Ada Cerita di Rumah Sejarah Rengasdengklok - serberita

Friday

Ada Cerita di Rumah Sejarah Rengasdengklok



WI | KARAWANG  -  Rumah Sejarah Rengasdengklok sangat sederhana lapuk dimakan usia. Seakan  tidak bermakna padahal  kemerdekaan republik ini ada cerita  rumah sederhana yang sekarang ditempati cucu dari almarhum Djiaw Kie Siong, pemilik rumah. 

Saat menuju rumah Sejarah, beberapa kali bertanya ke anak muda alamat rumah sejarah,  rata-rata geleng- kepala. Dikuatkan rambu-rambu menunjukan arah jalan ke rumah sejarah tidak terlihat.

Akhirnya sampai juga, kerumah yang menjadi cikal bakal negeri ini terbebas dari penjajahan.


Sesampainya di rumah sejarah Rengasdengklok Karawang,  bertemu dengan cucu dari almarhum Djiaw Kie Siong.

Yanto bersama istrinya dan Iin,  buka warung dipinggir rumah sejarah.

Yanto banyak bercerita  tentang rumah sejarah, yang banyak dikunjungi tokoh nasional,  rumah yang dibangun katanya tahun 1920.

Tambah Yanto,  tahun ini  usia  bangunan rumah tepat berusia satu abad.   Rumah ini menjadi saksi bisu, dua tokoh  yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden, " Ya, Bung Karno dan Bung Hata ,  merumuskan kemerdekaan "tegasnya.

Pergolakan saat itu, memang lagi memanas di Jakarta. "Saya mendengar dari almarhum kakek saat masih hidup"jelasnha lagi  Yanto.

Rumah dibangun 1920.  Dua puluh lima tahun sejak dibangun, rumah ini diinjak perintis kemerdekaan  

Menjelang kemerdekaan Soekarno-Hatta, diiculik oleh golongan muda, sampai menginap di rumah ini, satu hari dua malam.

Tambah Yanto, bahwa  Soekarno dan Hata ke rumahnya,   tepat  tanggal 15 Agustus sore.

Keduanya menginap semalam. Lalu 16 Agustus menaikan bendera di Tugu Pembulatan Tekad masih di Rengasdengklok, tidak jauh dari rumah sejatah.

Dulu bernama Pos PETA, sekarang tugu pembulatan tekad.  Keduanya datang  sore, tanggal 15 kemudian  menginap semalam, rapat untuk perumusan.


Kemudian malamnya dijemput balik ke Jakarta, oleh  Achmad Soebardjo sampai di  Jakarta, 17 Agustus 1945, subuh.

Sempat  makan sahur di tempat Laksamana Maeda, kemudian  naskahnya diketik oleh Sayeti Malik.

Jam 10 pagi diproklamasikan di Jalan Pegangsaan Timur.

Rumah ini sudah lapuk dimakan usia dan kalau kelihatan bersih setiap hari di bersihkan.

Rumah ini jadi tempat tinggal dirinya namun yang depan ruang tamu dan dua kamar yang ditempati Bung Karno dan Bung Hata  tidur  tetap dibuka karena setiap harinya ada saja tamu.

Bung Karno, saat itu  menginap di kamar yang berada di kanan dari ruangan utama. berukuran sekira 4x4 meter. 

Sedangkn  Bung Hatta menempati kamar yang berada di kiri dari ruangan.

Ruang tengah digunakan untuk menyusun perumusan kemerdekaan, tepatnya di atas meja segi empat. 

Namun, barang-barang yang asli, berada di Museun Siliwangi, Bandung, Jawa Barat. 

Setelah merdeka, tempat tidur yang ditempati beliau (Bung Karno) terus peralatan yang dipakai, meja segi empat, teko dan lain-lain dibawa ke Museum Siliwangi Bandung.

Kini, Yanto meneruskan amanah dari Djiaw Kie Siong untuk 'menjaga' rumah bersejarah berusia 100 tahun itu di  Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Amanat dari kakek, harus dijaga kalau bisa peninggalan dia jangan sampai habis. Saat dia meninggal belum tahu akan bakal seperti ini.

Banyak  dikunjungi orang dari mulai orang biasa sampai tokoh nasional.

Alamat lengkap  rumah sejarah, ada di Dusun Kalijaya 1,  RT 001/009Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, 
Kabupaten Karawang.

Sejarah tinggal sejarah, karena tidak  ada sekarang kalau tidak ada  dahulu atau dalam bahasa  Sunda "Moal Aya ayeuna, lamun teu Aya baheula.

(Tasun/Akhmad Munasah)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda