Setahun Pandemi, Apa Kabar Sampah Bawah Laut? - serberita

Wednesday

Setahun Pandemi, Apa Kabar Sampah Bawah Laut?

Komunitas Kulon Bestari memunguti sampah di Pantai Carita.

Oleh: Hanifah istiqomah

 

Tepat satu tahun pandemi Covid-19 memberi kisah pada kehidupan manusia. Maret 2020 diumumkan resmi masuk Indonesia, sekarang sudah April 2021 masih tetap memberi kisah yang luar biasa.

 

Pandemi membuat kehidupan menjadi berbeda, kehidupan baru mengikuti aturan penerapan guna tercipta amannya keberlangsungan hidup ke depan. Riuh gaduh membahas pandemi seperti ada yang dilupakan oleh kita, ialah sampah .

 

Contoh kecil, Pantai Carita merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup digemari oleh wisatawan lokal khususnya. Meskipun pandemi telah berlangsung selama setahun, ternyata tetap tidak  dapat membuatnya bersih dari masukan sampah wisatawan.

 

Hal tersebut terbukti dari banyaknya sampah yang didapat oleh rekan-rekan dari komunitas Kulon Bestari pada Kamis, 8 April 2021 lalu.

 

Total sampah yang mereka dapat dari kegiatan Beach Clean Up tersebut mencapai 9000 gram per luas hamparan 150 m2-nya, 45% di antaranya ialah sampah plastik sekali pakai. Kemudian 31% sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya), 14% sampah plastik daur ulang dan selebihnya adalah sampah karet dari mainan anak-anak dan sampah tekstil.

 

Sampah plastik sekali pakai masih kerap dijumpai tak hanya di tepian pantainya saja. Rekan-rekan dari Kulon Bestari yang sebelumnya pada Selasa, 30 Maret 2021 lalu sempat melakukan kegiatan Underwater Clean Up di sekitaran Pantai Carita juga banyak menemukan 65% di antaranya sampah plastik sekali pakai, selanjutnya 25% sampah berbahan karet, dan sisanya adalah sampah tekstil.

 

Penyelam dan anggota Kumonitas Kulon Bestari, Mushab Ashodiq pun berujar bahwa terbukti jelas, pandemi tetap tidak membuat daerah wisata terbebas sampah. Karena pada prinsipnya sampah tidak bisa hilang dengan sendirinya dengan cepat, butuh proses penguraian sampah yang memakan waktu.

 

Jadi, bisakah kita semua manusia mulai meminimalisir penggunaan sampah yang pada dasarnya sulit diurai terlebih ketika sampah tersebut berbahan dasar residu? Semua kembali kepada masing-masing.”  katanya.

 

Zuy Yusup selaku pemuda setempat pun menambahkan, Terus menyumbangkan sampah atau terus mencoba mengurangi masukan sampah, terkhusus pada aliran air yang menyebabkan bermuaranya ke laut.”

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda