 |
| Kepsek MTs Negeri 1 Purwakarta, Uung Ma'sum. (Foto: WI 02) |
wartaindustri.id | PURWAKARTA – Sejak lima tahun lalu Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Purwakarta membuat kurikulum pesantren yang kemudian dikembangkan, sebagian siswanya mondok dengan tambahan pelajaran agama khususnya pelajaran Tahfiz.
Itulah sebabnya (MTs) Negeri I Purwakarta menjadi salah satu sekolah yang
jadi pilihan orang tua siswa di
perkotaan, yang ingin putera-puterinya
mondok dan merasakan belajar dalam suasana pesantren.
Kepala
Sekolah (Kepsek) MTs Negeri 1
Purwakarta, Drs. Uung Ma'sum, mengatakan kurikulum pesantrenan, yang
dimulai lima tahun ke belakang menjadi cikal bakal adanya program mondok
bagi siswa.
“Ini semta sesuai kebutuhan wilayah
kota. Untuk di daerah, program mondok kurang tepat karena bertebaran pondok
pesantren,” katanya, di ruang kerjanya, Kamis (1/4/2021).
Kepsek yang
baru menjabat satu bulan ini,
punya target untuk siswanya menjadi
tahfidz.
"Untuk
tahfidz saat ini, baru bisa menghapal 11 juz dari 30 juz," ucapnya.
Targetnya,
sisa masa kerja yang tinggal tiga tahun setengah lagi pensiun, harus ada siswa yang bisa menghapal
Alquran 30 juz.
Sedangkan
untuk kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka, katanya, pemerintah pusat sudah memberikan
kewenangan kepada daerah.
"Itu
kan kebijakannya yang punya daerah. Tapi, intinya rasa jenuh siswa, guru, dan orang tua siswa sudah ingin ada KBM tatap muka dalam new normal dan tetap mematuhi
protokol kesehatan," tegasnya.
(Warin02)
