Abah Sukma Bin Juhri: Belajar Agama dari Kocoran Syech Caringin Masih Puasa Sampai Sekarang - serberita

Sunday

Abah Sukma Bin Juhri: Belajar Agama dari Kocoran Syech Caringin Masih Puasa Sampai Sekarang


Foto : Abah Sukma Bin Juhri.

wartaindustri.id | PANDEGLANG - Keanehan sering muncul dan menjadi perbincangan masyarakat Banten, saat membicarakan kelebihan Abah  Sukma  Bin Juhri, yang lahir Tahun1946.

Abah Sukma Bin Juhri, belum pernah menunaikan Rukun Islam ke Lima, namun  banyak yang melihat Abah yang tinggal di  Kampung  Kadusake, Desa Padahayu kecamatan  Cikedal, Kabupaten  Pandeglang-Banten, di Mekah sedang melaksanakan Ibadah Haji.

Karomah anak ketiga dari tiga bersaudara dari rahim Ibu  Mari, menjadi buah  bibir masyarakat Banten.

Bukan hal yang aneh bila Abah Sukma dikabarkan bisa memindahkan hujan, bisa tahu isi hati orang, putar giling barang yang hilang, kepangkatan, pengasihan dan banyak karomah-karomah Abah Sukma, lainnya.

Foto : Rumah Abah Sukma Bin Juhri

Demikian dikatakan Ketua Umum (Ketum) Saung Tali Persaudaraan (STP) Pusat di Banten Raden Maulana Salim.

Perjalanan hidup Abah Sukma, tutur Salim lazimnya anak-anak yang lainnya. 

Awal meraih keilmuannya sekolah di Thasanawiyah di Caringin. 

Kelebihan Abah Sukma muda, istiqomah meraih keilmuannya. Abah Sukma meraih ilmu satu kocoran dari anak anak Syech Asnawi Caringin. 

Layaknya yang lain tidak ada keistimewaan dalam  perjalanan hidup Abah Sukma. 

Selesai sekolah tiga tahun kemudian menikahi gadis pujaannya bernama  Jahra. 


Buah dari  perkawinannya dikarunia  enam anak yang masih  ada dan tujuh orang  meninggal. dunia.

Abah Sukma remaja saat itu, tidak hanya mengejar ilmu agama akan tetapi berniaga  jualan beras keliling dari kampung ke kampung lain.

Setiap hari  berjualan beras,  berjalan sekitar 10 km sambil menanggung beras.

Beras yang dibawa rata rata setiap hari 100 Kg. 

Kesimbangan berusaha dunia dan akhirat sangat berimbang. "Setiap hari jualan, Magrib sudah ada di rumah karena mengajar ngaji masyarakat"ujar Salim.

Akhirnya Abah Sukma muda itu, dipertemukan dengan seorang Mursid bernama KH. Ahmad Sukanta Bin KH Salnim.

Abah belajar di tokoh Thoriqoh Qodriyah Wanaksabandiyah, KH. Ahmad Sukanta Bin KH Salnim.

Abah Sukma diajak berguru kepada KH. Tb. Ahmad Kadzim Al Asnawi di Menes.

Tahun 1996  Abah Sukma belajar ilmu tasawuf, namun tidak lama sang guru meninggal dunia dan Abah Sukma kembali berguru kepada KH. Mama Sukanta Bin Salnim.

Dalam perjalanan hidupnya sampai seakarang Abah Sukma, Istiqomah melaksanakan puasa Sunnah Senin dan Kamis. selama tujuh tahun. Kemudian puasa setiap hari selama delapan tahun dan  sampai sekarang puasa setiap hari kecuali hari yang dilarang puasa .

Saat ditemui Abah Sukma,  mengatakan banyak halangan dan tantangan saat melaksanakan Tasawuf. Orang orang terdekat yang menjadi tantangan. 

Dia pernah diusir oleh keluarga, menerima hinaan dan dicampakkan oleh keluarga. 

Alhamdulillah, semuanya dilalui dengan hikmat karena semua dilaksanakan dengan lillah.

Hari ini, Abah Sukma Bin Juhri, menjadi tokoh yang disegani di Banten baik oleh masyarakat maupun tokoh dan ulama.

Semoga mutiara  yang masih tersisa  ini, dipanjangkan umurnya  dan diberikan kesehatan serta keluarganya diberikan kemuliaan dan menjadi anak anak yang Soleh seperti Abah Sukma.

Abah Sukma, menjadi sepuh yang mendorong berdirinya STP,  kerja untuk memuliakan anak yatim piatu.

"Alhamdulillah, Abah Sukma Bin Juhri, bersama menjadi  penasehat STP Banten. 

Pesannya muliakan anak yatim,  maka akan mulia dunia dan isinya."tegas Ketua Umum STP Banten
(Warin02)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda