandingkan dengan jenis virus yang beredar sebelumnya,” katanya.
Ia menjelaskan, varian B117 saat ini merupakan varian yang paling banyak dilaporkan dari berbagai negara. WHO mencatat berbagai peningkatan kasus sampai 49 persen varian B117 yang bersirkulasi di Asia Tenggara.
Terkait mutasi atau varian baru di Indonesia, kata Nadia, masih terus diteliti dan melakukan pengujian pada 786 laboratorium. Laboratorium-laboratorium ini juga yang memeriksa Covid-19.
Siti Nadia malaporkan terdapat 13 kasus dari varian B117. Masing-masing terdeteksi berada di Sumatera Utara sebanyak dua kasus, Sumatera Selatan satu kasus, Banten satu kasus, Jawa Barat lima kasus, Jawa Timur satu kasus, Kalimantan Timur satu kasus dan Bali dua kasus.
Sebanyak lima kasus B117 dilaporkan berasal dari imported case atau dibawa oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Arab Saudi terdeteksi berada di Karawang (Jawa Barat), Kota Balikpapan (Kalimantan Timur), dan Kota Bogor (Jawa Barat).
Sedangkan delapan kasus lainnya dilaporkan berasal dari transmisi lokal atau penularan antarwarga masing-masing berada di Tapin (Kalimantan Selatan), Palembang (Sumatera Selatan), Kota Medan (Sumatera Utara), Kabupaten Karawang (Jawa Barat), dan Kota Tanjung Balai (Sumatera Utara).
Sementara untuk varian baru B1617, kata Siti Nadia, terdeteksi berada di Kepulauan Riau sebanyak satu kasus dan DKI Jakarta dua kasus. Sementara, B1531 terdeteksi berada di Bali sebanyak satu kasus.
“Jadi dengan surveilans kita mewaspadai penambahan kasus B117 dan B1351, serta B1617 yang sudah masuk ke Indonesia. Hasil akhir ini sudah kita dapatkan dari hasil pemeriksaan per tanggal 30 April,” kata Nadia.
Untuk mencegah penularan lebih meluas, Nadia mengimbau kepada masyarakat untuk mengurangi mobilitas. Situasi yang ada di Indonesia mengharuskan masyarakat untuk mematuhi anjuran maupun larangan dari pemerintah.
“Tidak ada yang menjamin bahwa dengan membawa hasil pemeriksaan laboratorium yang negatif selama dalam perjalanan ataupun selama dalam proses kita menuju kampung halaman misalnya, kita tidak terpapar Covid-19,” kata Nadia.
Siti Nadia mengatakan di beberapa negara saat ini sedang terjadi lonjakan kasus Covid-19. Beberapa faktor yang menjadi penyebab peningkatan kasus adalah mobilitas pergerakan masyarakat. (ant/w 03)
Antisipasi Kepulangan Pekerja Migran, Desa di Purwakarta Harus Siapkan Ruang Isolasi
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika. (Foto: Ist.)
wartaindudtti id | PURWAKARTA - Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta mengantisipasi kepulangan pekerja migran
Indonesia (PMI) menjelang Lebaran
2021 ini.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, mengatakan, kepulangan PMI ini harus
diantisipasi sejak dini. Pasalnya, sampai saat ini sebaran Covid-19 masih belum
terkendali.
“Saya khawatir,
para pekerja migran itu membawa virus mematikan dari negara tempat mereka bekerja,” katanya, Selasa (4/5/2021).
Dia mengaku sudah menginstruksikan kepada semua kepala desa dan camat untuk
melakukan pendataan di wilayah masing-masing.
“Pendataan
ini, terkait warga PMI yang kembali ke Purwakarta, serta menyiapkan ruang isolasi mandiri," imbuh Bupati yang biasa dipanggil Ambu Anne ini.
Ambu Anne
menyebutkan, dari 17 kecamatan yang ada, tujuh wilayah di antaranya merupakan kantong-kantong PMI, yakni Kecamatan Sukasari, Tegalwaru, Darangdan, Bojong, Wanayasa, Maniis, dan Plered.
Dengan demikian, pemerintahan desa dan kecamatan yang
menjadi kantong PMI ini, harus gerak cepat. Bahkan, proaktif turun ke
masyarakat untuk mendata warganya.
Setelah itu, setiap desa harus memiliki ruang isolasi mandiri.
Saat ada PMI yang pulang, warga itu akan dimintai keterangan.
Apakah dia sudah diperiksa di Bandara Soetta? Sudah
mendapat pemeriksaan swab antigen? Atau sudah di
isolasi mandiri belum di Wisma Atlet?
Jika ada PMI yang lolos dari syarat-syarat itu, maka
pemerintahan desa atau kecamatan segera berkoordinasi dengan tim Satgas Covid-19 Kabupaten, untuk dilakukan langkah
selanjutnya. Hal ini, guna mengantisipasi sebaran virus Corona dari luar negeri yang dibawa oleh
PMI.
Terkait dengan PMI, lanjut Anne, sebenarnya Purwakarta masih
memberlakukan moratorium. Khususnya ke Timur Tengah dan Malaysia. Kalaupun saat
ini ada PMI yang kembali dari negara-negara yang dimoratorium itu, maka mereka pergi ke negara itu dengan
jalan lain.
"Seperti, melalui pendaftaran dari daerah tetangga.
Jadi, di dinas kitanya tak terdaftar, tapi warga itu kembali dari Timteng dan
Malaysia. Berarti mereka, daftarnya ditengarai dari daerah tetangga," ujar
Ambu Anne.
Terpisah, Camat Tegalwaru Beni Primiadi, mengatakan,
pihaknya sudah menerima instruksi dari Bupati terkait dengan antisipasi kepulangan PMI ini. Untuk di
Tegalwaru, pihaknya telah menyiapkan posko dan memberlakukan PPMK mikro hingga
tingkat RT dan RW.
"Dengan kebijakan ini, kedatangan PMI bisa terpantau
dan bisa langsung dilaporkan ke satgas covid di tingkat desa," ujar Beni.
Terkait ruang isolasi, setiap desa di wilayahnya sudah
menyiapkan ruangan isolasi mandiri.
"Di Kecamatan Tegalwaru, ada 13 desa. Semua desa
terdapat warga yang menjadi PMI. Tapi, yang paling banyak ada di Desa
Sukamulya, Pasanggrahan, dan Cisarua," demikian Beni.
(Warin 02))
Saturday
SE Gubernur Jabar tentang Mudik Lebaran: Pemudik Wajib Miliki SIKM dan Dikarantina Lima Hari
Pos penyekatan mudik di Purwakarta. (Foto: Net) |
wartaindustri.id | BANDUNG - Sebagai salah satu upaya mengurangi risiko penularan Covid-19, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) secara resmi mengatur aktivitas di masa Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah/2021 Masehi.
Pengaturan itu terutama untuk para pemudik, baik lintas provinsi maupun lintas kabupaten/kota di Jabar.
Untuk itu, Pemprov Jabar telah menerbitkan Surat Edaran No. 70/KS.01.01/SATPOL PP tentang Pengendalian Aktivitas Masyarakat dalam Penanganan Covid-19 selama Masa Ramadan dan Idul Fitri 1442 Hijriah/2021, yang ditandatangani oleh Ridwan Kamil.
Dengan SE ini maka, masyarakat yang hendak melakukan aktivitas perjalanan untuk keperluan mendesak dan kepentingan nonmudik, seperti perjalanan dinas/bekerja, wajib memiliki surat izin perjalanan tertulis atau Surat Izin Keluar/Masuk (SIKM) sesuai Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021.
Surat edaran tersebut ditujukan kepada bupati/wali kota se-Jabar dan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten/Kota se-Jabar, agar sama-sama mengendalikan aktivitas dan mengurangi mobilitas masyarakat di wilayahnya. Jika aktivitas masyarakat terkendali, ruang gerak SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, bisa dibatasi.
"Pengendalian aktivitas masyarakat perlu dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Apalagi, tren kasus Covid-19 di Jabar sedang menurun. Ini harus dipertahankan secara bersama-sama, baik oleh pemerintah maupun masyarakat," ujar Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jabar, Daud Achmad melalui keterangan resmi, Sabtu (1/5/2021).
Daud menjelaskan, penanganan pelaku perjalanan lintas batas antarprovinsi tercantum dalam surat edaran tersebut.
Selain pelaku perjalanan wajib memiliki surat izin perjalanan/SIKM, operasi gabungan antarprovinsi di wilayah perbatasan juga akan dilakukan dengan melibatkan Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, dan TNI/Polri.
Operasi gabungan, kata Daud, digelar di titik-titik yang sudah disepakati. Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten/Kota harus membangun kondusifitas antardaerah kabupaten/kota dan menerapkan aturan perjalanan lintas batas provinsi sesuai dengan Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nasional.
"Potensi pemudik dan masyarakat yang melakukan perjalanan lintas batas provinsi maupun kabupaten/kota masih ada meski larangan mudik sudah digaungkan," katanya.
Selain itu, menurut Daud, pemerintah desa dan kelurahan diminta mengaktifkan Posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro untuk melakukan sosialisasi dan edukasi protokol kesehatan.
Pemerintah desa dan kelurahan pun didorong melakukan karantina bagi masyarakat pendatang atau pemudik selama lima hari.
"Kami anggap pemudik dan pendatang ini ibarat pasien tanpa gejala. Untuk itu, karantina diharuskan selama lima hari supaya tidak terjadi kontak dengan warga setempat untuk mencegah penularan Covid-19," katanya. (hms/cncin/warin 03)
Kukuhkan Kepala BKKBN Jabar, Kang Emil: “Viralkan Keluarga Harmonis di Medsos”
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, menandatangani pengukuhan Kepala Perwakilan BKKBN Jabar, Wahidin. (Foto: Humas Jbr)
wartaindstri.id |
BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengukuhkan Wahidin sebagai
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Provinsi Jabar di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (30/4/2021).
Kang Emil
--sapaan Ridwan Kamil-- mengatakan, secara kewilayahan, BKKBN Jabar berada
dalam koordinasi Pemda Provinsi Jabar. Oleh karena itu, ia mendorong BKKBN
Jabar berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan
Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar untuk selesaikan permasalahan kependudukan
dan keluarga berencana di Jabar.
"Mohon untuk
gaspol saja, karena ini cuma seremoni, langsung ngabret saja apa yang tadi saya
titipkan," kata Kang Emil.
Kang Emil
mengatakan, saat ini angka kelahiran di Jabar masih tinggi yaitu 2,5 persen. Sementara
jumlah penduduk Jabar juga tertinggi di Indonesia. Situasi tersebut berpotensi
over populasi.
"Penduduk
Jabar persentase kelahirannya masih tinggi sekitar 2,5 persen, dan dalam teori
perencanaan pembangunan sumber masalah itu adalah over populasi," ucapnya.
"Pada saat
mereka dewasa akan berebut sumber daya karena hakekatnya pembangunan itu tidak
bisa dihentikan, yang bisa itu dikendalikan," imbuhnya.
Proporsi jumlah
penduduk dengan keterbatasan sumber daya harus menjadi perhatian BKKBN Jabar.
"Jumlah
manusia dengan keterbatasan sumber daya yang ada di Jabar harus memadai, maka
tugas BKKBN menjadi sangat penting," kata Kang Emil.
Kang Emil pun
optimistis, BKKBN Jabar di bawah kepemimpinan Wahidin bisa menguatkan konsep
pengendalian kependudukan, termasuk meningkatkan kualitas keluarga untuk
menekan angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Jabar.
"Kami tak
ingin terdengar lagi ada KDRT termasuk kepada anak yang saat ini masih
mengemuka," tuturnya.
Kang Emil meminta
BKKBN Jabar untuk membuat kampanye keluarga harmonis melalui media sosial
secara intensif supaya menjadi contoh bagi masyarakat.
"Diviralkan
lewat medsos siapapun keluarga yang harmonis dan anaknya dua, karena masyarakat
kita itu sering mengikuti apa yang dilihat khususnya di medsos," ucapnya.
Kepala Perwakilan
BKKBN Jabar Wahidin mengaku Jabar memiliki tantangan tersendiri karena memiliki
populasi terbesar. Menurutnya, Total Fertility Rate (TFR) atau angka kelahiran
total yang tinggi di Jabar ini menandakan wanita dalam usia subur cenderung
memiliki tiga anak.
"TFR Jabar
tinggi, 2,5 persen, artinya wanita dalam usia subur itu cenderung punya anak
tiga, tentu ini menjadi prioritas kita untuk pengendalian," kata Wahidin.
Salah satu
strategi yang akan dilakukan BKKBN Jabar adalah mendorong pasangan usia subur
menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang.
"Metode ini
akan memperkecil putus pakai karena di Jabar terbesarnya menggunakan suntik dan
pil," katanya.
Sebelumnya,
Wahidin merupakan Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN. Pada 2016, ia
juga pernah menjabat Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu. (Hms Jbr/Warin)