Sekolah Ekologi dan Tantangannya - serberita

Friday

Sekolah Ekologi dan Tantangannya


Kepala Sekolah Dasar Negeri 8 Ciseureuh, Nurhayati, S.Pd., M.Pd.
SERBERITA COM | 
PURWAKARTA -  Tantangan sekolah ekologi dimasa sekarang ini, tidak mudah. Banyak orang tua siswa yang meragukan dengan sekolah ekologi. 

Bila dibandingkan dengan sekolah swasta, yang lebih kekinian dengan belbagai kurikulum menagkap keadaan zaman. Bahkan, ada orang tua menilai bahwa sekolah ekologi, sekolahnya banyak diluar kelas. 

Kepala Sekolah Dasar 8 (SDN) Ciseurueuh, Nurhayati yang sekolahnya dipergunakan menjadi sekolah ekologi, menerangkan bahwa sekolah berkarakter bukan hanya di sekolah ekologi saja di SDN 6 Ciseueurh. Akan tetapi ada di 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Purwakarta, namnya sekolah model. 
Inilah, Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, kata Nurhayati, saat ditemui di sekolahnya. Lebih lanjut dia mengakatan, bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, dalam kebijakannya disetiap kecamatan ada sekolah model

Adalah sekolah berwawasan lingkungan dan ramah lingkungan dimana kurikulum dan pembelajarannya mengintegrasikan kegiatan,  memperhatikan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam dengan berbagai macam proyek dan problem solving dengan didasari perspektif kehidupan sehingga peserta didik memiliki kecerdasan ekologis. 

Tujuan lain dari sekolah ekologi, adalah mempersiapkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang selaras dengan alam sesuai dengan konsep kesinambungan. 
Sehingga peserta didik memiliki pandangan jauh kedepan tentang pentingnya kemandirian, keadilan dan hidup lebih selaras dengan kepentingan alam.

Sekolah ekologi, mulai diterapkan sejak tahun 2021, seiring bergulirnya SK dari Dinas Pendidikan Purwakarta. Tentunya banyak berbagai alasan, ada sekolah menerapkan kurikulum berbasis ekologi.

Berdirinya sekolah ekologi, yang sebelumnya bernama sekolah kahuripan, banyak dicibir dan diragukan oleh banyak pihak. Kenapa demikian, seiring perkembangan dunia teknologi, tidak sedikit orang tua berpendapat, “Piraku, rek balik deui ka tukang. Negara batur geus ka bulan:.
Artinya, tidak sedikit orang tua ketakutan sekolah di SDN 8 Cisureuh (Kahuripan) anaknya tidak bisa mengikuti perkembangan jaman. Tentunya, itu merupakan tantangan pada masyarakat modern sangat kompleks.
 Kecerdasan yang mengandalkan kemampuan intelektual saja tidak cukup untuk mengatasai tantangan kehidupan modern yang kompleks. 

“Saat ini manusia menjadi makhluk penguasa bumi sebagai alat produksi untuk menguras  sumber daya alam tanpa mementingkan keseimbangan alam tersebut” ujar Kepala SDN 8 Ciseurueh.

Dikatakannya, dalam perspektif filosofis, manusia merupakan makhluk yang memiliki hubungan dengan alam atau lingkungan, sehingga pengembangan manusia dalam proses pendidikan tidaklah terpisah dari hakikatnya tersebut. 

Hal ini berimplikasi secara praktis pada kewajiban manusia untuk selalu menjaga keselarasan, keharmonisan, dan kesinambungan dengan alam .  Lingkungan  hidup  merupakan  salah satu  isu  yang  menjadi  tantangan  tersendiri bagi dunia pendidikan. 

Berbagai   masalah lingkungan hidup sering  terjadi akibat   tingkah   laku   manusia. Alam dianggap sebagai objek kehidupan yang terus di eksploitasi oleh manusia melalui praktik pencemaran, perusakan dan berbagai tindakan buruk lainnya.

Kondisi ini merupakan cerminan dari rendahnya kesadaran ekologis masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, sekolah berbasis ekologis sangat dibutuhkan sebagai upaya dalam melakukan refleksi kritis atas kondisi tersebut. 

Dengan sekolah berbasis ekologi diharapkan  dapat  menciptakan lingkungan belajar yang ideal untuk proses pembelajaran  yang bertujuan membangun kesadaran ekologis,  sehingga peserta didik dapat tumbuh kembang sesuai kodrat dirinya, kodrat alamnya dan kodrat zamannya. 

Kemudian ada pertanyaan, seperti apa implementasi kurikulum berbasis ekologi. Implementasi kurikulum berbasis ekologi dilakukan dengan cara, mengintegrasikan pada intrakurikuler. 

Kecerdasan ekologi dibangun melalui kegiatan intrakurikuler yang terintegrasi dengan pendidikan lingkungan hidup (PLH). Proses pembelajarannya lebih menekankan pada pembelajaran berbasisi projek dan pembelajaran berbasis masalah. 

Sehingga siswa memiliki kemampuan yang holistic. Artinya, selain terintegrasi melalu pelajaran PLH dapat terintegrasi pula pada mata pelajaran lainnya seperti, matematika, IPA, IPS dan Bahasa Indonesia
mengintegrasikan pada ko-kurikuler.  

Adalah berimplementasi kurikulum berbasis ekologi sangat memungkinkan dilakukan pada kegiatan ko-kulikuler. Kegiatan ko-kurikuler ini sangat menunjang keberhasilan pada kegiatan intrakurikuler. 

Kegiatan ini dilakukan diluar jam belajar. Contoh dari kegiatan ini adalah membuat media tanam, media semai, komps, nutrisi, ecobrick, tour garden, berkunjung ke tempat pembuangan sampah, ke tempat pengelolaan sampah dan lain-lain. 

Mengintegrasikan pada ekstrakurikuler. Seperti sekolah lainnya kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan sekolah sebagai wadah bagi siswa untuk mengembangkan minat dan bakatnya selama di sekolah. 

Sekolah ekologi juga menyediakan ekstrakurikuler yang dapat menumbuhkembangkan kecerdasan ekologi diantaranya ekskul tata boga, dimana ekskul ini berkaitan dengan penunjang lainnya yang sampai saat ini di Sekolah Ekologi, belum memilki alat penunjang lainnya, baik untuk kegiatan ekskul kesenian dan ekskul olahraga.
(Akhmad Syah)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda