Meski Azan tanpa Pengeras Suara, Tetap Banyak Jamaah Salat di Masjid Al-Karomah - serberita

Monday

Meski Azan tanpa Pengeras Suara, Tetap Banyak Jamaah Salat di Masjid Al-Karomah

Masjid Al-Karomah, Cibogogirang, Plered Purwakarta (Foto: Net)

wartaindustri.id | PURWAKARTA –
Saat ini pengeras suara telah menjadi bagian dari perangkat, yang seolah-olah wajib ada di setiap masjid. Bahkan di beberapa masjid, posisinya telah menggantikan beduk.


Namun tidak demikian dengan Masjid Al-Karomah. Demi mempertahankan wasiat dari leluhur, memilih untuk tidak menggunakan pengeras suara.


Meskipun azan dilantunkan tanpa pengeras suara, tetap saja banyak jamaah yang datang untuk menunaikan salat di masjid ini.


Masjid Al-Karomah yang berada di Kampung Cibogolembur, Desa Cibogogirang, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta ini, kalau ditilik dari bentuk konstruksinya tak jauh beda dengan masjid pada umumnya.


Perbedaan baru terasa ketika azan berkumandang. Jelas terdengar jika azan yang dilantunkan muazin di masjid yang dibangun tahun 1965 ini, tidak menggunakan pengeras suara.


Salah seorang pengurus Masjid Al-Karomah, Arif Gozali mengatakan, sejak pertama didirikan hingga sekarang masjid ini memang tidak menggunakan fasilitas pengeras suara.


Alasannya, masyarakat lebih memilih mempertahankan wasiat dari para pendahulu dibandingkan mengikuti perkembangan zaman,” katanya, seperti dilansir suara.com, Rabu (21/4/2021) pekan lalu.


Masyarakat di sini tidak keberatan dan meyakini tanpa pengeras suara juga para jemaah akan tetap datang untuk menunaikan ibadah di Masjid Al-Karomah ini.


"Alasan kedua karena belum dibutuhkan, buktinya tanpa pengeras suara pun para jemaah tetap datang untuk beribadah," imbuhnya.


Apalagi, lanjut dia, kondisi sosial di kampung ini berlatar belakang pendidikan pesantren yang para pendahulunya banyak menimba ilmu ke Syekh Tubagus Ahmad Bakri atau dikenal dengan nama Mama Sempur, yang dikenal dengan ketasawufannya.


"Masyarakat di sini masih banyak memegang erat nasihat-nasihat dari ulama yang memegang tasawuf itu sendiri," ujar Arif.


Tanpa pengeras suara, dan hanya ditandai dengan tabuhan beduk, satu per satu para jamaah berdatangan ketika waktu salat tiba. (sr/warin 03) 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda