Grand Finalis Moka Purwakarta 2022 Intens Promosikan Kesenian Domyak ke tlTingkat Nasional. - serberita

Wednesday

Grand Finalis Moka Purwakarta 2022 Intens Promosikan Kesenian Domyak ke tlTingkat Nasional.


Kesenian tradisional domyak, khas Kabupaten Purwakarta, yang sedang dipromosikan oleh Mojang dan jajaka 2022. (Poto Dayat Iskandar)
SERBERITA.COM| PURWAKRTA - -Grand Finalis Mojang dan Jajaka Purwakarta (Moka) 2022, semakin intens mempromosikan kesenian Domyak. Kesenian domyak adalah  kesenian tradisional khas Kabupaten Purwakarta, sudah sampai ketingkat  nasional, bahkan internasional. 

Keseriusan para kawula muda pinilih asal berbagai Kecamatan  di Purwakarta itu, memang tak main main. Sebab untuk  memperagakan kesenian yang gamelannya terbilang sederhana,yang terdiri dari dog dog, angklung, dan terompet ini bukan hal mudah. 

Dibutuhkan penjiwaan ekstra saat mojang dan jajaka pinilih itu menari, mengiringi gamelan, yang konon dijamannya bernuansa magic.

Disebut bernuansa magic karena dimasa boomingnya domyak,konon dimasanya bisa dipagelarkan saat petani meminta hujan ditengah kemarau panjang. 

Beberapa narasumber, yang menyebut Domyak kerap dijadikan ritual meminta hujan, pernah diutarakan Kepala Desa Sindang Panon, Denden Pranayuda S. E, beberapa saat, sebelum keberangkatanya ke tanah suci melaksanakan Umroh. 

Dalam obrolan santai itu, Denden menyebut kesenian domyak merupakan kesenian rakyat,yang pada jamanya populer dikecamatan Bojong dan Darangdan terutama Desa Pasir angin.

,"Saat periode pertama saya menjabat Kades Sindangpanon sekitar tahun 2015,  saya menggagas buat sanggar khusus Domyak bertempat di Aula Desa. Beberapa warga dan aparat desa menjadi nayaganya. "Papar Denden Pranayudha. 

Tanpa menyebut kapan, pertama kali muncul Domyak didaerah itu, yang jelas sudah lama dan kerap digelar secara turun menurun."Saya mengambil langkah buat sanggar Domyak secara intens di Desa yang saya pimpin, atas dasar ingin melestarikan budaya rakyat yang turun temurun itu. Imbuh Denden lagi. 

Beberapa keunggulan kesenian Domyak, yang menurut Kades termuda sejabar ditahun 2015 itu, Domyak dikenal merakyat dan populer dijamanya.Bahkan saking populernya kesenian yang awalnya kerap ditampilkan dipematang sawah, saat usai panen sebagai tanda syukuran serta hiburan Domyak juga kerap dipanggil ke pesta hajatan. 

,"Para penari yang mengiringi gamelan Domyak, terdiri dari kaum perempuan muda, dan biasanya akan berpasangan dengan kaum pria yang datang mengiringinya. 

Hadirin semakin bertambah terhibur saat hentakan hentakan gamelan, semakin mendayu dayu ditambah dengan kemunculan tokoh lain, bisa bodor atau figur lain yang dianggap memberikan wejangan biasanya tokoh berloreng baju macan. 

,"Kesenian ini sangat  sederhana  bisa disuguhkan kesegala suasana, bisa pesta pernikahan, khitanan, syukuran bahkan ritual pengundang hujan, atau menolak hujan. 

,"Dalam gamelan ada juga gong, hanya saja gong yang digunakan gong kecil, yang diikat diatas media sejenis drum kecil yang dibawahnya ditaruh air, sebagai peredam gaungnya. (gong angkog) disebut demikian karena saat gong ini dipukul oleh nayaganya. Maka lempengan baja serupa gong ini akan bergoyang turun naik, dengan suara mirip gong biasa pada umumnya. "Papar Denden Pranayuda lebih lanjut. 

Disanggar Domyak,yang kini ada, nayaga yang turut mengjringi moka menari, adalah apadat desa warga kami dan sebagian lagi seniman setempat yang sudah terbiasa menabuhnya. 

,"Bagi kami sih, cukup mengapresiasi saat Moka Purwakarta 2022 turut mempromosikannya paling tidak ada kepedulian mereka akan kesenian tradisonal yang nyaris punah, untuk digali dan diperkenalkan kembali kepada publik. "Tutup Denden Pdanayuda. (Dayat Iskandar)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda