PT Wika Bangun Bale Agung di Astana Gede Cikaobandung - serberita

Friday

PT Wika Bangun Bale Agung di Astana Gede Cikaobandung


 

WI | PURWAKARTA  --  PT. Wijaya Karya (Wika) sebagai pelaksana proyek High Speed Railway (HSR), Jakarta -  Bandung, Kamis (18/2/2020) meresmikan Bale Agung di Desa Cikaobandung, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta.


Bangunan mirip pendopo yang berdiri di tengah-tengah ratusan makam di Astana Gede tersebut direlokasi pihak PT Wika, sebagai tempat sekaligus monumen bersejarah dibukanya kawasan sebagai lintasan kereta api cepat Indonesia-China session II di Purwakarta.


Kepala Divisi Cultur Sosial Resfhonsibility (CSR) PT.Wika, Farid Maulidi, dalam peresmian tersebut menyatakan terima kasihnya kepada masyarakat dan ahli waris, warga Desa Cikaobandung, yang telah merelakan sebagian tanah pemakaman di areal Astana Gede bergeser.

 

"Ini bangunan peneduh yang multifungsi, bisa digunakan untuk berteduh saat para ahli waris berjiarah ke makam keluarganya disini," terang Farid Maulidi sesaat sebelum gunting pita dan penandatanganan Bale Agung, di Komplek Astana Gede  di Desa Cikaobandung.

 

"Ini juga monumen bersejarah, terjalinnya kerjasama antara kita PT Wika dan masyarakat sekitar dan semoga, kehamonisan ini bisa terus berjalan hingga nanti masuki masa pemeliharaan HSR," pungkas Farid Maulidi.

 

Senada dengan Farid Maulidi, Pj. Kades Cikaobandung, Hendra Setyawan,  menyebut bangunan pendopo tersebut  bernama Bale Agung Astana Gede Tunggul Rahayu Desa Cikaobandung.

 

Kelak akan berfungsi pula sebagai musium mini.

 

"Betapa tidak, sebab nanti kita akan pasang foto-foto bukti nyata, kerja sama yang baik, dimana para ahli waris merelakan ratusan makam keluarganya ditata sedemikian rupa," terang Hendra Setyawan.

 

Sementata itu perwakilan ahli waris warga, Itang Suherman menyebut ada peristiwa panjang sebelum pendopo ini dibangun.

 

“Kita sudah merelakan makam leluhur kita direlokasi di tempat ini demi sebuah proyek nasional,” katanya.

 

"Kita sudah relakan semuanya, sebab sebelumnya leluhur kita pun kerap mendongengkan akan ada perubahan di negeri ini, rupanya dongeng itu terbukti hari ini, ya sebuah jalur kereta api cepat menerobos pemakaman mereka," tutur Itang Suherman yang dimintai tanggapannya disela acara peresmian.

 

Disebutkan Itang, makam utama para leluhur warga Desa Cikaobandung itu, awalnya memang hanya dua yakni makam KH Zaenal Abidin dan KH Zaenal Asikin. Konon menurut alkisah kedua tokoh pemuka agama Islam itu, menjadi guru mengaji anak anak warga setempat.

 

"Makanya makam utama pada pendopo yang satunya ada makam utama. Awalnya tempat ini kerap disebut Astana Mbah Guru Tonggoh," tutup Itang Suherman.

(Dayat Iskandar)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda