Ada yang Tercecer Korban Gempa Karena Birokrasi Pemerintah Cianjur - serberita

Tuesday

Ada yang Tercecer Korban Gempa Karena Birokrasi Pemerintah Cianjur


Hampir rata rata, Posko Penampungan korban pengungsi gempa Cianjur, likdinya di sawah sawah
(Poto dokumen redaksi)
SERBERITA COM| CIANJUR - Pasca gempa Kabupaten Cianjur, sudah 15 hari. Namun kondisi para pengungsi masih memprihatinkan tetap seperti awal masuk tenda pengungsian, masih di sawah-sawah yang tergenang air .

Hampir rata -rata di setiap tenda pengungsian tidak ada Tenaga Kesehatan (Nakes), medis maupun paramedis sehingga pengungsi kesulitan ketika akan berobat dan pengungsi saat sakit hanya minum obat warung yang diberikan oleh warga yang berempati datang baik dari luar Cianjur maupun dari warga Cianjur, sendiri.

Persoalan lain yang dikeluhkan warga adalah, bantuan yang datang dari Pemerintah Kabupaten Cinjur, sangat birokrasi. Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) menjadi sarat pelayanan terhadap korban gempa.

Seperti di Posko Pengungsian Kampung / Desa Ciender, Kecamatan Warungkondang. Warga yang ingin mendapatkan bantuan dari pemerintah, harus datang ke Posko yang berada di Tiga Raksa.

Jarak tempuh sekitar satu kilo meter bahkan ada yang tiga sampai lima kilo meter dan harus membawa KTP dan KK.

Demikian dikatakan pekerja sosial, M. Firdaus , saat berbincang dengan pengurus Media Indonesian Online Indonesia (MIO Indonesia) Senin (5/12) dilokasi penampungan.

"Benar Pak, itu kondisi ril terjadi rata rata di tenda tenda pengungsian"tegasnya

Seperti di Cijedil, Benjot,Sukamnah, Solompot,Wangunjaya, Telaga, di Kecamatan Cugenang. Kemudian di Kampung Jati, Desa Ciherang, Ciputri, di Kecamatan, sama mengeluhkan hadirnya pemerintah dalm penanganan yang sudah 15 hari tidak ada perubahan.

Sedangkan di tenda daerah Ciwalen, Bunisari, Bunikasih, Tegalega, Ciendeur, Jambudipa Cisarandi di Kecamatan Warungkondang, sama mengeluhkan kondisi tenda yang tidak sehat karena terkena air sehubungan hujan yang terus mengguyur.

Menanggapi persoalan tersebut, Ketua Gabungan Anak Indonesia Bersatu 212 (GAIB 212) Jawa Barat, Doni Eka Putra, menyayangkan kondisi pengungsi yang tidak berubah sejak awal masuk tenda.

Pertanyaannya, dimana peran pemerintah Kabupaten Cianjur, seandinya peran relawan dan pengunjung yang berempati tidak hadir. Bagaimana nasib ribuan korban gempa yang mengungsi mayoritas di sawah-sawah tanahnya lembab bahkan berair karena diguyur hujan.

"Seandainya yang sehat saja tinggal di Posko Pengungsian, pasti akan sakit. Apalagi warga korban gempa yang mentalnya tidak stabil"ujar Doni.
(Kang Aha)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda