Monday
Wilayahnya Jadi Incaran Wisatawan, Bupati Anne Perintahkan Jajarannya Optimalkan Potensi Destinasi Wisata Purwakarta
Sunday
Sajikan Kuliner Tradisional, Dua Anak Muda Pandeglang Raih Banyak Cuan dari Jual Nasi Bakar
Thursday
Wisata Pemandian Cikoromoy Dan Batu Qur'an
Friday
Nasi Goreng Cinta
Monday
Destinasi Wisata Religi di Masjid Endan Andansih
Sunday
Sate Maranggi Makanan khas Purwakarta
Wednesday
Bupati Purwakarta Beberkan Potensi Wisata Kabupaten Purwakarta
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika (Foto: Humas)
wartaimdustri.id | PURWAKARTA – Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika,
membeberkan keanekaragaman potensi wisata Kabupaten Purwakarta, yang bisa dioptimalkan
menjadi wisata unggulan
Hal itu
diungkapkan Ambu Anne – sapaan Bupati Purwakarta setlah menjadi salah satu dari sepuluh kepala daerah yang diundang dalam Kolabor-Aksi Pengembangan
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang
digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) di Jakarta, Rabu (19/5/2021) .
Potensi tersebut,
menurut mantan Mojang Purwakarta itu, antara Purwakarta memiliki
20 jenis kesenian tradisi, 4 museum digital, 2 desa wisata, pembangunan daerah Purwakarta berkarakter,
makanan tradisional, permainan rakyat, upacara tradisional, situs purbakala,
para pelaku seni, 185 pelaku ekonomi kreatif, dan 63 destinasi wisata.
"Mari bersama-sama berikhtiar dalam membangkitkan
kembali pariwisata dan perekonomian masyarakat, khususnya di Kabupaten
Purwakarta. Tetap semangat para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. Saatnya
bangkit dan menang melawan Covid-19," ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Kabupaten Purwakarta mempunyai
destinasi unggulan Pariwisata diantaranya Air Mancur Sri Baduga, empat Diorama Kabupaten Purwakarta, Gunung
Parang, Graha Tirta Jatiluhur
dan Ujung Aspal Pasir Langlang Panyawangan.
"Purwakarta mempunyai prinsip pembangunan
kepariwisataan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan fisik, sosial dan
budaya masyarakat serta pembangunan kepariwisataan yang terintegrasi harus
sinergis dengan pembangunan daerah dan wilayah yang lebih luas baik
kepariwisataan jawa barat maupun secara nasional," tuturnya.
Menpanrekraf/Baparekraf mengundang sepuluh kepala daerah
untuk mendengar berbagai program serta kendala yang dihadapi di wilayah masing-masing
dalam pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Kepala daerah yang diundang diantaranya Bupati Purwakarta,
Bupati Lampung Barat, Walikota Bandar Lampung, Bupati Sukabumi, Bupati Subang,
Walikota Dumai, Bupati Blora, Bupati Aceh Selatan, Walikota Bekasi dan Walikota
Bandung.
Tujuan pertemuan ini untuk memperkuat kolaboraksi, bahwa
audinesi adalah bagian dari tradisi untuk memperkuat kerja sama agar Pemerintah
pusat dan lemerintah daerah dapat bersinergi untuk menggeliatkan kembali sektor
pariwisata dan ekonomi kreatif yang melemah akibat pandemi Covid-19.
Para Bupati dan Walikota juga berkesempatan untuk memaparkan
berbagai program unggulan pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di
daerah masing-masing. Mulai dari segi atraksi wisata yang dihadirkan, amenitas,
serta aksesibilitasnya.
"Alhamdulillah, saya bersama para bupati dan walikota
di berbagai daerah, mengikuti Rapat Koordinasi Kolabor-Aksi dengan Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Bapak Sandiaga Uno terkait pengembangan
pariwisata di daerah," kata Ambu Anne.
Menurutnya, banyak ilmu yang didapatkan saat mengikuti rapat
tersebut. Diantaranya, program untuk mendorong kemajuan pariwisata, dan
pengoptimalan potensi ekonomi kreatif di tengah masyarakat.
Sementara, Menparekraf Sandiaga Uno memberikan beberapa
arahan di antaranya, pertama; tiap
kepala daerah diharapkan dapat membuat narasi yang positif dan menunjukkan
nilai-nilai optimisme bahwa sektor pariwisata akan bangkit kembali.
Kedua, terkait desa wisata yang merupakan program unggulan
Kemenparekraf/Baparekraf ke depan, kepala daerah diharapkan dapat meningkatkan
kompetensi SDM serta mengidentifikasi berbagai potensi yang ada supaya bisa
beralih dari desa rintisan menjadi desa wisata mandiri.
"Desa wisata ini program andalan dan program unggulan,
jadi para kepala daerah fokus untuk melakukan scaling up dari desa rintisan
menjadi desa mandiri karena ini yang disebut sebagai rural tourism yang akan
menjadi prioritas ke depan, yaitu pariwisata berkualitas dan berkelanjutan dan
ini dapat memberdayakan masyarakat, jadi pariwisata bukan hanya milik kelas menengah
atas, tapi pariwisata milik semua," demikian Sandiaga Uno. (Warin/Adv)
Monday
Candi Jiwa Destinasi Wisata Sejarah di Karawang yang Penuh Misteri
![]() |
Candi Jiwa, salah satu destinasi wisata sejarah di Karawang, (Foto: W-02) |
wartaindustri.id | KARAWANG – Candi Jiwa menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Karawang bagi yang menyukai sejarah. Terletak di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang.
Situs candi yang masih menyimpan banyak misteri ini, masih dalam satu komplek percandian Batujaya yang memanjang hingga Cibuaya. Candi Jiwa atau Candi Batujaya I menjadi salah satu dari 62 titik candi yang ditemukan di area Batujaya.
Kaisin Sapin (84), warga setempat yang menjadi saksi hidup penemuan candi peninggalan Budha kuno itu, menuturkan bahwa Candi Jiwa adalah satu dari 62 candi yang berhasil ditemukan oleh Tim Penelitian Universitas Indonesia (UI) bersama Tim Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional, Tim Balai Arkeologi Jawa Barat, dan Balai Pelestarian Pengelolaan Purbakala (BP3) Serang.
Menurutnya, area percandian di Batujaya tersebut sekitar lima kilometer persegi. Dan dari 62 titik temuan hasil penelitian, 57 di antaranya sudah dipastikan sebagai area candi. Sedangkan lima titik lagi belum diteliti lebih lanjut.
Candi Jiwa merupakan situs pertama yang ditemukan di Batujaya. Menurut catatan sejarah, bangunan kuno ini mulai berdiri sejak Abad ke-5 atau ke-7 Masehi, bertepatan dengan masa pemerintahan Kerajaan Tarumanagara.
Pada awalnya benda-benda purbakala ditemukan oleh masyarakat sekitar dan kemudian dilaporkan ke pemerintah. Pada tahun 1984 pun mulai dilakukan penelitian untuk temuan yang ada di area persawahan tersebut. Puluhan situs ditemukan di dua desa yaitu di Tegaljaya sebanyak 11 situs dan di Segaran sebanyak 13 situs.
Candi Jiwa menjadi salah satu situs sejarah yang ditemukan di Segaran. Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Unur Jiwa. Situs-situs sejarah lainnya yang ada di sekitar Candi Jiwa antara lain Unur Danar, Unur Blandongan, dan Unur Sumur.
Penamaan Candi Jiwa berawal dari celotehan masyarakat menyebut tanah duhur, yang bererti tanah tinggi. Kemudian menyebutnya unur yang berarti gundukan tanah.
Kata “jiwa” disematkan pada unur tersebut, karena ternyata seringnya kambing masyarakat yang dibawa ke sana mati mendadak. Seolah-olah sang unur meminta jiwa kambing. Maka dinamailah Unur Jiwa.
Unur Jiwa atau Candi Jiwa memiliki banyak daya tarik dan salah satunya adalah arsitektur bangunannya. Bentuk dari bangunan sejarah ini adalah persegi dengan ukuran 19m x19m dengan ketinggian kurang lebih 4,7m. Arsitektur Candi Jiwa memiliki bentuk yang menyerupai bunga teratai (padma).
Uniknya bangunan candi ini tidak memiliki pintu maupun anak tangga. Arah bangunan candi bisa menghadap ke barat daya atau tenggara.
Berdasarkan cerita dari masyarakat setempat, Candi Jiwa berada di dalam area danau. Hal tersebut dikarenakan nama desa yaitu Segaran yang bisa diartikan sebagai telaga atau danau.
Penemuan Candi tertua ini berada di kedalaman dua meter dengan bentuk asli yang hampir sempurna dibanding candi lain yang ada di kompleks Batujaya.
Setelah pemugaran, Candi Jiwa bisa dinikmati dengan lebih baik tanpa mengubah desain aslinya. Wisatawan bisa melihat dari dekat bagaimana arsitektur pada zaman candi ini dibangun.
Selain lokasi candi, hal-hal menarik lainnya dari situs sejarah ini adalah kisah misteri yang menyelimutinya. Termasuk yang berkaitan dengan penamaannya: Candi Jiwa.
Terlepas dari kisah misteri Candi Jiwa, situs peninggalan sejarah ini sekarang bisa dinikmati sebagai objek wisata sejarah di Karawang.
Candi yang ukurannya tidak sebesar candi-candi Budha lainnya ini sering dikunjungi wisatawan, baik di hari libur maupun hari-hari biasa.
Wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Candi Jiwa bisa menikmati pemandangan dari bangunan purbakala.
Bangunan sejarah peninggalan agama Budha ini tidak begitu besar, sehingga pengunjung bisa melihat seluruh sisi bangunan dengan lebih mudah. Pengunjung juga diperbolehkan untuk berfoto-foto di sekitar area candi.
Selain dari bangunan candi, wisatawan yang datang juga akan disuguhi pemandangan indah dari sawah-sawah warga sekitar. Candi Jiwa memang berada di lokasi yang dikelilingi persawahan.
Pemandangan di sekitar kompleks candi juga cukup bagus untuk menjadi latar foto liburan di Candi Jiwa, Karawang.
Jalan menuju Candi Jiwa maupun ke kawasan percandian Batujaya cukup bagus dan mudah untuk diakses dengan kendaraan. Wisatawan bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat untuk mencapai lokasi Candi Jiwa. Setelah itu, kendaraan bisa diparkir di area yang sudah disediakan. (warin 02/warin 03)
Caldera Lembur Festival Wisata yang Nyaman dan Ramah untuk Keluarga
Anak-anak berwisata sambil belajar di Caldera Lembur Festival, Sukabumi. (Foto: Fauzan)
wartaindustri.id | SUKABUMI - Untuk warga Sukabumi dan
sekitarnya tidak usah jauh-jauh liburan.
Cikup ke Caldera Indonesia Sukabumi, banyak wahana baru dan memiliki wisata yang cocok dikunjungi
keluarga, terutama yang membawa anak.
Di sana, ada wisata yang ramah anak serta menawarkan edukasi
sampai pemandangan alam, sehingga anak-anak dapat bermain, belajar, dan mencoba
hal-hal baru.
Di antaranya bersepeda, becak anak, target shooting, flying
fox, short rafting, melukis, put-put golf, panahan, dan penyewaan hammock.
Kemudian bagi
yang mau dan suka selfi, disediakan beberap spot selfi seperti sarang
burung, spot selfi rakit, dan spot selfi jaring
laba-laba.
Tiketnya terbilang murah, hanya Rp5 ribu. Bahkan yang termahal pun hanya Rp25 ribu.
Pengelola Wisata
Caldera Indonesia, Thamrin Hidayat, mengatakan sengaja Caldera Indonesia
mengadakan Caldera Lembur Festival yang cocok
untuk keluarga dengan berbagai
wahana bermain dan spot selfi murah.
“Tapi tetap menjaga
kualitas. Pada musim liburan pun kualitasnya sama seperti hari-hari biasa,” katanya, saat ditemui wartaindustri.id di Kampung Lebakwangi,
Desa Cijambe, Kecamatan
Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Minggu (16/5/2021).
Selain itu, tuturnya,
pengunjung dimanjakan dengan panganan kuliner beragam cita rasa dengan harga yang cukup murah tapi
tidak murahan.
Ia berharap dengan
hadirnya Cadera Lembur Festival, menjadi jawaban masyarakat Cikidang pada khususnya dan
masyarakat Sukabumi pada umumnya,
agar tak perlu lagi jauh-jauh berlibur keluar Provinsi.
“Karena
semuanya telah tersedia di sini. Dekat, aman, nyaman, dan terjangkau
dengan harga yang ekonomis. Yang tak
kalah pentingnya adalah ramah bagi keluarga,” pungkasnya. (fauzan)