serberita: Bisnis
Showing posts with label Bisnis. Show all posts
Showing posts with label Bisnis. Show all posts

Monday

1300 Sapi Terjual Untuk Qurban Idul Adha



SERBERITA.COM || PURWAKARTA -  Umat Muslim di Kabupaten Purwakarta, tidak terpengaruh walau masa Pandemi di hari raya Idul Adha. Animo masyarakat untuk beribadah sangat tinggi, dengan maraknya yang berqurban di setiap perumahan dan kampung-kampung.

Animo umat muslim, untuk beribadah tidak bisa dibendung. Terbukti di Pasar Hewan Ciwareng, Kecamatan Babakancikao, sampai hari ini Senin (19/7) terjadi transaksi sebanyak 1.300 ekor sapi

Kepala UPTD Pasar Hewan Ciwareng, Dang Aml Muztaba, Senin (19/7) mengatakan bahwa transaksi hewan untuk kurban jauh hari  sudah terjadi.




Puncak penjualan sapi terjadi, pada 5 Juli 2021, sebanyak 500 ekor. Kemudian pada 12 Juli 2021, terjadi transaksi 480.ekor sapi.

Sedangkan harga sapi untuk tahun ini, ada kenaikan harga  sekitar 10 - 20 persen. Sapi yang tadinya harga 10 juta menjadi 12 juta.
.  
Tambah Dang, Alhamdulillah animo masyarakat tinggi untuk melaksanakan ibadah Idul Adha, dengan berqurban walau masa pandemi.

Masuk di bulan Juli, Pasar Hewan terus ramai. Ini membuktikan bahwa masyarakat sudah faham, untuk  menjaga dan melaksanakan Prokes selama ada di pasar hewan.
(Kang Aha)

Berkah Rezeki Tahunan Tukang Urung Kupat dan Filosofi Kupat "Ngaku Lepat"

Pedagang urung kupat di sepanjang Jalan Kornel Singawinata, Purwakarta (Foto: W-02)

wartaindustri.id | PURWAKARTA –
Beberapa hari menjelang Lebaran, pedagang urung kupat tumplek blek di sejumlah pasar yang ada di Kabupaten Purwakarta. Harga urung kupat dijual Rp1.000 per urung kupat.


"Mulai hari ini saya jualan urung kupat.  Yang dibawa dari rumah  pucuk daun kelapa, kemudian dianyam sambil jualan," ujar Abidin asal Desa Selaawi, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Senin (10/5/2021).


Menurut Abidin, harga urung kupat tidak menentu, sekarang dijual per urung kupat hanya seribu rupiah.


Mungkin saja besok pagi dijual per ikat isinya sepuluh urung kupat seharga Rp15 ribu,” imbuhnya.


Pedagang urung kupat di sepanjang Jalan Kornel Singawinata, Purwakarta datang dari berbagai daerah.


Berdagang sambil nganyam urung kupat. (Foto: W-02)

Ujang Suherman dari Gulampok Kecamatan Pondoksalam, Sumarna dari Taringgul Kecamatan Wanayasa, dan banyak lagi. Mereka beradu keberuntungan dalam mengais rezeki tahunan di bulan penuh berkah.


Sedikit kisah soal kupat atau ketupat Lebaran ini.


Ketupat kali pertama diperkenalkan pada abad ke-15.  Menurut Yusuf & Toet dalam bukunya Indonesia Has Stories: Unique, Habits and Cultures in Indonesia, ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga antara abad ke-15 dan ke-16, pada masa syiar Islamnya di Demak, Jawa Tengah.


Sunan Kalijaga juga mengenalkan tradisi Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.


Artikel ilmiah berjudul “Ketupat as Traditional Food of Indonesian Culture pada tahun 2018, menyebutkan, seorang antropolog Indonesia menafsirkan ketupat sebagai salah satu simbol solidaritas sosial atau hubungan timbal balik (memberi dan menerima).


Sebab, ketupat yang sudah selesai dimasak biasanya akan dibagikan ke tetangga, keluarga, atau saudara. Perilaku memberi ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara satu orang dengan lainnya.


Bahan utama ketupat adalah nasi dan daun kelapa yang masih muda (janur), yang punya makna spesial. Nasi dianggap sebagai lambang nafsu, sedangkan janur merupakan singkatan dari jatining nur (cahaya sejati) dalam bahasa Jawa, yang berarti hati nurani.


Nasi yang dililit dengan janur memiliki arti; kalau manusia harus mampu menahan hawa nafsu dunia dengan hati nurani mereka.


Selain itu, cara pembuatan ketupat juga punya filosofi tersendiri.


Anyaman janur menunjukkan kesalahan manusia, lalu bentuk segi empat dari ketupat menyimbolkan kemenangan umat Muslim setelah menjalani puasa selama satu bulan.


Beberapa ketupat juga dibuat menggunakan santan sebagai pengganti air. Dalam bahasa Jawa, santan disebut sebagai santen, yang punya arti pangapunten atau permintaan maaf.


Oleh karena itu, penggunaan santan ini juga menjadi simbol permintaan maaf.


Ketupat punya banyak nama berbeda di berbagai daerah, dengan berbagai makna. Orang Sunda menyebutnya sebagai 'kupat', yang memiliki arti kalau manusia tak diperbolehkan untuk ngupat -- membicarakan hal buruk ke orang lain.


Selain itu, ketupat juga didefinisikan sebagai singkatan dari 'ngaku lepat', yang mengandung pesan kalau seseorang harus meminta maaf saat mereka melakukan kesalahan.


Ketupat digunakan pula sebagai simbol pengakuan pada Tuhan dan sesama manusia. (Warin 02)

Jelang Lebaran, Pasar Rebo Macet dan Harga-harga Mulai Naik

Kemacetan lalu lintas di depan Pasar Rebo. (Foto: W-02)

wartaindustri.id | PURWAKARTA -
 
 Beberapa hari menjelang Lebaran, Pasar Rebo Purwakarta mulai macet dan harga-harga kebutuhan pokok mulai merangkak naik, Senin (10/5/2021).


Kemacetan tampak terjadi di pertigaan di depan Pasar Rebo. Selain karena banyaknya kendaraan yang parkir di pinggir jalan, juga karena arus kendaraan yang padat dari tiga arah.   


Sementara itu, harga-harga kebutuhan pokok seperti cabai, daging sapi, dan daging ayam merangkak naik.


Hari ini (Senin - red)  harga cabai per kilo Rp72 ribu, sedangkan hari-hari biasa harga cabai paling tinggi Rp49 ribu.


Untuk daging ayam Rp36 ribu per kg dan daging sapi antara Rp140 ribu - Rp150 ribu per kg, kalau sudah siang.


"Tiap hari saya ke pasar, harga daging ayam paling tinggi Rp32 ribu, bahkan bisa Rp30 ribu," ujar pedagang ayam goreng, Herlina.


Hal senada juga dikatakan Atikah, warga Griya Asri, Kelurahann Ciseureuh Purwakarta.


Menurut Atikah, puncak naiknya kebutuhan pokok itu diperkirakan hari Rabu.


"Dua hari ke depan," ujar Atikah.


Dia menambahkan,  semua bisa memaklumi tentang naiknya harga kebutuhan Lebaran tersebut.


“Ini kan rizkinya mereka setahun sekali. Apalagi hampir dua tahun pedagang pasar sepi karena banyak larangan dari pemerintah,” imbuhnya.  (Warin 02)

Friday

Pedagang Pasar Rebo Bagikan 1.261 Paket Infak kepada Warga Sekitar Pasar

Pedagang Pasar Rebo bagikan infak kepada warga sekitar pasar. (Foto: W-02)

wartaindustri.id| PURWAKARTA -
Pedagang Pasar Tradisional Pasar Rebo Purwakarta, membagikan infak sebanyak 1.261 paket amplop kepada masyarakat sekitar pasar, melalui pengurus RT/RW setempat di Kelurahan Nagrikidul dan Sindangkasih, Kabupaten Purwakarta, Jumat (7/5/2021).

 

Ketua Persatuan Warga Pasar (Perwapa) Pasar Rebo, Cecep Burhan Arifin, mengatakan yang disampaikan oleh ketua Bidang Ekonomi Perwapa Yayat Hidayat, walaupun pendapatan pedagang menurun tapi masih bisa berbagi.

 

“Alhamdulillah para pedagang di Pasar Rebo, kendati Bulan Ramadan kali ini tengah berada pada masa pandemi Covid-19 dan perekonomian pedagang menurun, termasuk menjelang Lebaran, masih mau menyisihkan pendapatannya untuk berbagi,” katanya.

 

Kemudian, lanjutnya, sekarang  diberlakukan larangan mudik terhadap masyarakat oleh pemerintah, baik tingkat pusat maupun daerah, jelas sangat berdampak terhadap roda perekonomian di pasar tradisional dan pusat perekonomian lainnya.

 

“Namun kepedulian pedagang Pasar Rebo Purwakarta terhadap masyarakat sekitar tidak surut,” imbuhnya.

 

Untuk Ramadan tahun ini, Perwapa selaku pengelola Pasar Rebo Purwakarta mendistribusikan infak dari pedagang sebanyak 1.261 paket amplop.

 

Adapun rincian infak disebar kepada Kelurahan Nagrikidul sebanyak 499 mustahik yang berada di  RW 01, RW 09, dan RW 10.

 

Kemudian warga Kelurahan Sidangkasih,  sebanyak 457 mustahik, yang berada di W 03, RW 04. RW 05, RW 08, dan RW 10.

 

Untuk kalangan profesi sebanyak 305 orang mustahik yang terdiri dari para pekerja pasar, abang becak, dan ojeg pangkalan sekitar pasar.

 

Walaupun tidak seberapa  nilainya masyarakat yang  menerima infak dari pedagang sangat berterima kasih dan berbahagia.

 

“Semoga infak dan sodaqoh yang dikeluarkan oleh para pedagang menjadi wasilah keberkahan bagi semua terutama pada masa pandemi saat ini, dan semoga wabah ini segera sirna,” ujar salah seorang warga Kelurahan Nagrikidul, Aceng Maulana. (Warin02)

Monday

Lebaran Sebentar Lagi, Pedagang Parcel di Karawang Masih Sepi Pembeli

Penjual parcel di Karawang, masih sepi pembeli. (Foto: MDS)

wartaindustri.id | KARAWANG -
  Tidak terasa Hari Raya Idul Fitri 1442 H/2021 M tinggal menghitung hari. Pedagang parcel pun marak menjajakan dagangannya di sekitar jalan Niaga Karawang.

 

Meski begitu, dari pantauan wartaindustri.id banyaknya jumlah pelapak cukup kontras dengan pengunjung yang datang.

 

Salah seorang pedagang parcel, Memet (69), mengaku selama Ramadan tahun ini menjadi momentum yang cukup sulit, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

 

"Meskipun tahun ini masih sepi. Tapi tidak seperti tahun kemarin di awal musim pandemi Covid-19.  Lumayan, sekarang ada kenaikan dari tahun kemarin," katanya, saat ditemui di tempat jualannya, Senin (3/5/2021).

 

Lelaki asal Sukabumi itu menyebut, omzet penjualannya menurun dibandingkan dengan Ramadan sebelum adanya pandemi Covid-19.

 

"Untuk omzet belum saya hitung, ya intinya biasanya satu minggu sebelum Lebaran sudah hampir habis. Kalau sekarang masih banyak," terangnya.

 

Sementara soal harga, dia membeberkan untuk ukuran yang paling kecil Rp60 ribu, hingga yang paling besar bisa mencapai dua juta rupiah.

 

Dia berharap pandemi Covid-19 yang berkepanjangan segera berakhir. Dan barang dagangannya bisa cepat segera habis.

 

"Harapannya Covid-19 segera berakhir, dagangan saya pun cepat habis," pungkasnya. (MDS/Warin)

Dua Pekan Jelang Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok di Karawang Mulai Naik

Ilustrasi: Pedagang di Pasar Johar Karawang. (Foto: Net)

wartaindustri.id | KARAWANG –
Dua pekan menjekang Lebaran, harga-harga sejumlah kebutuhan pokok di Karawang mengalami kenaikan sejak beberapa hari terakhir.


Sesuai dengan pantauan di beberapa pasar tradisional sekitar Karawang, Senin (26/4/2021), harga bawang merah mencapai Rp28.200 per kilogram atau naik dari harga sebelumnya Rp27.800 per kilogram.


Kemudian harga bawang putih, kini mengalami kenaikan dari Rp25.700 menjadi Rp26.400 per kilogram.

 

Lalu harga beras medium naik dari Rp9.200 menjadi Rp9.300 perkilogram. Sedang untuk beras premium kini dijual Rp10.600 per kilogram atau naik dari harga sebelumnya Rp10.500 per kilogram.


Begitu juga dengan daging ayam, pada Senin ini harganya naik menjadi Rp32.600 dari harga sebelumnya Rp32.400 per kilogram.


Selanjutnya daging sapi kini dijual Rp124.400 per kilogram. Harga daging itu naik dibandingkan beberapa hari sebelumnya Rp123.000 per kilogram.


Sejumlah pedagang mengakui kenaikan harga itu terjadi sejak sekitar sepekan lalu. Akibat kenaikan itu, para pedagang merasakan dampaknya.


"Dengan kenaikan harga itu, ya pembeli mengurangi pembelian. Seperti sebelumnya membeli 4-5 kilogram daging, tapi gara-gara kenaikan harga, mereka hanya membeli 2-3 kilogram," ungkap Dasep, seorang penjual daging di pasar tradisional Karawang. (Antara)

Saturday

Mang Nana Berjualan Tahu Sumedang dan Bubur Bandung di Karawang

Mang Nana (kiri) berpose di depan roda tahu jualannya (Foto: WI 02)

wartaindustri.id | KARAWANG -
  Makanan khas Sumedang, tahu. Dikenal dengan sebutan tahu Sumedang. Kini sudah menyebar ke mana-mana, termasuk ke Kampung Pawarengan, Desa Dawuan Timur, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Karawang.

 

Adalah Nana Suryana, yang biasa dipanggil Mang Nana, karena menikah dengan urang Pawarengan, ia pun menetap di Pawarengan. Dan dalam dua tahun terakhir ini, Mang Nana dan isterinya mengembangkan usaha tahu Sumedang.

 

Selain berjualan tahu, Mang Nana berjualan bubur Bandung. Itu jualan pertamanya. Sehingga kini, tidak akan sulit mencari Mang Nana Bubur Bandung di Pawarengan.

 

Berjualan tahu Sumedang merupakan pengembangan usahanya. Mangkal dengan roda bertuliskan “Nusasari”.

 

"Lumayan, Pak, sehari bisa habis seribu tahu,” kata Mang Nana, di tempat usahanya di Pawarengan, Sabtu (24/4/2021)

 

Mang Nana mengaku, selama bulan Ramadan ini, dia berjualan antara pukul dua hingga pukul enam sore.

 

Tak lupa Mang Nana mempromosikan tahu Sumedang jualannya.

 

“Rasanya gurih, tahunya berisi dan lembut. Makanya tahu Sumedang di mana-mana banyak peminatnya,” katanya. (Warin 02)

Jelang Buka Puasa Pedagang Tumpah Ruah di Kawasan Kartika Klari Timur

Pedagang jelang puasa di Kawasan Kartika Klari Timur.

wartaindustri.id| KARAWANG - 
Setelah satu tahun tidak da aktivitas para pelaku usaha UMKM di Desa Anggadita, Kecamatan Klari Timur,  tepatnya di wilayah Kartika, tumpah ruah.

 

Yuni asal Kampung Kartika yang berjualan kolak, es buah, dan kue kueh basah kering, mengatakan dia baru berjualan dua hari ini.

 

“Kalau enggak puasa jualan di bundaran, kalau puasa jualan di sini. Lumayan rame, yang jalan-jalan ke sini. Yang belanja ada ajah,” katanya, Sabtu (17/4/2021).

 

Linda yang berjualan baj-baju bukan orang setempat.

 

“Aslina dari Padang. Jualan di sini sudah beberapa hari, sejak bulan Ramadan. Alhamdulillah, lumayan rame dan kemungkinan ke depannya akan lebih baik,” katanya.

 

Hal senada juga dikatakan  Bagas, yang sedang mangkal jualan buah buahan.

 

“Tahun ini baru dibuka lagi ini.  Kalau tahun lalu ditutup tidak boleh ada yang berjualan karena Covid 19,” katanya.

 

Dia berharap, tahun ini Covid 19 di Kabupaten Karawang semakin tidak ada dan pedagang  yang mengandalkan mangkal  di tempat seperti Kartika, bisa kembali beraktivitas tidak ada batasan.

 

“Iya atuh itu mah udah pasti, ekonomi menggeliat lagi,” pungkas Bagas. (Adam/Warin)

Monday

Jelang Ramadan Harga Pangan di Pasar Telagasari Merangkak Naik

Juju, pedagang di Pasar Telagasari, Karawang (Foto: San/Er)

wartaindustri.id| KARAWANG –
Menjelang Ramadan harga pangan di Pasar Telagasari Kabupaten Karawang mulai mengalami peningkatan


Menurut salah seorang pedagang pangan di Pasar Telagasari, Juju, ada beberapa bahan pangan yang mengalami peningkatan cukup mencolok dalam seminggu terakhir.


"Harga bahan pangan yang meningkat dan sangat mencolok dalam satu minggu ini seperti cabe merah, jengkol, telur ayam, tomat, dan bawang,” katanya, Senin (12/4/2021).


Menurutnya, saat ini harga rata-rata telur ayam bisa mencapai Rp.24.000 hingga Rp. 25.000 per kg. Cabe merah yang tadinya harga Rp.40.000 menjadi Rp.60.000 per kg.

 

Begitu pula dengan tomat yang tadinya Rp. 8000 menjadi Rp. 12.000 per kg, bawang merah yang tadinya Rp.28.000 menjadi Rp.32.000 per kg. Kemudian kunyit sebagai bumbu masakan yang tadinya Rp. 10.000 menjadi Rp.13.000 perkg.

 

"Ini terus naik harga pangan, permintaan juga sudah mulai tinggi," imbuhnya.

 

Secara keseluruhan harga pangan setiap harinya naik sekitar 10 persen.

 

“Saya juga selalu mantau terus soal harga ini," ujarnya.

 

Juju mengatakan, harga mulai naik setelah dua minggu menjelang Ramadan. Yang naiknya paling menonjol adalah cabe. Karena cabe dibagi menjadi dua jenis yaitu cabe keriting dan cabe biasa.

 

Cabe keriting harga normal Rp.55.000 menjadi Rp. 65.000, sedangkan cabe biasa yang tadinya Rp 40.000 menjadi Rp.60.000.

 

Menurutnya, kenaikan harga disebabkan lantaran curah hujan, sehingga pasokan dari petani berkurang. Selain itu banyak orang yang berbelanja secara bersamaan untuk mempersiapkan makanan di awal puasa.

 

Akibatnya, menurut Juju, permintaan meningkat sedangkan stok barang di pasar habis.

 

"Baiknya sih permintaan yang tinggi harus diimbangi dengan pasokan yang tinggi juga. Sesuai dengan permintaan pelanggan," ungkapnya. (Santi/Erin)

Sepekan Jelang Ramadan, Harga Kebutuhan Pokok Stabil

Petugas Pasar Citeko, Plered mendata harga jelang Ramadan. (Foto: Dyt)

wartaindustri.id | PURWAKARTA –
 Sepekan menjelang Bulan Suci Ramadan, harga-harga kebutuhan pokok terpantau cukup stabil. Hal itu berdasarkan hasil pantauan para petugas Pasar Semimodern Citeko, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Senin (5/4/2021).

 

Kepala UPTD Pasar Semimodern Citeko, Dewi Setyarini, melalui Kasubag, Deni, menyebutkan harga sembako sepekan menjelang Ramadan cukup stabil dengan ketersediaan pasokan yang cukup.

 

"Warga di empat kecamatan seperti Plered, Tegalwaru, Maniis, dan Sukatani tak usah cemas. Dipastikan menyambut Ramadan dengan ketersediaan sembako aman dengan harga stabil," tutur Deni.

 

Harga daging sapi lokal, misalnya, dijual dengan harga Rp110 ribu/kg. Sementara cabe rawit merah yang sempat meroket, kini dijual cukup stabil Rp90 ribu/kg. Sedangkan daging ayam ras dijual seharga Rp38 ribu/kg.

 

Hanya saja, baik pedagang maupun para petugas pasar di sana, masih mewaspadai melonjaknya permintaan pasar pada H-2 menjelang Ramadan.

 

"Mudah-mudahan saja harga terupdate hari ini (Senin, 5/4/2021), tak terpengaruh kebiasaan warga yang kerap main borong saat menghadapi momen-momen penting, seperti menjelang Ramadan atau Lebaran, sehingga pasokan akan balance dengan permintaan,” pungkas Deni.

 

Daftar harga kebutuhan pokok di Pasar Citeko, Plered per 5/4/2021.

Sementara itu, pascavaksinasi warga Pasar Citeko, tingkat kepercayaan konsumen mulai merangkak naik ditandai dengan meningkatnya jumlah kunjungan ke pasar tersebut.

 

Hal itu dapat tampak dari pengunjung pasar di kios-kios kebutuhan pokok, yang ramai sejak pukul 05.00 WIB hingga menjelang tengah hari.

 

Kondisi cuaca yang juga cukup stabil, membuat pasokan sayuran dan kebutuhan lainnya dari luar Purwakarta mengalir masuk tak terkendala cuaca. Meskipun cuaca tak melulu cerah sepanjang hari, bahkan kerap turun hujan cukup lebat. (Dayat Iskandar)

Sunday

Libatkan 14.500 UMKM, Gernas Bangga Buatan Indonesia Resmi Diluncurkan


wartaindustri.id | KOTA BANDUNG -
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, meluncurkan Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI) Jabar di Trans Convention Center, Kota Bandung, Sabtu (3/4/2021).

 

Gernas BBI Jabar, yang diiringi dengan Pekan Kerajinan Jawa Barat dan Karya Kreatif Jawa Barat 2021, mendapat dukungan penuh dari Bank Indonesia.

 

"Jabar mendapat kehormatan selama bulan April ini, dukungan pemerintah pusat digeser ke Jabar untuk membangkitkan UMKM," kata Kang Emil  -- sapaan Ridwan Kamil.

 

Sebanyak 14.500 UMKM artisan atau unggulan hasil kurasi di Jabar akan memamerkan produknya selama sebulan penuh di 100 venue. Potensi audience atau pembeli dalam Gernas BBI mencapai 21 juta orang.

 

Kang Emil meminta masyarakat untuk memanfaatkan momen ini dengan membeli produk-produk UMKM. Mulai dari fashion, kuliner, kriya hingga teknologi. Di tengah pandemi, belanja merupakan bentuk bela negara agar perekonomian bisa pulih lebih cepat.

 

"Intinya agar ekonomi 2021 pulih. Mari semua pihak untuk bela negara dengan belanja di 100 kegiatan. Mudah-mudahan dengan begini bisa kembali menggeliat dan pulih seiring dengan vaksinasi yang berhasil," tuturnya.

 

Kang Emil pun mengajak masyarakat untuk turut menyosialisasikan Gernas BBI. Caranya, setelah berbelanja produk-produk UMKM Jabar, masyarakat diminta mengunggahnya di media sosial.

 

"Tolong nanti di medsosnya diposting saat beli produk UMKM, bisa kuliner, sepatu, baju dan lain-lain," ucapnya.

 

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, brand ambassador Gernas BBI Jabar adalah Kang Emil. Sedangkan tagline Gernas BBI Jabar yakni #UMKMJabarPaten.

 

"Kami mendapat tugas bermitra dengan Pemprov Jabar sebagai brand ambassador Gernas BBI dengan tagline UMKM Jabar Paten," kata Teten.

 

Teten menuturkan, pada periode ini, Gernas BBI fokus pada produk artisan. Sehingga masyarakat akan punya kebanggaan membeli produk UMKM, di mana kualitasnya sama dengan produk usaha besar.

 

"Saya percaya para UMKM artisan ini adalah local champion yang siap merajai pasar nasional bahkan kompetitif di level pasar global," ujar Teten.

 

Menurut Teten, saat ini transformasi digital UMKM adalah sebuah keniscayaan. UMKM digital telah tumbuh pesat yakni mencapai 19 persen dari populasi UMKM atau sekitar 12 juta. Padahal pada awal 2020, baru 8 juta pelaku atau 12 persen.

 

Teten memastikan pihaknya akan terus mendorong digitalisasi UMKM demi mengejar target 30 juta UMKM terhubung ke ekosistem digital pada tahun 2023.

 

"Ini target yang ambisius tapi optimis bisa tercapai," ucapnya.

 

Untuk itu, kata Teten, diperlukan literasi digital, pengembangan kapasitas SDM dan peningkatan kualitas produksi. Itulah sebabnya pada Gernas BBI Jabar ini, tidak fokus hanya pada aspek pemasaran, tapi SDM dan proses bisnis.

 

"Ini harus kita kawal. Itulah sebabnya rangkaian kegiatan BBI Jabar tidak hanya fokus pada aspek pemasaran, tapi aspek SDM dan proses bisnis," ujarnya.

 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, Jabar merupakan gudang kreativitas di Indonesia, karena selalu mampu menciptakan produk yang disukai masyarakat.

 

"Jabar gudang anak-anak muda kreatif, karena itu mari dukung untuk belanja produk unggulan UMKM Jabar yang penuh dengan kreasi dan inovasi, dengan semangat pemulihan ekonomi," kata Luhut.

 

Luhut juga mengapresiasi Gubernur Jabar yang telah memperkuat UMKM lokal masuk ke ekosistem digital. Salah satunya dengan hadirnya portal e-commerce borongdong.id sebagai wujud nyata dukungan kepada UMKM.

 

"Saya apresiasi peran dari Ridwan Kamil yang berpartisipasi memperkuat UMKM lokal masuk ekosistem digital," ucapnya. (Ft/Warin02)

Ad Placement


Copyright © serberita

Teknologi