serberita: Wisata dan Kuliner
Showing posts with label Wisata dan Kuliner. Show all posts
Showing posts with label Wisata dan Kuliner. Show all posts

Saturday

Hari Ketiga Lebaran, Wanayasa Kembali Macet Sejak Siang

Awal kemacetan di Wanayasa pk. 14.00 WIB, baru macet searah dari Timur ke Barat. (Foto: W-03)

wartaindustri.id | PURWAKARTA –
Hari ketiga Lebaran, Sabtu (15/5/2021) Jalan Wanayasa kembali macet oleh kendaraan yang pulang piknik dari daerah Subang dan Bandung.


Jalan Wanayasa yang menghubungkan Pasar Rebo di Kabupaten Purwakarta dengan Sagalaherang dan Jalancagak di Kabupaten Subang tersebut, selama ini menjadi jalan "liliwatan" untuk para wisatawan yang akan piknik ke Ciater (Subang), Tangkubanparahu, Lembang (Bandung Barat), dan sekitarnya.

 

Kebanyakan para wisatawan lokal yang berasal dari Purwakarta, Karawang, Bekasi dan sekitarnya.

 

“Saya dari Cikarang, Kang,” kata Firmansyah, yang sedang beristirahat di trotoar area Situ Wanayasa.

 

Ia bersama dengan teman-temannya akan piknik ke Ciater berombongan dengan menggunakan sepeda motor.

 

Sejak subuh sudah banyak kendaraan yang melaju ke arah Subang. Tidak membuat kemacetan, karena mereka tidak berjalan beriringan. Jika pun ada, itu kebanyakan rombongan sepeda motor.

 

Sebagian dari mereka, beristirahat di Situ Wanayasa dan Alun-alun Wanayasa. Sehingga sejak pagi, kedua tempat tersebut tampak ramai.

 

Barulah pada siang hari, saat pulang piknik, mereka pulang hampir bersamaan. Itulah yang menyebabkan kemacetan di Jalan Wanayasa.

 

Pada hari ini (Sabtu – red) kemacetan dimulai sejak pukul 14.00 WIB. Lebih awal dari sehari sebelumnya (Jumat), yang dimulai pukul 15.00 WIB.

 

Awalnya, mobil tersendat dari Situ Wanayasa sampai Desa Babakan, sekitar dua kilometer. Namun titik kemacaten bertambah di daerah Galian, karena sebagian kendaraan dari arah Subang menggunakan jalan alternatif lewat Kampung Gandasoli, yang pintu keluarnya di Galian.

 

Sampai pukul 16.00 WIB kemacetan terjadi di dua arah, yang sebelumnya hanya dari arah Subang. Kini kemacetan juga terjadi dari arah sebaliknya.  Hanya tidak separah yang dari arah Subang.

 

Diperkirakan kemacetan akan berlangsung sampai selepas Isa, lebih lama dari kemarin yang berlangsung sampai selepas Magrib.

 

Diperkirakan, kemacetan serupa akan terjadi pada hari Minggu besok.

 

“Ini mah belum seberapa, Kang. Kemungkinan besok mah lebih dari ini, hari Minggu atuh. Biasana ge kitu,” kata Edi, pedagang yang biasa mangkal di Alun-alun Wanayasa. (warin 03) 

Thursday

Wisata Industri Karawang Bisa Berkembang, Syaiful Huda: “Asal Ada Inisiatif dan Terobosan Pemda”

Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda. (Foto: MDS)

wartaindustri.id| KARAWANG –
Agar wisata industri di Kabupaten Karawang bisa berkembang, perlu ada inisiatif dan terobosan-terobosan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang.


Demikian dikatakan Ketua Komisi X DPR RI, H. Syaifu Huda,  dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di  Hotel Mercure, Rabu (29/4/2021).


Karawang memiliki kawasan industri yang sangat besar, dan ini sangat potensial untuk dijadikan sebuah wisata industri. Untuk mewujudkan itu, perlu ada inisiatif dan terobosan-terobosan dari pemerintah daerah,” katanya.


Tambah Syaiful Huda, tidak mudah untuk mewujudkan konsep itu.  Kuncinya adalah inisiatif pemerintah daerah berkolaborasi dengan industri.


“Yang bisa dikembangkan apa saja sesuai dengan basis industri yang ada, tidak harus setiap hari tapi bisa seminggu sekali dibuka, hingga akhirnya anak-anak atau masyarakat umum mengetahui keberadaan wisata industrinya,” ucap Huda.


Menurutnya,  di negara-negara yang memiliki industri-industri besar oleh pemerintah dimanfaatkan menjadi wisata edukasi.


“Di negara-negara lain ketika ada korporasi besar, kawasan industri besar, di situ sekaligus ada wisata edukasi. Masyarakat bisa tahu persis, yang selama ini susah akses, jadinya masyarakat bisa belajar banyak di situ,” katanya lagi.


Dikatakan Huda, untuk mewujudkan itu semua butuh langkah-langkah inisiatif dan terobosan. Meskipun tidak gampang, tetapi dia meyakini bahwa Pemkab Karawang bisa.


Memang tidak mudah, lanjutnya, untuk mewujudkan itu membutuhkan kesabaran dan ketelatenan merangkai satu-satu jejarang baru.


“Tetapi saya meyakini karena ini menggunakan institusi pemerintah dalam hal ini Pemda, mestinya seluruh elemen, entitas yang ada di Karawang tunduk dengan apa yang menjadi bagian dari pengembangan Pemerintah Daerah,” tuturnya.


Politisi PKB dari Dapil Karawang, Purwakarta, dan Kabupaten Bekasi ini, meyakini bila konsep itu bisa terwujud,  akan menjadi  wahana ekonomi kreatif  bagi masyarakat Kabupaten Karawang. (MDS/Warin)

Friday

Wagub Jabar Resmikan Karedok sebagai Desa Wisata


wartaindustri.id SUMEDANG -
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meresmikan Desa Karedok, Kecataman Jatigede, Kabupaten Sumedang sebagai Desa Wisata, Kamis (8/4/2021).

 

"Pemda Provinsi Jabar berusaha meningkatkan ekonomi secara merata. Setiap daerah harus ada progres, antara lain dengan desa wisata," kata Pak Uu --sapaan Wagub Jabar.

 

Desa Karedok menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Salah satunya adalah upacara-upacara adat yang bisa memikat wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Mulai dari Ngabeungket, Tutup Buku Guar Bumi, sampai Mapag Sri.

 

Selain itu, Desa Karedok memiliki cerita rakyat yang dapat memikat wisatawan untuk berkunjung, yakni menyajikan kuliner karedok, mulai dari karedok leunca, karedok terong, sampai karedok kacang panjang.

 

 Menurut Pak Uu, Desa Karedok pun memiliki homestay yang nyaman buat wisatawan. Dengan begitu, ia optimistis wisatawan akan betah tinggal di Desa Karedok.

 

"Ada homestay, rumah-rumah dipakai istirahat wisatawan. Sehingga wisatawan betah datang ke situ, terutama wisatawan keluarga," ucapnya.

 

Pak Uu pun menuturkan, desa-desa di Jabar memiliki potensi wisata yang besar. Pemandangan indah dan kekayaan budaya menjadi salah satu daya tarik desa-desa di Jabar.

 

Oleh karena itu, kata Pak Uu, Pemda Provinsi Jabar menargetkan setiap kabupaten/kota di Jabar memiliki 10 desa wisata.

 

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga (Disparbudpora) Kabupaten Sumedang Hari Tri Santosa, menyebut pembentukan desa wisata merupakan implementasi pembangunan yang dilakukan lewat pendekatan bottom up.

 

Hari pun meminta Pemda Provinsi Jabar untuk meningkatkan dan memperbaiki aspek 3A, yakni

aksesibilitas, amenitas, dan atraksi (aspek 3A), di Desa Wisata Karedok.

 

"Ada kerajinan tangan dari bambu, batok kelapa, belum lagi kuliner, hingga atraksi kesenian adat yang dapat ditampilkan," ucap Hari.

 

Kepala Desa Karedok Intab Wikarya Putra berharap dengan peresmian tersebut, kesejahteraan dan perekonomian di desanya akan meningkat.

 

"Dengan adanya pembangunan desa wisata, ini adalah pemanfaatan potensi yang ada," katanya.

 

"Dengan semangat tinggi kerja keras, kuat, dan kerja ikhlas, tetap bersemangat warga Desa Karedok swadaya untuk membentuk desa wisata dan desa mandiri," imbuhnya. ((Hms Jbr/Warin)

Empat Daerah di Jabar yang Paling Banyak Dikunjungi Wisatawan

Pantai Karapyak di Kabupaten Pangandaran. (Foto: Net)

wartaindustri.id | BANDUNG –
Ada empat daerah di Jawa Barat (Jabar) yang paling banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.


Keempat daerah itu adalah Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan Kabupaten Garut.


Hal itu berdasarkan data yang dirilis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jabar, seperti yang dilansir Antara, Jumat (2/4/2021).


Lebih lanjut Disparbud mengungkapkan, total ada 35.609.459 wisatawan yang telah berwisata ke berbagai objek wisata di Jabar sepanjang tahun 2020.


"Provinsi Jawa Barat kaya akan potensi wisata yang tersebar di 27 kota dan kabupaten. Pariwisata juga diharapkan menjadi tumpuan bangkitnya perekonomian di Jabar yang sempat anjlok akibat pandemi Covid-19," kata Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik.


Berikut empat daerah di Jabar yang menjadi tujuan favorit para wisatawan.


Pertama, Kabupaten Pangandaran. Kabupaten Pangandaran menjadi tujuan favorit para pelancong yang ingin menikmati keindahan pantai dan wisata alam lainnya.


Berdasarkan catatan Disparbud Jabar ada 3.939.992 wisatawan yang datang selama tahun 2020 lalu.


Adapun sejumlah objek wisata paling banyak dikunjungi yakni, Pantai Karapyak, Pantai Pangandaran, Pantai Batu Hiu, Citumang Bodyrafting, Cukang Taneuh dan Green Canyon.


Yang kedua ialah Kabupaten Bandung Barat. Wilayah yang terletak di utara Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah paling banyak dikunjungi wisatawan selama 2020.


Disparbud Jabar mencatat ada 3.440.529 wisatawan baik domestik atau mancanegara.


Sejumlah objek wisata yang sering dikunjungi dan diunggah lewat media sosial antara lain, Maribaya Natural Hotspring, The Lodge Maribaya, Dago Dream Park, Farm House, Floating Market dan The Great Asia Afrika.


Yang ketiga Kota Bandung. Kota Bandung ialah Ibu kota Jabar yang sudah dikenal sebagai salah satu daerah favorit wisatawan.


Lokasinya yang strategis memberi kemudahan bagi wisatawan yang ingin sekadar menikmati kuliner khas Kota Kembang, berbelanja, atau sebagai daerah transit menuju objek wisata.


Disparbud Jabar mencatat, Kota Bandung jadi daerah yang dikunjungi 2.431.290 wisatawan pada tahun lalu.


Yang terakhir ialah Kabupaten Garut. Daerah yang berjarak sekitar 50 kilometer dari pusat Kota Bandung, Kabupaten Garut jadi salah satu daerah yang punya daya tarik bagi wisatawan.


Adapun daerah yang dikenal dengan camilan dodol ini punya variasi objek wisata yang beragam. Dari mulai area pegunungan hingga pesisir pantai yang eksotik.


Sepanjang tahun 2020, Kabupaten Garut telah dikunjungi oleh 1.907.007 wisatawan domestik dan mancanegara.


Sejumlah destinasi wisata yang terfavorit antara lain, Kawasan Wisata Cipanas, Kawah Darajat, Pantai Santolo, Pantai Rancabuaya, dan Situ Bagendit. (ant/warin 03)

Monday

Kisah Carita, Pantai, Kulon Bestari dan Sampah

Bersih-bersih sampah di Pantai Sukajadi, Carita, Pandeglang. (Foto: Ist.)

Penulis: Hanifah Istiqomah


Sukajadi merupakan desa yang letaknya cukup strategis. Memiliki garis pantai sepanjang 2,73 km menjadikan desa ini sebagai desa wisata. Namun hal tersebut membuat desa yang berada di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang ini, menjadi desa dengan lingkungan rentan tercemar sampah.

 

Sampah rumah tangga mendominasi desa ini, karena belum adanya Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) dan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA). Selain itu banyaknya jumlah wisatawan menambah jumlah asupan sampah di desa ini.



Hanifah (kanan) sedang mengedukasi warga. (Foto: Ist.)

Banyaknya warga yang membuang sampah pada aliran sungai membuat sampah banyak terkumpul di muara laut. Kemudian bertemu dengan sampah wisatawan dan sampah laut lainnya, membuat jumlah sampah di desa ini cukup banyak.

 

Banyaknya sampah di desa tersebut membuat teman-teman Komunitas Kulon Bestari melakukan beberapa gerakan sejak bulan Januari 2021. Di antaranya Beach Clean Up, Edukasi Sekolah, Edukasi Warga (Door to Door dan Workshop) dan kegiatan lainnya. Pelaksanaan Beach Clean Up, dilakukan setiap bulan.

 

Dari data yang terkumpul terlihat  bahwa sampah yang mendominasi pada sekitaran pantai adalah 60% yakni sampah popok dan pembalut, selanjutnya adalah sampah plastik sekali pakai sebanyak 30%, dan 10%  adalah gabungan sampah lainnya.

 

Kegiatan dilakukan dengan melibatkan beberapa gabungan komunitas Kulon Bestari, KOMPAK (Kelompok Konservasi Masyarakat Pegiat Lingkungan), MAB  (Mata Air Banten), dan beberapa siswa dari SMA setempat.

 

Edukasi sekolah atau dikenal dengan BERTAUT sudah dilakukan sebanyak tiga kali. Dilakukan per setiap bulan, sampai saat ini sudah di BERTAUT 3.0 dengan jumlah total siswa yang teredukasi sebanyak 201 siswa.

 

Selain edukasi sekolah dilakukan pula edukasi kepada warga setempat. Edukasi warga terbagi dua, Door to Door dan Workshop. Total warga yang sudah teredukasi 100 warga di Dusun Pagedongan dan Dusun Kasepen.

 

Edukasi yang diberikan lebih dititik beratkan pada “menghindari pembuangan sampah di aliran air” dan “pengurangan sampah plastik”.

 

Gabungan komunitas yang perduli kebersihan Pantai Sukajadi.

Kulon Bestari bersama KOMPAK dan Komunitas Rehabilitasi Pandeglang menyelenggarakan Workshop di Dusun Pagedongan  dengan tema pengelolaan sampah secara berkelanjutan pada Jum’at (26/3/2021).

 

Pembicara pertama dari perwakilan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Banten, Lukmanulhakim.

 

Dia menanggapi permasalahan sampah Desa Sukajadi serta menyampaikan tindak lanjut dan arahan kepada peserta untuk tetap konsisten menjaga lingkungan. Disampaikan juga sedikit bagaimana cara pembentukan Bank Sampah yang dapat dikelola secara mandiri oleh pemuda setempat.

 

Pembicara selanjutnya rekan dari Komunitas Rehabilitasi Pandeglang, Fikri Al Jufri. Fikri  merupakan penggagas dan ketua komunitas tersebut, menjelaskan bagaimana mereka mengatasi permasalahan sampah di daerah sekitar mereka.

 

Fikri juga menegaskan berulang-ulang bahwa “Banten bukan menara sampah”. Oleh karenanya sejak 2017 lalu hingga kini Fikri bersama teman-temannya aktif mengatasi sampah dengan membuat ecobrick yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain.

 

“Perlu keseriusan dan keberlanjutan dalam upaya mengatasi permasalahn sampah,” ujar Fikri.


Lanjut fikri, penting dilakukannya kolaborasi yang bersinergi  antara komunitas dan stakeholder yang ada, namun bukan sekadar seremonial semata.

 

Edukasi kepada masyarakat juga harus terus dilakukan agar masyarakat mampu mempersiapkan diri untuk selanjutnya pembentukan TPS (Tempat Pembuangan Sampah), 3R (reduce, reuse dan recyle).

 

“Hal tersebut guna menjadikan masyarakat lebih mandiri dalam mengelola sampah dan menjaga lingkungan, pungkasnya. (Red)


*Hanifah Istiqomah, penulis, tinggal di Pandeglang, Banten.

Saturday

Ambu Anne Jajal Jalur Campaka-Bungursari yang Bakal Jadi Rute Baru Gowes


wartaindustri.id | PURWAKARTA –
Rencananya bakal ada rute baru bersepeda di Purwakarta, terutama buat para pecinta gowes, yakni jalur Campaka-Bungursari.


Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, bersama unsur Forkompinda dan pejabat di lingkungan Pemkab Purwakarta,  menjajal  rute tersebut dengan menggunakan sepeda, Jumat (26/3/2021).


“Tentu saja kualitas jalannya di sepanjang jalur tersebut akal ditingkatkan. Nantinya akan dijadikan rute bagi pesepeda dan diangkat menjadi lokasi pariwisata,” kata Ambu Anne, sapaan karib Bupati Purwakarta, seusai bersepeda menjajal jalur tersebut.


Wilayah Campaka – Bungursari akan menjadi rute baru bersepeda, setelah rute lainnya yakni rute Kecamatan Purwakarta dan jalur Wanayasa - Kiarapedes.  


Menurut Ambu Anne, jalur Campaka – Bungursari panjangnya sekitar 16 kilometer, sangat menarik dan representatif bagi pesepeda atau pecinta  gowes.


Jalur Campaka - Bungursari menyuguhkan pemandangan alam yang indah," imbuhnya.


Namun demikian,  pemerintah daerah masih memiliki pekerjaan rumah (PR) untuk meningkatkan kualitas jalan di jalur tersebut. Dan akan  diupayakan masuk pada Anggaran Perubahan Tahun 2022.


“Hari ini kita sudah uji coba meski beberapa titik harus ada peningkatan jalan dan kita akan usahakan di Anggaran Perubahan Tahun 2022,” ujarnya.

 

Bupati berharap, dengan  ditingkatkannya kualitas jalan di jalur  Campaka - Bungursari, jalur tersebut bisa dimanfaatkan para pecinta sepeda dan menjadi jalur alternatif.

 

"Sehingga pencinta gowes tidak hanya memanfaatkan jalur di perkotaan atau jalur Wanayasa – Kiarapedes," harapnya. (Warin 02)

Friday

Bupati Purwakarta Cek Persiapan Pengelola Bioskop Terapkan Prokes

Ambu Anne mengecek kesiapan bioskop untuk buka.

wartaindustri.id | PURWAKARTA -
Anne Ratna Mustika selaku Ketua Satgas Penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional tingkat Kabupaten Purwakarta mengecek persiapan pengelola bioskop di Sadang Terminal Square (STS) Purwakarta dalam menerapkan protokol kesehatan, Jumat  (12/3/2021).

 

Dalam kesempatan tersebut, Satgas Covid-19 melakukan assessment atau penilaian kaitan dengan permohonan yang diajukan pengelola CGV untuk membuka kembali bioskop.

 

"Memang beberapa bulan yang lalu pihak pengelola CGV sudah mengajukan surat ke Satgas Penanganan Covid-19 dan Percepatan Pemilihan Ekonomi Nasional Kabupaten Purwakarta kaitan dengan ingin dibukanya kembali atau operasional dari CGV," ujar Ambu Anne, sapaan karib Bupati Purwakarta di STS Purwakarta.

 

Ia dan jajarannya, meninjau langsung persiapan yang dilakukan pihak pengelola Bioskop CGV dalam penerapan prokes Covid-19. Namun demikian, Ambu Anne menyebutkan pengecekan tersebut baru merupakan langkah awal.

 

"Jadi ini baru awal daripada pengecekan masih ada tahap-tahap harus dilalui oleh pihak pengelola," ujarnya.

 

Menurutnya, jika semua prosedur administrasi sudah selesai, kemudian dibangun komitmen penerapan protokol kesehatan Covid-19. Sebelum itu akan dipastikan kembali kesiapan sistem prokes Covid-19 di dalam bioskop CGV STS Purwakarta. Apakah sudah sesuai dengan yang pemerintah harapkan?

 

Bupati juga menyebutkan pro ke di CGV STS Purwakarta sudah sesuai akan diuji selama 14 hari setetah PPKM Mikro tahap ketiga ini berakhir.

 

"Kita akan uji coba selama 14 hari. Kita akan membuat posko terpadu nanti di sini, akan ada jajaran TNI-POLRI dan Satpol-PP yang akan terus mengawasi dalam pelaksanaannya nanti dan tentu jam operasionalnya juga," kata Ambu Anne. (Red)

Thursday

Selfie, Solusi Cerdas Bangkitkan Wisata Kolam Renang

Hj. Dedah di salah satu tempat selfie di kolam renangnya (Foto: Dyt)

wartaindustri.id | PURWAKARTA -
Terpuruknya dunia wisata, sebagai salah satu dampak dari pandemi Covid -19 di Kabupaten Purwakarta, ternyata tak bisa dianggap enteng. Tak sedikit destinasi wisata buatan yang syarat invetasi, seperti bisnis kolam renang, turut terdampak. 


Namun tak semua pengusaha yang eksis di wisata kolam renang menyerah begitu saja. Salah satunya adalah Taman Kolam Renang Ohana, yang berlokasi di Kecamatan Plered.


Situasi pandemi malah membuatnya terpacu untuk terus membenahi wahana kolam renangnya,  yang kini tampil beda.


Hj. Dedah dan suaminya, H. Hasan Retno, sang kreator kolam renang Ohana Plered, berkata blak-blakan ihwal upayanya untuk keluar dari keterpurukan bisnis kolam renang, yang terdampak Covid-19.


"Solusinya benahi wahana kita (kolam renang-red), misalnya ditambah dengan fasilitas selfie. Yah, tambah investasi sih," terang Hj. Dedah, Kamis (11/3/2021).


Soal menurunnya jumlah kunjungan wisatawan renang yang berada di Desa Babakansari, Kecamatan Plered itu, memang tak dipungkirinya.

 

“Tapi di tengah sepinya pengunjung, kita manfaatkan waktu untuk terus berbenah,” papar Hj. Dedah yang diamini H.Hasan.

 

Berkat input dari pengunjung tetapnya, yang kini sudah masuki level menengah ke atas, maka muncullah inpirasi untuk membuat wahana selfie lebih dari biasanya. Outputnya, kini keindahan dan kenyamanan wahana Kolam Renang Ohana tampak semakin segar.

 

Di setiap sudut kolam sudah berdiri fasilitas selfie, yang paling tidak akan membuat pengunjung betah.

 

Di tempat terpisah, Kabid Pariwisata Pemkab Purwakarta, Acep Yulimulya sebelumnya sempat mengeluhkan situasi dunia wisata yang terdampak pandemi Covid-19.

 

“Namun kita tidak boleh menyerah dengan keadaan saat pandemi ini. Semua pelaku pariwisata harus terus berinovasi,” katanya.

 

Sementara, pihaknya dari sisi birokrasi terus berbenah agar semua sektor pariwisata dapat menerapkan prokes  sesuai dengan panduan Cleanless, Healthy,Safety, dan Environment (CHSE) dan mendapat sertifikat tersebut,  yang telah dikeluarkan oleh Kemenparekraf RI.

 

“Untuk itu, kami bersyukur dengan banyaknya kreatifitas para pengelola wisata, baik alam terbuka dan wisata buatan yang tak gampang menyerah,” tambahnya.

 

Intinya, lanjut Acep, pihaknya selaku pemerintah tetap menjadi fasilitator, regulator, dan motivator dengan selalu mengingatkan agar pengusaha selalu terapkan protokol kesehatan.

 

“Soal perbaikan fasilitas, itu kembali kepada pengusahanya untuk memberikan kenyamanan kepada customer. Yang utama tetap semangat dan jangan mudah menyerah pada keadaan," ujar Acep Yulimulya.

 

Dia mengaku selalu memantau dan agar menerapkan prokes kepada anggota pengelola wisata dan restoran di Purwakarta. (Dayat Iskandar) 

Wednesday

Pariwisata Solusi Percepatan Pemulihan Ekonomi


wartaindustri.id | PURWAKARTA -
Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Purwakarta, Acep Yulimulya berpendapat, sektor pariwisata bisa menjadi salah satu andalan untuk pemulihan dan pendongkrak perekonomian masyarakat di masa pandemi.

 

Menurutnya, pembukaan destinasi wisata bisa menjadi bagian dari solusi untuk pemulihan ekonomi. Dengan kata lain, dengan dioperasikannya kawasan wisata, bukan berarti bagian dari masalah di masa pandemi ini.

 

"Sebenarnya, dengan dibukanya kembali kawasan wisata, itu bisa menjadi bagian dari pemulihan ekonomi sesuai yang diamanatkan Kepres nomor 82 tahun 2020 tentang percepatan pemulihan ekonomi," kata Acep, Rabu (10/3/2021).

 

Namun demikian, tentunya pembukaan pariwisata di tengah pandemi ini harus tetap mengacu pada protokol kesehatan sesuai arahan pemerintah. Pengelola pariwisata pun didorong untuk mendapat sertifikat CHSE sebagai jaminan kepada wisatawan.

 

Acep menjelaskan, saat ini di wilayahnya tercatat ada 62 destinasi wisata. Dari jumlah tersebut, 30 di antaranya merupakan lokasi wisata alam dan buatan. Selebihnya, itu wisata religi, edukasi dan kuliner. Di masa pandemi ini, kata dia, hanya 50 persennya saja yang beroperasi.

 

Ia juga menyadari, mewabahnya Covid-19 ini memaksa para pengelola wisata untu menghentikan sementara operasionalnya. Dengan kondisi ini, pihaknya merasakan betul bagaimana perekonomian masyarakat menjadi lesu.

 

Acep menambahkan, sejauh ini jajarannya terus berjibaku untuk membangun kekuatan di sektor pariwisata. Salah satu upayanya, yakni dengan mendorong masyarakat supaya lebih peka menggali potensi ekonomi di sektor wisata yang ada di wilayah mereka.

 

"Sejauh ini, potensi ekonomi dari pengembangan wisata cukup menjanjikan. Nah, potensi-potensi ini harus dikelola dengan maksimal, baik oleh pemerintah desa maupun masyarakat sekitar. Tugas kami sendiri, tak lain dengan mendorong supaya lebih berkembang," kata dia.

 

Menurut dia, jika sektor wisata ini bisa dikelola secara maksimal, dipastikan akan berimplikasi terhadap perekonomian warga di desa itu sendiri. Untuk itu, pihaknya akan terus berupaya membantu mendorong supaya masyarakat bisa mengembangkan seluruh potensi agro bisnis di sektor wisata itu.

 

Adapun upaya yang selama ini telah dilakukannya, kata dia, salah satunya dengan melakukan sosialisasi dan pembinaan langsung ke masyarakat. Dalam sosialisasi ini, masyarakat didorong untuk lebih kreatif. Misalnya, dalam hal pengembangan ekonomi kreatifnya.

 

Pihaknya meyakini dengan memaksimalkan peran serta pemerintahan desa dan masyarakat dipastikan akan berdampak pada peningkatan roda perekonomian masyarakatnya. Sehingga, secara otomatis perputaran uang di desa tersebut juga akan semakin masif.

 

"Dari wisata, itu akan melahirkan ekonomi kreatif di masyarakat. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat pun dipastikan meningkat," demikian Acep. (Red)

Kiprah BMMK: Dari Asuransi Kematian Hingga Upaya Libatkan Seniman dalam Kegiatan Perusahaan

Ketua BMMK, Pendi Anwar (tengah).

wartaindustri.id| KARAWANG –
Budaya merupakan jati diri suatu bangsa. Setiap daerah di Indonesia mempunyai budaya yang khas, menjadi ciri mandiri daerahnya. Bahkan turut mengangkat citra daerah tersebut ke level yang lebih tinggi.

 

Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Karawang. Kabupaten yang dikenal dengan julukan Lumbung Padi, yang juga kini mengukuhkan dirinya sebagai Kota Industri itu, dikenal pula kental dengan seni budayanya.

 

Dibutuhkan orang-orang yang peduli pada keberadaan dan perkembangan seni budaya, agar penanda jati diri mandiri itu tidak tergerus arus perubahan yang semakin cepat ini. Tantangan yang tidak ringan memang.

 

Dan salah seorang yang mempunyai kepedulian terhadap  seni dan budaya di Kabupaten Karawang adalah Pendi Anwar. Karena itulah  dia didaulat menjadi Ketua Badan Musyawarah Masyarakat Karawang (BMMK) yang awalnya bernama  DKK (Dewan Kesenian Karawang).

 

Banyak terobosan yang dilakukannya selama menakhodai BMMK.  Tujuannya, agar para penggiat seni dan budaya mampu bertahan dan terus menggali potensi seni budaya di Karawang. Minimal kekhasan Kabupaten Karawang tetap eksis dan tidak mandek melahirkan seniman-seniman yang baik serta identik dengan Kabupaten Karawang.

 

Memang selama ini banyak seniman lokal Karawang yang mampu menasional. Ambil contoh saja Cecep Supriyadi, Ijah Hadijah, Ali Saban, dan Ijem. Saat itu dengan keterbatasannya, mereka mampu membawa nama Karawang mencuat melalui seni.

 

“Karawang  juga kaya akan peninggalan sejarah dan ragam seni budaya yang belum terangkat,” kata Pendi Anwar saat berbincang dengan wartaindustri.id, di kantornya, akhir pekan lalu.

 

Lantas Pendi Anwar, yang juga Ketua DPRD Karawang ini, bertutur ihwal beberapa kiprahnya selama memimpin BMMK.

 

Gagasan teranyarnya adalah memberikan asuransi kematian kepada penggiat seni budaya di Karawang.

 

Asuransi itu, tuturnya, diberikan untuk membantu seniman Karawang jika terjadi musibah kematian.

 

“Ya, kematian adalah kepastian. Maka, baru itu yang baru bisa kami lakukan, minimal keluarga yang ditinggalkan tidak terlalu repot,” katanya.

 

Untuk mendapatkannya pun sangat mudah. Caranya, penggiat seni budaya di Karawang mengakses situs BMMK, lalu mendaftar melalui daring ke BMMK.

 

“Sudah ada  1.062 seniman hasil kurasi yang berhak mendapatkan asuransi dari PT Taspen untuk tahun 2021,” tambahnya.

 

Data seniman yang mendapatkan asuransi berdasarkan data by name by address.

 

“Kalau tidak salah ada 30 kategori seniman yang masuk dalam data,” imbuhnya lagi.

 

Bukan jumlah yang sedikit memang. Tapi programnya itu  harus terus berlanjut.

 

Dia berharap semua pihak, terutama pelaku usaha di Karawang, harus hadir untuk  BMMK yang di dalamnya ada para penggiat seni dan budaya.

 

Minimal, ungkapnya, hadirnya banyak perusahaan di kota yang dulu berjuluk Lumbung Padi ini, bisa melibatkan penggiat seni budaya serempat.

 

“Misalnya,  ketika ada anniversary perusahaan atau hari besar nasional, libatkan mereka!" tegasnya.

 

Itulah, katanya, salah satu keluhan penggiat seni budaya di Karawang.

 

“Mereka tidak pernah diberi panggung oleh perusahaan yang kini hadir di Kabupaten Karawang. Ironis memang,” tegasnya lagi.

(Akhmad Munasah/Asep)

Ad Placement


Copyright © serberita

Teknologi