Dibalik Perseteruan KDM dan ARM Ada Mutasi Versus Gratifikasi Anggota DPRD - serberita

Thursday

Dibalik Perseteruan KDM dan ARM Ada Mutasi Versus Gratifikasi Anggota DPRD


KDM dan sang isteri, yang selalu membuat heboh dunia cerita.
(Poto dokumen redaksi
PURWAKARTA - Dibalik perseturuan Kang Dedi Mulyadi (KDM) versus Anne Ratna Mustika, (ARM) menarik untuk terus diikuti. Karena ada saja, perkembangan yang tidak boleh dilewatkan dampak dari perseteruan suami istri yang sekarang sedang sengketa, di Pengadilan Agama Kabupaten Purwakarta.

Anne Ratna Mustika, sejak di permalukan di dua momen sidang paripurna. Jelas dan tegas melakukan perlawanan baik kepada KDM maupun anggota DPRD Kabupaten Purwakarta.

Bukti perlawanan ARM, seakan melakukan Counterattack. Bertahan namun dengan cepat melakukan serangan balik. Strategi ARM Ini menjadi obrolan kecil di warung kopi, karena dibalik itu, ada apa dan siapa.

Kasus yang menarik dampak dari perseteruan berikutnya adalah. terlepas siapa yang membuat laporan soal mutasti ke Kajati Jabar. jelas ARM adalah masih istri syah KDM. Apakah persoalan laporan tersebut sepengetahuan KDM atau tidak, hal ini juga hangat menjadi pembicaraan .

Laporan monohok dengan kop surat Bapenda, tentunya menjadi tertawa kecil yang tahu. Apa dibalik kop tersebut merupakan bentuk perlawanan nyata kepada pimpinan yakni bupati atau tijalikeuh.

Dipanggilnya 24 anggota DPRD Kabupaten Purwakarta, banyak pihak mengatakan pantas dilakukan oleh Kejaksaan Negeri Purwakarta. Kenapa, karena tidak lazim dalam kegiatan sidang paripurna yang materinya sangat penting tidak hadir 24 Anggota dewan dalam empat kali pertamuan, kalau tidak ada apa apanya.

Maka. nantinya bila ada dukungan moral kepada pihak Kejari, yang mengawal kasus agar diusut tuntas, tidak salah. Karena mereka para anggita dewan terhormat tidak memberikan contoh yang terhormat dan bermoral.

Kejari mulai membuka, Rabu. 18 Januari 2023, memanggil sejumlah anggota DPRD yang seluruhnya 24 orang Adanya laporan masyarakat atas adanya dugaan gratifikasi pengganti uang tidak hadir, pantas dicurigai.

Karena ada apa, sampai berani mengorbankan harga diri bagi masyarakat dan negara yang sedang fokus bangkit pasca pandemi dan pemgunan di Purwakarta..

Jadi, melihat kejadian demi kejadian dampak dari perseteruan bukan hanya pengadilan agama yang menarik disimak, akan tetapi Kejati dan Kejari, kemudian siapa yang paling kuat.

Kalau ada dampak, itu semua terjadi atas perbuatannya dan tunggu hal lain yang akan lebih menarik bila keduanya tidak mampu menahan diri dan loyalis buta dan tuli akan menjadi korban, dari dua gajah yang sedang bertarung"""Catatan Redaksi

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda