Ada Pagar Melati di Rumah Sejarah Rengasdengklok Karawang - serberita

Thursday

Ada Pagar Melati di Rumah Sejarah Rengasdengklok Karawang



WI |KARAWANG - Tepatnya  alamat  rumah sejarah di
Dusun Kalijaya 1,  RT 001/009
Desa Rengasdengklok Utara, 
Kecamatan Rengasdengklok,
Kabupaten karawang.

Rumah bersejarah yang konon dibangun 1920,  menjadi cikal bakal Kemerdekaan Republik Indonedia. Namun ada pemandangan yang berbeda dalam kesederhanaan bangunan milik almarhum  Djiaw Kie Siong,  yaitu pagar melati.

Pagar khas mIlik Pemerintah Kabupaten Purwakarta, menjadi bagian di rumah sejarah. 

Yanto, Rabu (23/11) mengtakan yang membangun pagar adalah Bupati Purwakarta, saat itu, ™Kang Dedi Mulyadi' ujarnya.

Tambah dia, hampir semua tokoh nasional pernah singgah ke rumah sejarah milik kakeknya, termasuk Dedi Mulyadi,  bukan hanya memperbaiki dan. merapihkan halaman juga sering membantu keluarga Djiaw Kie Siong.


Diketahui keterangan  Dedi Mulyadi di beberapa media mengatakan, rumah singgah Bung Karno itu harus dipelihara dengan baik. Bahkan, jangan sampai kepemilikan rumah bersejarah dimiliki pihak swasta. 

Karena rumah bersejarah yang berlokasi di Rengasdengklok tersebut cukup tinggi nilai sejarahnya bagi bangsa Indonesia.

"Kami memang tertarik membeli rumah singgah itu, tetapi untuk saat ini kami hanya akan membantu perawatannya saja, dengan memasang pagar di sekeliling rumah singgah itu," kata dia.

Sementara itu, sejarah mencatat bahwa rumah milik Djiaw Kie Siong, menjadi tempat persinggahan Presiden Soekarno ketika diasingkan ke Rengasdengklok.

Peristiwa tersebut terjadi pada  15 - 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok untuk kemudian didesak mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Dari peristiwa itu, akhirnya muncul kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr Achmad Subardjo Bu dan Sukarni  dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan, sedangkan proklamasi dikumandangkan pada 17 Agustus 1945.

Beberapa tokoh masyarakat di sekitar rumah sejarah, dibuat  heran dengan luluhnya keturunan ketiga  Djiaw Kie Siong, mau menerima bantuan dari Dedi Mulyadi.

Karena bantuan dari pemerintah jarang di terima. Namun kenapa ketika Dedi Mulyadi, membantu termasuk memugar pagar dengan pagar melati, tidak melarang.
(Tasun/Red)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda