serberita: Pertanian
Showing posts with label Pertanian. Show all posts
Showing posts with label Pertanian. Show all posts

Tuesday

Jalistri Andalan Petani Bunga Purwakarta, Bisa Ditanami Bunga Lain dan Tahan Lama

Pohon jalistri andalan petani bunga Purwakarta di sepanjang jalan Purwakarta - Cikampek (Foto: Yn)

wartaindustri.id | PURWAKARTA -
Petani  bunga di sepanjang jalan Purwakarta - Cikampek, saat ini mengandalkan pohon jalistri  sebagai lahan kehidupannya.


Jalistri itu nama yang dikenal di Jawa Barat. Sedangkan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur disebut mentuas.


Pemilik kios UJE Tani,  Ujang Mulyana, mengatakan bahwa jalistri mulai banyak dikenal di Jawa Barat sejak tahun 2006.


"Tahun 2006 jalistri mulai muncul, namun belum banyak  yang mengelola. Boomingnya jalistri sejak tahun 2013 sampai tahun 2019," katanya, saat ditemui di kiosnya, Selasa (4/5/2021).


Namun demikian, sampai sekarang peminat jalistri masih tetap bertahan.


"Untuk petani di sini, masih mengandalkan dari penjualan jalistri," tambah Ujang.


Lebih lanjut Ujang mengatakan, pohon jalistri kalau tidak dijadikan bunga tidak ada manfaatnya. Dijual pun tidak laku, dulu pohon jalistri hanya digunakan untuk kayu bakar. Itu pun kurang baik.


“Pohon jalistri kalau dipake kayu bakar untuk menanak nasi, hasilnya tidak baik, nasinya lembek,” jelas Ujang.


Tapi sekarang lain ceritanya. Pohon jalistri banyak dicari karena dimanfaatkan untuk menanam bunga. Itulah keunikan pohon jalistri, bisa ditanami bunga lain. Dan bisa berumur panjang, sampai delapan tahun.


Jenis bunga yang biasa ditanam di pohon jalistri adalah bunga anting puteri, jasmine, puteri salju, dan puteri ayu.


Hampir semua yang membuka kios di sepanjang jalan Purwakarta - Cikampek, sekaligus menjadi petani jalistri.


Bahan bakunya mereka beli dari Kampung Kuta, Desa Mulyasejati, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang.


Pohon dibeli dari petani, yang paling pendek dengan ketinggian antara 1-2 meter, harganya sekitar Rp25.000  - Rp30.000.


Alhamdulillah, adanya pohon jalistri, banyak manfaatnya, bukan hanya dirasakan oleh petani, juga yang lainnya ada perputaran keuangan di lingkungan masyrakat sekitar,” kata Ujang.


Selain pohon jalistri, ada lagi pohon lame yang biasa dipergunakan sebagai pohon hidup. Hanya kalau pohon lame tidak bisa ditanami bunga lain, jadi daunnya juga adalah lame. (Yn/Warin 02)

Wednesday

HUT Ke-48 HKTI, Moeldoko: HKTI Ingin Perbaiki Nasib Petani

Ketua Umum DPP HKTI, Moeldoko. (Foto: Dok,)

wartaindustri.id | JAKARTA -
Ketua Umum DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menegaskan komitmen HKTI yang senantiasa berada di garda terdepan memperjuangkan nasib petani bisa lewat kebijakan.


Hal ini disampaikan Moeldoko disela-sela syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) ke-48 HKTI di Jakarta, Selasa (27/4).


Acara HUT ke 48 HKTI ini diisi dengan doa bersama dan santunan kepada 48 anak yatim.


Dalam sambutannya, Moeldoko mengatakan, HKTI kini telah berusia 48 tahun.


“Kita mesti berterima kasih dan menaruh rasa hormat kepada para senior yang sudah membesarkan HKTI,” kata Moeldoko dalam acara yang digelar di Kantor Pusat DPP HKTI Jakarta, Selasa (27/4).


Menurut Moeldoko, bedanya usia manusia dan organisasi adalah, jika manusia makin renta tapi organisasi seharusnya makin tua makin top


“HKTI dibentuk pasti punya tujuan mulia yakni ingin memperbaiki nasib para petani,” kata Moeldoko.


Moeldoko menyampaikan, HKTI memperjuangkan nasib petani bisa lewat kebijakan.


Menurutnya, dalam teori kebijakan publik ada yang namanya pressure group.


“HKTI bisa menekan pemerintah jika pemerintah tidak berpihak pada petani,” kata Moeldoko.


Di sisi lain juga, kata dia, HKTI bisa menjadi strategic partner. Karena pemerintah tidak bisa bekerja sendirian.


Sementara itu, Carissa Lubis Wabendum HKTI mengatakan bahwa HUT HKTI melibatkan anak yatim karena kebetulan bertepatan dengan bulan Ramadan.


“Kami juga melibatkan para seniman pelukis untuk berpameran di sini dengan tujuan membantu teman-teman seniman di tengah pandemi Covid-19,” lanjutnya.


Sejumlah lukisan bernuansa pertanian karya beberapa seniman dipamerkan di lokasi acara.


Dalam kesempatan tersebut juga diselenggarakan webinar yang membahas tentang pertanian dengan tema, “Membangun Semangat Gotong Royong Menuju Kedaulatan Pangan Nasional”.


HKTI merupakan organisasi sosial kemasyarakatan berbasis petani. HKTI didirikan pada 27 April 1973. (Warin 02)

Monday

Panen Raya Cabai Rawit di Garut, Harga Bisa Rp65 Ribu per Kg

Petani cabai di Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. (Foto: Net)

wartaindustri.id | GARUT -
 Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Garut memprediksi panen raya cabai rawit di Garut bakal bisa mengendalikan harga cabai rawit yang kini mencapai Rp80 ribu per kilogram, bahkan lebih.

 

"Insya Allah, kalau nanti panen itu (harganya) bisa di Rp65 ribu, setidaknya bisa lebih murah daripada sekarang ini masih Rp80 ribu, bahkan sampai Rp90 ribu," kata Kepala Distan Kabupaten Garut Beni Yoga di Garut, Senin (5/4/2021).

 

Ia memprediksi potensi panen raya cabai rawit di Kabupaten Garut pada April dan Mei 2021 mencapai 4 ribuan ton, sehingga diperkirakan bisa mengendalikan harga dan memenuhi kebutuhan pasar saat Ramadan maupun hari raya Lebaran.

 

"April dan Mei potensinya sekitar 4 ribuan ton cabai rawit, itu diperkirakan akan terjadi surplus untuk Garut," katanya.

 

Ia menuturkan luas lahan tanaman cabai yang akan panen pada April minggu ketiga seluas 700 hektare dan Mei minggu pertama dari lahan seluas 750 hektare tersebar di beberapa kecamatan.

 

Kabupaten Garut, lanjutnya merupakan daerah ketiga pemasok cabai di Jawa Barat setelah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung, yang diperkirakan pada musim panen nanti bisa membantu memenuhi kebutuhan cabai di pasaran saat Ramadan.

 

Selama ini terjadinya kenaikan harga cabai di pasaran, kata Beni, akibat minimnya produksi panen karena faktor cuaca hujan dan juga serangan hama, serta terlambatnya menanam karena sempat terjadi penurunan daya beli akibat Covid-19.

 

"Harga cabai dulu sempat anjlok, sehingga petani rugi hingga akhirnya terjadi keterlambatan tanam, akibatnya terjadi keterlambatan panen," katanya.

 

Namun sisi lain adanya kenaikan harga cabai di pasaran, kata Beni, telah memberikan keuntungan yang cukup bagus bagi petani karena nilai jual yang tinggi.

 

"Petani di musim sebelumnya mengalami harga yang cukup buruk, sekarang harga cukup tinggi," katanya. (ant)

Sunday

Dedi Mulyadi: Pemerintah Harus Umumkan Harga dan Serap Gabah Petani Ayeuna Pisan

Kang Dedi bersama petani di Karawang. (Foto: Ist.)

wartaindustri.id | KARAWANG  - 
Anjloknya harga gabah di musim panen raya di membuat prihatin Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi.

 

Di akun pribadinya, Sabtu (3/4) di Karawang, Kang Dedi, sapaan karibnya, menulis saat panen raya padi, para petani di Karawang banyak melontarkan curhatan. Di antaranya tentang harga gabah yang harganya tidak menentu dan di saat panen raya  hargany anjlok.

 

Menurut para petani, harga gabah sangat murah, itu pun diutang pembayarannya selama dua minggu.

 

"Pemerintah harus cepat melakukan tindakan berupa pembelian gabah petani dengan harga yang pantas, sesuai dengan jerih payah dan tetesan keringat para petani saat menanam dan merawat padinya," katanya.

 

Tambah dia,  petani tidak boleh menunggu lama dan harga pokok pembelian gabah harus segera diumumkan.

 

Ini penting,  agar para spekulan tidak membeli gabah dengan harga murah dan menjual kembali kepada mitra pemerintah dengan harga resmi.

 

"Derita petani,  saya sudah cukup paham. Terkadang, padi yang masih hijau sudah ditaksir harga gabahnya dan dijual ke spekulan," ungkapnya.

 

Selain itu, kadang tanah sawahnya tergadai bahkan terjual karena terdesak kebutuhan hidup.

 

Perbandingannya kata  mantan Bupati  Kabupaten Purwakarta ini,  lebih baik sawah yang tergadai daripada idealisme dan harga diri kita yang tergadai.

 

Dia menegaskan, pemerintah harus menyerap gabah petani dengan harga pantas

 

“Ayeuna pisan,” tandasnya.

(Warin 02)

Thursday

Komisi IV DPR RI Musnahkan Jahe Impor Berbahaya, Kang Dedi: “Ayo Tanam Jahe!”

Pemusnahan jahe impor berbahaya.

wartaindustri.id | JAKARTA - Komisi IV DPR RI, melakukan pemusnahan jahe impor, Rabu (23/3/2021). Jahe impor yang dimusnahkan diduga berbahaya, karena mengandung unsur tanah yang membahayakan dari negaranya.


Demikian dikatakan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, SH. 

 

Selanjutnya Kang Dedi, sapaan karib Dedi Mulyadi, mengatakan seandainya  saja Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Provinsi, dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota membuat program nasional penanaman jahe, mungkin kita tidak harus impor, dan bahkan bisa ekspor jahe ke luar negeri.

 

"Saya tak habis pikir, negeri luas dan tanah terbentang dengan penghuni negerinya memiliki banyak waktu, tetapi kita masih harus impor jahe," ucapnya.

 

Kang Dedi saat memimpin pemusnahan jahe impor. 

Gebrakan Komisi IV DPR RI dalam pemusnahan jahe tersebut langsung dipimpin oleh Kang Dedi. 

 

Bagi masyarakat Kabupaten Purwakarta, Karawang dan seputarnya  tidak aneh, karena gerak mantan Bupati Purwakarta dua periode ini selalu berpihak kepada masyarakat pertanian.

 

Makanya ia berharap ada gerakan menanam jahe secara masif.

 

“Ayo, tanam jahe!” pungkasnya singkat.

(Warin 02)

Sunday

Kang Uu Apresiasi Ponpes yang Punya Kemandirian Ekonomi


wartaindustri.id | TASIKMALAYA --
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mengapresiasi pondok pesantren yang berhasil membangun kemandirian ekonomi.

 

Hal itu dikatakan Kang Uu, sapaan karib Wagub Jabar, saat menghadiri Kegiatan Panen Perdana Kelompok Tani Tamanhati Farm di Kota Tasikmalaya, Minggu (21/3/2021).

 

Menurut Kang Uu, penanaman komoditas melon merupakan keputusan yang tepat. Dengan penerapan inovasi dan teknologi, melon yang dihasilkan terbilang memuaskan kendati ditanam di lahan yang tidak terlalu luas.

 

"Pertama kesan yang kami dapat ini kebon melon di kota, berati bisa mengubah image, kebon tidak hanya di kampung tapi di kota juga bisa," katanya.

 

"Ini kan di tengah kota, lokasi tidak terlalu besar, tetapi hasilnya besar. Istimewa dimiliki oleh pondok pesantren, oleh Rumah Tahfidz, ini yang jadi kebanggaan bagi kami," tambahnya.

 

Kang Uu mengatakan, produktivitas pertanian mesti ditingkatkan dengan menerapkan inovasi dan teknologi di bidang pertanian. Jika itu dilakukan, ketahanan pangan di Jabar akan terjaga.

 

"Pertanian disentuh teknologi kekinian oleh karena itu saya mendorong ponpes terus bergerak di bidang ekonomi, dan bertani dengan sentuhan teknologi," tuturnya. (Ft/Red)

Thursday

Purwakarta Surplus Padi, Dispangtan: Impor Beras Hanya Menyakiti Hati Petani


wartaindustri.id | PURWAKARTA -
Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta berpendapat, rencana pemerintah yang hendak melakukan impor beras 1 juta ton di awal tahun ini dipastikan akan menyakiti hati masyarakat terutama para petani. Apalagi, alasannya untuk menjaga stok pangan nasional.

 

"Kami lihat, sejauh ini petani di kita itu sangat produktif. Bahkan, hasil produksinya kerap surplus. Jadi menurut kami tak perlu ada impor karena cadangan beras di dalam negeri pun melimpah," ujar Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta, Sri Jaya Midan, Kamis (18/3/2021).

 

Seperti di wilayahnya, dia mencontohkan, hasil produksi padi dalam setiap tahunnya kerap melebihi target yang ditentukan. Surplusnya hasil produksi pertanian ini bukan tanpa perjuangan. Salah satu yang menjadi indikatornya, karena sejak beberapa tahun ini petani di wilayah tersebut tak kenal lagi dengan yang namanya musim tanam.

 

"Artinya, ketahanan pangan di masing-masing wilayah dipastikan masih tetap terjaga. Jadi, tak perlu adanya impor. Ini malah akan menyakiti hati para petani yang selama ini berjuang," tuturnya.

 

Sejauh ini, kata Midan, para petani di Purwakarta terus digenjot dalam hal peningkatan indeks pertanaman (IP). Dengan kata lain, jika biasanya dalam satu tahun hanya satu dan dua kali tanam, sekarang menjadi dua sampai tiga kali tanam dalam setahun.

 

Pihaknya cukup berbangga hati dengan kondisi tersebut. Apalagi, dari tahun ke tahun produktivitas pertanian di wilayahnya terus mengalami peningkatan. Sehingga, mampu memenuhi kebutuhan bahan pokok penduduk lokal. Bahkan masih ada sisa yang bisa dipasok untuk kebutuhan pangan warga di Jabodetabek.

 

"Areal sawah kita memang tak seluas daerah tetangga seperti Karawang dan Subang. Luas lahan baku pertanian di kita hanya sekitar 18.075 hektare. Meski demikian, hasil produksi petani ini selalu surplus," kata dia.

 

Selama ini, lanjut dia, petani yang ada di wilayahnya terus didorong untuk segera tanam. Jadi, selama masih tersedia air untuk mengairi sawah, mereka harus terus produksi. Dengan begitu, di Purwakarta tidak ada istilah tidak panen. Karena, hampir tiap hari petani di wilayah ini melakukan panen.

 

Midan menjelaskan, di 2019 misalnya dari luas lahan baku sawah di Kabupaten Purwakarta itu mampu menghasilkan 248 ribu ton gabah kering pungut (GKP). Dengan asumsi, rata-rata produksinya mencapai 6,2 ton GKP per hektare. Jadi, lahan yang panen itu mencapai 40 ribu hektare. Karena, setahun ada yang dua kali juga tiga kali.

 

Kemudian, dari hasil panen itu dikonversikan ke padi giling (GKG), yakni 248 ribu ton dikalikan 0,85 (hitungan standar BPS) hasilnya jadi 210.800 ton gabah giling. Lalu, dari gabah giling (GKG) yang sebesar 210.800 ton dikalikan 0,65 (hitungan BPS) hasilnya jadi 137.020 ton beras.

 

Sedangkan, jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta mencapai 950.066 jiwa. Dari jumlah penduduk itu, kebutuhan beras selama setahun mencapai 109.257 ton. Dengan asumsi, kebutuhannya (hitungan maksimal) mencapai 115 kilogram per kapita per tahunnya.

 

Sehingga, lanjut dia, jumlah produksi yang mencapai 137.020 ton beras per tahun, dikurangi jumlah kebutuhan beras sebesar 109.257 ton per tahun. Artiya, masih ada sisa (surplus) mencapai 27.763 ton beras dalam setahun itu.

 

"Di 2020 kemarin saja, kita masih surplus. Hal mana, produksi padinya sebanyak 248 ribu ton gabah kering pungut (GKP) dengan luas lahan yang panennya mencapai 40.831 hektare. Dari hasi panen ini, kita juga mampu menyuplai kebutuhan pokok untuk wilayah Jabodetabek," demikian Midan. (Red)

Monday

Uu Ruzhanul Ulum : Mendorong Program Petani Milenial, Agar Semangat Bertani Tetap Ada



WI | SUKABUMI - Bhakti Sosial Petani Kawasan Sukabumi Utara dan Peninjauan Kawasan Wisata Baru, di Area Pemukiman Karyawan PTPN VIII, Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Minggu (14/2/2021) dihadiri  Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.

Wabup yang biasa disapa Kang Uu, fajm dengan kondisi sekarang ini.  Bahwa pendapatan petani ikut terdampak meski pertanian termasuk salah satu sektor yang tangguh di masa pandemi COVID-19. 

Untuk itu, Kang Uu menegaskan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar terus berupaya mendorong sektor pertanian termasuk di Sukabumi untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Apalagi, pertanian menyokong kebutuhan dasar manusia yaitu pangan. 

"Kabupaten Sukabumi potensi pertanian dan pariwisata luar biasa. Diharapkan ada inovasi untuk kemajuan Sukabumi," ucap Kang Uu. 

"Dan salah satu kegiatan kali ini adalah bentuk perhatian terhadap petani. Sektor pertanian jangan diabaikan karena berkaitan kebutuhan manusia," katanya. 

Ia menambahkan, di era digital ini, pertanian tidak serta-merta ditinggalkan. Pemda Provinsi Jabar pun terus melahirkan berbagai inovasi dan program unggulan pertanian, termasuk Petani Milenial, agar semangat bertani tetap ada. 

"Pak Gubernur 'ngabret' (ngebut) dalam pembangunan, maka kita harus ada inovasi. Kalau begitu- begitu saja hasilnya juga akan biasa saja," ucap Kang Uu. 

"Terpenting ada gairah petani untuk semangat bertani. Semoga kegiatan kali ini bisa meningkatkan semangat petani," tuturnya. 

Dalam agenda kali ini, Kang Uu juga berujar bahwa tanah lahan mati bisa dimanfaatkan untuk pertanian. 

"Tentu harus (bisa dimanfaatkan) tanpa merusak lingkungan," pesannya. 

Adapun di kawasan Sukabumi Utara, terdapat perkebunan teh, cabai, bawang, bawang daun, kol, sawi, serta tanaman pangan lainnya. 

Selain pertanian, Kang Uu juga mendorong pemanfaatan lahan untuk kawasan wisata mulai dari agrowisata hingga ekowisata. Pemda Provinsi Jabar juga tengah gencar menggali potensi Desa Wisata (Dewi) di berbagai daerah. 

"Tujuannya adalah pemerataan ekonomi. Karena di Jawa Barat ini ekonomi meningkat, tapi kurang merata," kata Kang Uu. 

"Dengan adanya Desa Wisata, maka desa tersebut akan ada ekonomi yang bergerak. Di Sukabumi Utara potensi wisata luar biasa di samping agrowisata, tempat indah, sejuk, pemandangan bagus," tambahnya. 

Sementara itu, Staf Ahli Bupati Sukabumi Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Dana Budiman, meyakini bahwa di era industri 4.0 dan pandemi COVID-19, bidang pertanian dan agrowisata merupakan sektor yang paling mampu bertahan dengan dukungan teknologi informasi dalam promosi produk. 

Ia berujar, kawasan Sukabumi Utara (Sutra) sendiri merupakan kawasan wisata agro yang pegiatnya adalah para petani. Dengan agrowisata, pengunjung bisa menikmati segala kearifan lokal dan panorama alam. 

"Kegiatan kunjungan Wakil Gubernur Jabar kali ini merupakan momentum para petani lebih semangat meningkatkan produksi pertanian," kata Dana. 

"Kami berharap Pemda Provinsi Jabar memberikan beragam bantuan yang mendorong produktivitas pertanian dan mendorong agrowisata Sukabumi," harapnya. (Ft/Red)

Friday

Pemkab Purwakarta Bidik Pasar Ekspor Daun Teh



WI | PURWAKARTA  - Daun teh, merupakan salah satu produk perkebunan unggulan di Kabupaten Purwakarta. Bisa di bilang, potensi ekonomi dari komoditi ini juga cukup besar. Saat ini, tugas pemerintah daerah, hanya tinggal memfasilitasi agar produksi semakin berkembang dan pemasaran lebih luas.

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menuturkan, sebagian wilayahnya merupakan daerah dataran tinggi atau pegunungan. Sebut saja di antaranya, Kecamatan Wanayasa, Kiarapedes, Bojong dan Darangdan. Selama ini, masyarakat di empat kecamatan tersebut banyak di antaranya mengandalkan penghasilan dari berkebun.

"Selain Cengkeh, Kopi dan Pala, di empat wilayah itu kita juga punya produk perkebunan unggulan. Yakni, daun Teh," ujar Anne, Rabu (3/2/2021).

Anne mengklaim, selama ini pemerintah melalui dinas terkait terus berupaya untuk mendorong dan menjembatani supaya hasil perkebunan rakyat ini bisa menguntungkan dari sisi ekonomi. Memang sudah menjadi tugas pemerintah untuk memfasilitasi agar produksi perkebunan ini semakin berkembang dan pemasaran lebih luas. "Tentu akan terus kami support supaya bisa lebih berkembang," jelas dia.

Anne menjelaskan, pihaknya akan berkomitmen untuk terus mendorong supaya produktivitas perkebunan di wilayahnya terus meningkat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. Karena, menurutnya, sektor perkebunan di wilayahnya cukup menjanjikan. "Ini jadi komitmen kami untuk melakukan pengembangan," kata Ambu Anne.

Anne mengaku, sebenarnya Purwakarta cukup diuntungkan jika potensi-potensi yang ada, baik di sektor perkebunan atau lainnya bisa tergali dengan maksimal. Mengingat, wilayahnya berada di titik strategis yang jadi penyangga dua ibu kota. sehingga, dari sisi pemasarannya pun aksesnya sudah sangat mudah.

Terkait perkebunan teh, secara teknis Plt Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Sri Jaya Midan menambahkan, sejauh ini daun teh dari perkebunan rakyat tersebut pangsa pasarnya lumayan bagus. Selain kebutuhan lokal, teh khas Purwakarta juga ada yang dikirim ke luar daerah. "Kedepan, kita bidik pasar ekspor untuk produk daun teh ini,” ujar Midan.

Midan menjelaskan, daun teh khas Purwakarta banyak yang dikemas menjadi beragam olahan. Misalnya, ada yang menjadi teh celup, hingga jadi campuran obat herbal. Bukan hanya itu, Purwakarta juga memiliki produk white tea yang telah bersertifikat.

“Untuk perkebunan khusus white tea, itu kami kembangkan di lahan 50 hektare. Perkebunan ini pun, tak memakai pupuk kimia. Tapi murni menggunakan pupuk organik,” tambah dia.

Midan menambahkan, sejauh ini jajarannya berkomitmen untuk terus membantu para petani teh tersebut. Misalnya, dalam hal pemasarannya. Supaya, gaung teh khas Purwakarta juga bisa bernasib sama seperti buah manggis yang sudah berhasil tembus ekspor ke luar negeri.

Terkait lahan perkebunan teh yang ada di wilayahnya, dia menambahkan, merujuk pada data yang ada luasnya mencapai 4.506 hektare. Lahan teh ini, tersebar di empat kecamatan tersebut. Adapun hasil produksi teh masyarakat di wilayah itu, sekitar dua ton daun teh basah dalam satu hektarnya. (Ricardo)

Thursday

Jabatan Kadis Pangtan dan Staf Ahli Bupati Purwakarta Mulai Dilelang



WI | PURWAKARTA  - Kekosongan Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama untuk kepala Dinas Pangan dan Pertanian serta Staf Ahli bidang Perekonomian dan Pembangunan di lingkungan pemerintah Kabupaten Purwakarta, mulai dilakukan seleksi terbuka atau tahapan lelang jabatan oleh pemerintah kabupaten setempat.

Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Purwakarta yang mengurusi pelaksanaan lelang jabatan ini mulai sibuk dengan telah menggelar beberapa tahapan sebelumnya.

Setelah berbagai dasar hukum dan pelaksanaan administrasi dan koordinasi telah terpenuhi, saat ini terhitung kamis dini hari tadi (14/01/21) BKPSDM memulai tahapan pengumuman pelaksanaan seleksi terbuka tersebut.

Pengumuman pelaksanaan seleksi terbuka ini telah disebar baik melalui website resmi BKPSDM Purwakarta di www.bkpsdm.purwakartakab.go.id, website Purwakarta sendiri di www.purwakartakab.go.id hingga pengiriman surat fisik ke organisasi perangkat daerah (OPD) yang ada di Purwakarta juga ke kabupaten kota lainnya dalam lingkup provinsi Jawa barat.

Kepala BKPSDM Purwakarta, Asep Supriatna mengungkapkan tahapan pengumuman ini berlangsung selama empat belas hari kerja terhitung sejak hari ini (kamis-red).

"Sudah diumumkan, saat ini tim sedang mendistribusikan fisiknya ke OPD-OPD. Termasuk ke kabupaten kota melalui faximile. Pengumuman selama dua minggu hari kerja. Selama itu, kita juga menerima pendaftaran bagi PNS yang melamar. Baru berikutnya tahapan assesment dan lain-lain.", Beber Asep.

Menurutnya selain assesment, tahapan berikutnya masih ada pengumpulan makalah dan tes wawancara serta presentasi dari makalah kerja yang dibuat oleh masing-masing peserta.

Asep memastikan jika seluruh tahapan dalam seleksi terbuka JPT Pratama ini dilakukan dengan mengedepankan transparansi dalam pelaksanaannya.

"Tentu kita sangat terbuka dan transparan dalam pelaksanaannya. Setiap tahapan pasti kita umumkan berikut nilainya." Tambahnya.

Untuk diketahui, setelah pengumuman tahapan seleksi terbuka ini, selanjutnya BKPSDM menerima lamaran dari calon peserta. Berikutnya tahapan seleksi administrasi bagi peserta yang dinyatakan lulus.

Kemudian, tahapan asessment atau uji kompetensi bagi peserta. Untuk asessment sendiri, BKPSDM bekerja sama dengan Asessment Center Polri. (Red)

Sunday

Sentra Komoditas Bawang Merah Diatas Lahan 30 Hektar



WI| PURWAKARTA - Kedepan, Kabupaten Purwakarta digadang-gadang bakal menjadi salah satu daerah pertanian penghasil komoditas bawang merah. Kini, Pemkab Purwakarta tengah menyiapkan lahan seluas 30 hektar untuk ditanami komoditas sayuran yang suka bikin air mata keluar itu.

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika mengatakan, sebagai langkah awal, Pemkab Purwakarta bersama para warga, petani, menggandeng sektor swasta untuk bekerja sama menggarap lahan pertanian seluas 30 hektar di Desa Bojong Timur, Kecamatan Bojong untuk ditanami bawang merah.

"Uji coba tanam bawang merah sudah kita lakukan di laboratorium pertanian Kebon Ambu di Desa Parakan Garokgek, Kecamatan Kiarapedes, dan hasilnya cukup menggembirakan, kita anggap berhasil. Artinya bawang merah bisa tumbuh subur di wilayah Purwakarta," kata Anne, Jumat (18/12/2020) di Kiarapedes.


Menurutnya, laboratorium pertanian Kebon Ambu itu, luasnya hanya sekitar 6 hektar. Dirasa masih kurang ia juga berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk memanfaatkan lahan-lahan tidur di wilayah Purwakarta. "Sudah ada yah, 30 hektar di wilayah Kecamatan Bojong," tuturnya.

Kata Ambu Anne, dalam bidang pertanian jajarannya akan terus melakukan sejumlah inovasi untuk mengembangkan berbagai produk pertanian. Berkaitan dengan uji coba tanaman bawang merah, selama ini belum dilakukan. Setelah kita lakukan ternyata hasilnya cukup menggembirakan.

"Kedepan para penyuluh-penyuluh pertanian juga harus mensosialisasikan hasil uji coba ini untuk kemudian bisa diterapkan pada para petani di Purwakarta. Awal tahun Dinas Pertanian dengan PT Ewindo sudah berkomitmen untuk mensupport dan mengedukasi agenda ini," tuturnya.

Sementara koordinasi dengan Kementerian Pertanian juga telah diupayakan agar dukungan kepada program ini bisa berjalan dengan baik.

"Kami juga apresiasi para petani di Purwakarta yang mau melakukan hal-hal baru dalam bertani, seperti menanam bawang merah, inikan hal baru untuk wilayah Purwakarta," ujar Ambu Anne, seraya mengatakan bahwa prospek komoditas bawang merah sangat luar biasa karena dibutuhkan oleh masyarakat untuk memasak dan olahan kuliner lainnya. (Red)

Ad Placement


Copyright © serberita

Teknologi