Uwa Dede Berharap Peran Pemerintah Hadir Dalam Masa Pandemi di Kampung Boneka Cikampek Utara - serberita

Saturday

Uwa Dede Berharap Peran Pemerintah Hadir Dalam Masa Pandemi di Kampung Boneka Cikampek Utara



WI | KARAWANG -  Kenapa disebut kampung boneka. Tentunya ada alasan kuat, ya. Karena hampir mayoritas masyarakat Kampung Mekarsari, Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kota Baru, menggantungkan hidupnya dari usaha home industri membuat boneka.

Mendengar cerita dari mulut kemulut warga sekitar. Masyarakat Kampung Mekarsari, Rukun Warga (RW) sudah lama menggeluti usaha membuat boneka.

Diawal tahun 1990, home industri  kampung boneka sudah ada. Malahan  pernah mendapat Kalpataru saat itu, karena Kampung Boneka sebagai  basis pengrajin. Sebuah penghargaan untuk bidang pengrajin.

Dede Nayudi, salah seorang  pemilik home industri di Kampung Boneka, Sabtu (19/12) menjelaskan bahwa nama besar kampung boneka tidak dirasakan sendiri dan mayoritas pelaku usaha di Kampung Boneka.

Diakuinya sejak dirinya menggeluti usaha boneka, tidak pernah ada sentuhan pemerintah, baik  peningkatan SDM melalui pelatihan maupun bantuan modal.


Dia berharap  kedepan ada semacam wadah  paguyuban atau komunitas pengrajin boneka. 

Tujuannya selain untuk  media  silaturahmi juga alat perjuangan para pengrajin.

Tambahnya, pemerintah seharusnya melihat potensi Kampung Boneka. 

Untuk tenaga kerja, warga Kampung Mekarsari, mayoritas tidak  keluar desa untuk mencari penghasilan. 

Dirumahnya paling sedikit  menyerap 10 orang tenaga kerja . Kalau  banyak order yang bekerja 25 orang.

Bisa dihitung, bila ada 100 home industri, berapa tenaga kerja yang bisa di serap.

Penghasilannya lumayan pengrajin, ada yang dibayar harian ada juga yang mingguan tergantung kesepakatan.

Namun tidak sama, ada yang dapat 300 ribu sehari dan yang terkecil 150 ribu paling kecil.


Perputaran uang di Desa Cikampek Utara, berjalan dari tahun ke tahun sejak adanya home industri. 

Maka  jangan heran bila status sosial masyarakat Desa Cikampek Utara khususnya Kampung Mekarsari, berbeda dengan yang lainnya.
 
Lelaki yang akrab dipanggil Uwa Dede ini  menambahkan, hasil produksi boneka banyak diorder oleh pengusaha  dari Jambi, Jawa Timur, Kalimantan,  Medan, Padang dan lainnya.

Diakuinya  hampir setahun, nyaris gulung tikar pengusaha home industri di Kampung Mekarsari. 

'Sejak bulan Maret, tidak pernah ada order lagi"jelasnya.

Dia berharap, peran pemerintah hadir dalam masa pandemi ini. Minimal memberikan solusi permodalan dan inovasi boneka karena home industri jelas menghidupkan ekonomi kerakyatan. (Red)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda