Viral di WAG, Bapak Tua Sakit-sakitan Tinggal di Musola Terminal Situhiang - serberita

Monday

Viral di WAG, Bapak Tua Sakit-sakitan Tinggal di Musola Terminal Situhiang

Suparman, foto diambil dari video yang beredar di WAG.

wartaindustri.id | SUKABUMI -
Ramai di beberapa Grup WhatsApp (WAG) mengenai nasib malang seorang bapak tua yang sakit-sakitan tinggal di musola salah satu kantor di wilayah Terminal Situhiang Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi.


Dalam video tersebut dikatakan ada seorang kakek yang berasal dari Ciparay, diusir dari rumahnya. Kemudian terlunta-lunta di Terminal Puspahiang.


Kakek bernama Suparman itu, menderita  penyakit di leher, sejenis tumor, yang hidup terlunta-lunta. Menurut keterangan, dia memiliki anak namun diusir dari rumahnya.


Sudah tiga bulan ini Suparman tinggal di mushola Kantor YFSBBP Terminal Situhiang Jampang Kulon.


Bapak tua itu kali pertama ke situ, tidur di teras depan kantor YFSBBP. Namun Johan dan Barli yang mendiami kantor tersebut, memindahkannya ke tempat yang lebih layak, yakni di dalam mushola kantor tersebut.


Untuk makan sehari-harinya Johan dan rekan-rekannya yang memberi. Ada juga uluran tangan dari pihak-pihak yang merasa iba.


Menurut keterangan yang  beredar, bapak tua yang bernama Suparman itu, berasal dari Desa Ciparay, Kecamatan Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi.


Namun menurut Kepala Desa (Kades) Ciparay, Asep Vespa, dia tidak tahu alamat pasti orang tua tersebut. Padahal sebagai Kades Ciparay, dia tentu akan mengenalnya, kalau memang berasal dari desanya.


“Ada yang mengatakan dari Ciparay, ada juga yang menyebut dari Cilanglar, ada juga yang katanya dari Dangdeur,” ujar Asep saat mengonfirmasi keberadaan Suparman bersama aparat Desa Ciparay lainnya, Minggu (14/3/2021).


Asep menuturkan, ia datang ke lokasi tersebut setelah mendapat laporan dari teman-temannya, bahwa ada seorang kakek asal Ciparay yang sakit-sakitan terlunta-lunta di Terminal Situhiang.


Memang, lanjut Asep, Suparman mengaku pernah menikah dengan warga Ciparay.


“Tepatnya warga dari Kampung Cilempung, sekitar tahun 2015,” tambah Asep.


Oleh karena itu, dia akan mengecek tentang domisili Suparman tersebut. Sebab, lanjutnya, dia belum tahu pasti secara administratif status kependudukan Suparman.


“Apakah benar dia tercatat sebagai penduduk Desa Ciparay atau tidak? Itu dulu yang akan kami cek,” tegas Asep.


Walaupun demikian, dia tetap akan memperhatikan nasib Suparman. Seyogyanya, lanjut Asep, nasib Suparman harus menjadi perhatian semua pihak. Bukan hanya pihaknya.


“Mari kita bersama-sama untuk mengatasi penyakit yang di deritanya. Saya mohon kepada Dinas Sosial dan Dinas terkait di wilayah Kabupaten Sukabumi, provinsi, pusat. Bisa memfasilitasi untuk pengobatan Suparman ini," tegasnya

(Iim/Red)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda